1. Mulai dari Sini

33 2 1
                                    

𝙃𝙞𝙞 𝙎𝙬𝙚𝙚𝙩𝙝𝙚𝙖𝙧𝙩🙌🏻 𓍢ִ໋🧸🌷͙֒♡
Aderra's Here🕊️
Selamat membaca karyakuu.
Semoga kalian suka n ngerasain feel-nya yaa.
Hppy Reading n Hppy great day🫶🏻
°❀⋆🕊️.ೃ࿔*:・
______________________

Mobil sedan berwarna hitam berhenti di sebuah perkarangan rumah minimalis yang berwarna putih pink dengan warna putih yang mendominasi. Seorang pria berusia sekitar 30 tahunan keluar dari mobil itu, membukakan pintu disebelahnya dan mempersilahkan seorang wanita cantik seusianya turun dari sana, wanita itu menggendong bayi laki-laki berusia 6 bulan.

Pria tersebut kemudian berjalan kearah belakang mobil, membuka bagasinya dan mengeluarkan beberapa koper dan  barang-barang yang sudah ter-packing dengan kardus dari sana.

"Rhea, turun! sini bantuin." Kata pria itu seraya mengangkat sebuah koper besar.

"Iyaa, Ayah." Sahut seorang perempuan dari dalam mobil. Ia membuka pintu dan keluar dari sana, menampakkan dirinya yang mengenakan kaos putih oversize dan celana panjang. Rambutnya yang diikat ponytail sudah berantakan dan menyisakan beberapa helai yang sudah terlepas dari ikatannya. Namanya Rhea, Adity Rhea Ledy. Anak sulung dari sepasang suami istri itu.

"Ray mana? keluar dong, bantuin juga." kata sang ayah lagi ketika melihat anak gadisnya itu turun seorang diri.

"Ray tidur."

"Gapapa, nanti mama aja yang bangunin." titah sang mama. Wanita itu masuk kedalam mobil, menepuk-nepuk pipi anak laki-lakinya dengan lembut. "Sayang, bangun nak. Kita udah sampai."

"ngg.." suara serak khas bangun tidur itu terdengar dari sana. Leni, sang mama keluar dari dalam mobil, membiarkan anak laki-lakinya itu mengumpulkan nyawa.

Rhea mengedarkan pandangannya, memperhatikan dengan seksama rumah minimalis itu. Ia menarik nafas panjang dengan senyuman terukir diwajah putihnya. Tersirat penuh harapan didalam senyum indah itu. Semoga semuanya baik-baik saja setelah ini. Batinnya

"Ini rumah baru kita ya, Ayah?" Tanya Rhea kemudian.

"Iya sayang. Kita akan tinggal disini mulai sekarang. Nanti kamu akan sekolah disini juga, Ayah udah daftarin kamu dan Rayyan kesekolah keren. tapi kita beres-beres dulu yaa, ini masih hari sabtu, masih ada dua hari lagi sebelum kamu masuk ke sekolah yang baru." tutur Deni, Ayahnya.

Rayyan, Adik laki-laki dari Rhea dan anak kedua dari pasangan suami istri itu keluar dari mobil. ia mengucek matanya berkali-kali dan menguap, tanda bahwa ia sangat lelah menempuh perjalanan yang cukup panjang. Anak laki-laki itu mengenakan hoodie hitam dan celana pendek berwarna sama. Headphone hitam terlihat mengalungi lehernya.

"Molor mulu lo. Cepet bantuin angkat barang." Ujar Rhea.

"Sabar iih. Baru juga bangun, masih loading nih." Jawab Rayyan kemudian. Leni dan Deni hanya tersenyum melihat interaksi kedua kakak-beradik itu.

°❀⋆🕊️.ೃ࿔*:・

Sepertinya pagi ini akan cerah, cahaya matahari mulai masuk ke jendela kamar Rhea meski jam baru menjukkan pukul 05.25. Gadis itu nampak sedang memakai dasinya, seragam putih biru yang ia kenakan terlihat sangat rapi dan bersih.

Krekk!

Pintu kamar Rhea berderit, menampakkan seorang wanita cantik dari sana. Rambutnya lurus hasil smoothing berwarna pirang kecoklatan, menggunakan celana pendek selutut dengan baju kaos berwarna sage.

"Mama?"

"Udah siap? Sini mama kuncirin rambutnya." Leni duduk di pinggir kasur Rhea, meraih sisir dan ikat rambut yang ada dimeja riasnya.

"Okei Mama." Rhea melempar senyum merekah kearah mamanya itu.

Dengan telaten, Leni menyisir rambut putrinya, meneteskan hair serum dan mengikatnya. Tak lupa ia menyemprotkan hair mist beraroma biskuit coklat kerambut anak kesayangannya.

"Selesai sayang, sekarang ke dapur yaa, sarapan dulu, habis itu berangkat bareng sama Rayyan. Nanti dianter sama Ayah." Tutur panjang Leni. Rhea hanya mengangguk patuh.

Leni keluar dari kamar Rhea, meninggalkan gadis itu yang masih sibuk memasukkan beberapa perintilannya kedalam tas.

Di dapur, Rayyan sudah duduk manis menyantap nasi goreng masakan mama bersama dengan ayahnya. Meski masih duduk di kelas 5 Sekolah Dasar, Rayyan sama sekali tidak terlihat seperti bocah kematian jaman sekarang. Anak itu tak banyak bicara, ia benar-benar fokus pada makanannya. Meski begitu, Rayyan bukan anak yang berisik, tidak cerewet, tapi juga tidak begitu pendiam. Rayyan juga suka musik.

Rhea berjalan menuju dapur dengan ransel putih tersampir dipundaknya. Hari ini Rhea begitu bersemangat.

"Lama banget lo. Buruan makan. nanti gue jadi ikut telat." Omel Rayyan

"Santai aja kali, kan day one. Lagian juga nganter lo duluan baru gue." Rayyan tak menanggapi jawaban Rhea dan tetap fokus pada makanannya.

Pagi juga baru menunjukkan pukul 05.45, hari ini Senin, tapi mereka memang tidak ikut upacara karena masih harus mengurus pemberkasan dihari pertama masuk sekolah. Meski datang lebih awal, pihak sekolah pasti akan menunggu sampai upacara selesai.

Usai sarapan, Rhea, Rayyan dan Deni langsung berpamitan pada Leni untuk berangkat. Mereka mengendarai mobil sedan hitam itu dan melintasi jalanan kota yang baru saja mereka singgahi sejak 2 hari yang lalu. Rayyan memilih untuk mengamati jalanan yang masih baru baginya itu dengan lagu yang bersenandung lewat headphone hitamnya. Sedangkan Rhea, ia hanya menikmati perjalanan dengan pikirannya sendiri. Bagaimana sekolah barunya, akankah ia punya banyak teman dan hal-hal lain yang hanya dirinya dan Tuhan saja yang tau.

°❀⋆🕊️.ೃ࿔*:・
______________________

Helooww!!
Gimana? Udah siap menyelami kisah Rhea?
Siapkan mental kalian yaaa xixixi
See u in the next capther🫰🏻👋🏻

RHEA - The Weight of StayingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang