09 | laut jadi saksi

83 16 0
                                    

"Bumi adalah kitaaku cakrawala dan kau bentalakita adalah atma yang takkan pernah di izinkan bersatu bagai arunika"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bumi adalah kita
aku cakrawala dan kau bentala
kita adalah atma yang takkan pernah di izinkan bersatu bagai arunika"

_______________________________________________

• • ✐ᝰ.ᐟ • •

Sepanjang perjalanan, Christy menolak menjawab semua pertanyaan Tian. Gadis itu terus bungkam, hanya sesekali mengeluarkan desisan penuh kebencian. la bahkan tak berkomentar ketika mobil yang mereka tumpangi memasuki pelabuhan dibilangan Jakarta Utara.

Tak ada yang menarik di sana, selain kontainer-kontainer yang tersusun, juga suara kapal dari kejauhan. Biasanya, Christy dengan senang hati menghirup bau asin air laut, tapi kali ini tidak sama sekali. Alih-alih menikmati, otaknya justru berputar memikirkan cara untuk mendorong Christian ke laut lepas.

Biar aja ini playboy satu hanyut di laut jawa.

"Turun," kata Tian seraya melepaskan ikatannya pada kursi Christy. Tidak membiarkan Christy membantah, Tian melanjutkan kalimatnya. "Kalau nggak mau turun, gue gendong lo."

Mata Tian berbinar senang saat Christy melompat turun. "Gitu dong nurut."

Mereka berjalan beriringan menuju pinggir laut, membiarkan angin laut membelaai wajah keduanya. Rambut Christy berterbangan tidak gadis itu hiraukan, ia hanya perlu tahu alasan Tian membawanya ke sini.

"Pas banget, sebentar lagi sunset," gumam Tian seraya menatap langit yang berwarna jingga.

"Nggak usah sok romantis deh," Christy berdecak sebal. "Lo ngapain ngajak gue ke sini?"

Tian menerjapkan matanya sekali. Sebenarnya, pemuda garang itu sekilas terlihat seperti anak kecil yang polos, namun sayang Christy sama sekali tak peduli. Sejak Tian memeluknya di kampus tadi, maka cowok itu sudah kehilangan sembilan puluh sembilan persen rasa simpatiknya.

Satu persen masih tersisa karena Tian tetap saja mengingatkannya pada sosok Zeeandra Januar.

"Kan mau ngerayain hari jadian kita," kata Tian lugu, membuat Christy benar-benar mendengus.

Jadian? Ngimpi aja lo, mending kembaran lo kemana-mana.

"Sekarang waktunya." Saat matahari mulai merangkak turun, cowok itu tersenyum culas. Tian merogoh ke dalam jaketnya, lantas mengeluarkan sebuah cincin berwarna perak. Bentuknya sederhana, hanya sebuah permata berbentuk lingkaran di tengah, namun siapapun yang melihat bisa tahu bahwa cincin itu tak dibeli dengan harga murah.

SEMESTA : Tribute to Angelina Christy  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang