𝙃𝙤𝙡𝙡𝙖𝙖 𝘿𝙖𝙧𝙡𝙞𝙣𝙜 🙌🏻 𓍢ִ໋🧸🌷͙֒♡
Aderra's Here!🕊️
Hppy Reading n Hppy great day🫶🏻Note: Baca dulu part 12
°❀⋆🕊️.ೃ࿔*:・
_____________________"SHARE LOC, SEKARANG!"
Biippp!
Sambungan telepon diputuskan sepihak oleh Rhea. Motor Nathan berhenti di sebuah ruko yang sudah tertutup untuk berteduh sejenak. Selain mereka, ada beberapa orang yang juga berteduh di sana. Melihat sepasang remaja yang masih menggunakan seragam sekolah basah kuyup di malam seperti ini, tentu membuat orang-orang asing itu memberikan tatapan tak enak pada Rhea dan Nathan. Rhea dengan seragam sekolah lengkap dengan jaket kulit berwarna hitam yang terikat di pingganggnya, tas ransel dan helm full face kebesaran milik Nathan yang bertengger di kepalanya. Sedangkan Nathan hanya menggunakan kaos tipis berwarna hitam polos dan celana panjang. Rambut keduanya sudah lepek dan berantakan.
Menyadari di lempar tatapan seperti itu, tangan Nathan reflek bergerak berangkul Rhea, menariknya sedikit agar tubuh Rhea lebih dekat dengannya. Rhea yang fokus pada ponsel itu terperanjat kaget dan mendongak menatap Nathan. Cowok itu mendelik ke arah sepasang bapak ibu yang menatap julid ke arah mereka.
"Adek gue." Ketusnya.
Rhea mengikuti arah pandang Nathan, memahami apa yang cowok itu lakukan, Rhea hanya diam saja dan mengembalikan fokusnya pada ponsel. Sedangkan suami istri itu kicep dan merasa tidak enak atas perlakukan Nathan barusan.
"Gimana? udah dikirim Ailyn?"
"Udah, nih." Rhea menyerahkan ponselnya pada Nathan, cowok itu membuka membuka maps, menggesernya perlahan, memperhatikan dengan seksama rute biru dimana lokasi rumah Ailyn berada.
"Oke, gue tau." Nathan mengembalikan ponselnya pada Rhea.
Kondisi hati Rhea saat ini sedang berantakan, ia tidak mungkin pulang dalam kondisi seperti itu. Ayah dan Rayyan pasti akan mengintrogasinya. Selain itu, Rhea tentu tidak bisa menangis atau meluapkan emosinya di rumah. Jadilah gadis itu meminta Jonathan untuk mengantarnya ke rumah Ailyn saja.
Rhea kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas. Beruntung tasnya itu kedap air, kalau tidak pasti semua buku dan barang berharganya sudah rusak karena hujan yang tidak bersahabat ini. Hujan tak kunjung berhenti, rintiknya justru semakin deras. Hari sudah malam, kulit Rhea bahkan sudah mengkeriput, bibirnya pucat.
Nathan memperhatikan itu, "Lo bisa sakit kalo kayak gini lebih lama. Kita trabas aja yaa? Udah kepalang basah juga."
Rhea mengangguk, ia menyadari dirinya sudah menggigil saat ini.
"Jaketnya mau tetep di situ? Atau mau di pake aja biar anginnya nggak terlalu nusuk dada lo?" Tanya Nathan lagi.
"Sorry, gue nggak ada jas hujan." Suaranya lembut dan terdengar khawatir. Nathan yang ini sungguh berbeda dengan Nathan yang Rhea temui beberapa kali sebelumnya. Nathan yang ini begitu baik, begitu perhatian, tidak menjengkelkan, tidak dingin dan arogan.
Gadis itu memperhatikan Nathan yang juga basah kuyup, dia bahkan hanya mengenakan kaos tipis yang sudah terjeplak di tubuh bidangnya itu. Cowok itu meraup wajahnya, menghapus jejak air yang mengalir dari rambutnya yang basah.
"Rhe?" Nathan memanggilnya lagi karena tak kunjung mendapati jawaban.
Panggilan itu mengejutkan Rhea, membuatnya tersadar dari lamunannya. "I-iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
RHEA - The Weight of Staying
Teen FictionKamu tau lagu Taruh - Nadin Amizah? Lagu itulah yang menggambarkan Rhea. Saat keutuhan keluarganya hilang, dunia Adity Rhea Ledy yang tenang berubah menjadi medan pertempuran emosional. Sebagai seorang kakak, ia harus bertahan untuk adiknya, Rayyan...