9. Jebakan Emosional

6 1 0
                                    

𝙃𝙞𝙞 𝙎𝙬𝙚𝙚𝙩𝙝𝙚𝙖𝙧𝙩🙌🏻 𓍢ִ໋🧸🌷͙֒♡
Kita berjumpa lagiiii

Ayoo absen dulu👇🏻👇🏻

Hppy Reading n Hppy great day🫶🏻

°❀⋆🕊️.ೃ࿔*:・
_____________________

Sebentar lagi ujian subsumatif akan dilaksanakan. Para siswa kini sedang mempersiapkan diri agar mendapatkan nilai semaksimal mungkin, apalagi ini adalah tahun terakhir menuju kelulusan dari dunia putih biru. Sebentar lagi mereka akan memasuki masa SMA.

Jam istirahat dimanfaatkan Rhea dan teman-temannya untuk belajar, menghafal materi ataupun latihan soal. Namun kini, di kelas hanya tersisa Rhea dan Ailyn saja. Tifa dan Dona sedang ke kantin, sedangkan Erina pasti sibuk belajar juga di kelasnya.

"Lo kenapa Rhe? Gue perhatiin ngelamun mulu deh belakangan ini." Tanya Ailyn. Disela hafalannya, ia memperhatikan Rhea yang terlihat tidak fokus. Bukunya terbuka di atas meja, sedangkan pandangannya kosong ke luar.

"Gue lagi mikirin Elio." Jujur Rhea.

"Kenapa?" Ailyn tertarik.

"Lo liat lusa kemarin itu dia nyamperin gue buat ngasih minum pas gue lagi main basket?" Rhea mengalihkan pandangannya fokus ke Ailyn. Ailyn menganggukkan kepalanya, menunggu Rhea melanjutkan cerita.

"Ga lama dari itu ada cewek dateng nyamperin kita. Meta namanya." Lanjut Rhea.

"Aah iya, tau gue. Gue sama Tifa ngeliatin kalian kemarin."

"Naah itu, cewek itu siapanya Elio? Mereka kayak akrab banget gitu. Soalnya selesai dari olahraga, gue juga ngeliat mereka ketawa-ketawa di koridor deket loker." Raut wajah Rhea berubah sedikit bingung sedikit kesal.

Ailyn menghela nafasnya. Gadis itu menutup bukunya, "Kita kan udah warning lo dari awal. Lo ngeyel sih."

Rhea mendengus, "Jadi Meta itu siapa?"

"Temen Elio juga, sekelas sama dia."

"Sekelas sama Erina juga berarti?"

"Iya, kita juga kadang bingung sama sikap cowok itu. Dia emang kayak deket banget sama Meta, mereka sering keliatan berdua. Kita juga mikir kayaknya sengaja emang ngedeketin Meta. Tapi balik lagi, Elio emang gitu. Kita nggak paham Rhe." Tutur Ailyn, Rhea masih fokus menyimak.

"Gue kadang bingung kenapa dia kek gitu, kenapa seolah baik ke semua orang, care, peka, tapi kadang kayak orang yang nggak bertanggung jawab sama perasaan orang lain. Gue harap lo paham yaa. Kalo lo masih nekat buat deket sama dia, lo udah tau kalo emang gini konsekuennya."

"Iyaa, gue bahkan pernah ngeliat dia ngasih permen ke anak cewek kelas delapan yang lagi nangis." Ada perasaan tak enak di hati Rhea, gadis itu sadar bahwa dirinya memang sudah terlalu terbawa perasaan pada Elio.

"HALOO!!!" Rhea dan Ailyn terperanjat kaget, suara cempreng Tifa memberhentikan percakapan mereka. Gadis riang itu menenteng plastik berisi jajanan dan minuman.

"Kenapa lo pada? Serius amat mukanya, lagi ngomongin apa nih?" Dahinya berkenyit heran.

"Lo mending duduk dulu deh. Mana pesenan gue?" Ailyn meraih plastik di tangan Tifa, mencari cimorry huzelnut di dalam sana.

"Dona mana?" Tanya Rhea kemudian.

"Biasa, TP TP" Jawab Tifa seraya mengedikkan bahunya. TP yang dimaksud Tifa adalah Tebar Pesona. Kebiasaan Dona, kelayapan kesana kemari bersama teman-temannya dari kelas lain.

RHEA - The Weight of StayingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang