"Yang fana itu waktu, kita abadi bukan?"
Tentang sepasang ganjil yang tak digenapkan oleh tangan Tuhan.
"Kalau ada satu juta orang yang cinta sama lo, maka gua salah satunya.
kalau ada satu orang yang cinta sama lo, maka gua orangnya.
Dan kalau suda...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Nyatanya waktu dan perlakuan benar-benar bisa mengubah perasaan”
_______________________________________________
• • ✐ᝰ.ᐟ• •
“Ya ampun Njel, gitu aja ngambek!” Veron menyentakkan kepalanya kesal, sementara Muthe dan Jessi masih sibuk menusuk-nusuk lengan Christy dengan jari telunjuknya, berusaha mendapatkan perhatian Christy. Christy tampak tak peduli, gadis itu justru menyedot es jeruknya tanpa menganggap keberadaan tiga sahabatnya.
“Tau nih, ambekan banget, lagian bukannya bagus, ya? Kan jadi nyokap lo setuju lo sama Christian.” Mendapatkan tatapan datar dari Christy, Muthe buru-buru membungkam bibirnya. la tak ingin cari masalah. Cukup seharian ini ia dicuekin Christy gara-gara ngadu ke Mami Gracia kemarin, jangan sampai omongannya yang sembarangan membuatnya harus ditendang jauh-jauh dari daftar teman Angelina Christy.
Sadar bahwa ketiga sahabatnya tidak akan berhenti mengganggunya sampai ia memaafkan mereka, Christy pun menjauhkan gelas es-jeruk di hadapannya, lalu bersidekap seraya membagi tatapan mata antara ketiganya. Seperti anak kecil yang ketahuan mencuri permen, Jessi, Muthe, dan Veron sontak menundukan kepala, mereka bersiap mendengar omelan panjang Christy.
“Gue nggak akan curhat apapun lagi sama kalian,” tandas Christy pedas, matanya masih memicing menatap tiga sahabatnya.
“Yah, jangan gitu dong, Njel! Marahnya sama Veron aja, yang keceplosan kan dia bukan gue.” Veron mendelik ke arah Jessi lalu berdecak, pemuda itu melayangkan tatapan tajam, lalu berseru kesal. “Lo kok nyebelin sih, Jess? Kan lo juga tuh yang bilang sama Tante Gracia, kalau Christy pernah bolos cuma demi ngobrol sama Kak Zeean di rooftop?!”
“Lo juga muth, yang nunjukin ke Tante Gracia fotonya Christy yang dipeluk sama Tian?!”
Mata Christy melebar mendengar pengakuan tak langsung ketiga sahabatnya barusan.
“Wait, what?!” jeritan Christy membungkam Jessi pada detik pertama, gadis itu langsung meringis menyadari kesalahannya. “Kalian cerita apa aja sama Mami?!”
“Enggak! Sumpah nggak cerita apa-apa!” Muthe berkilah, dua jarinya teracung seolah sedang mengucap sumpah.
“Iya, nggak cerita apa-apa kok!” Jessi mengangguk membenarkan. “Cuma cerita doang, kalau lo sebenernya udah naksir Kak Zeean tapi gengsi, terus lo pernah di culik sama Tian, terus Tian pernah bawain bunga banyak banget, terus kita pernah di-hmp.” Jessi tak dapat melanjutkan kalimatnya, karena mulutnya dibekap oleh Veron, sementara pemuda itu tetap pada posisinya -mengacungkan dua jari sambil tersenyum lebar.