Bab 11: Tikus Kecil

90 13 2
                                    

Double up!!!
Selamat membaca:)

✨✨✨

"Jadi kau baikan dengan si ketua OSIS?" cetus Adlyn setelah mendengarkan keseluruhan cerita dari Cazzie mengenai permasalahannya dengan kakak kelasnya itu.

"Ya, begitulah," jawab Cazzie santai.

Bruk!

Sebuah bola basket memantul begitu saja ketika Izora melemparkan dengan sekuat tenaga. "Lo kok mudah banget sih maafin tuh orang?" heran Izora. Sejak tadi gadis itu memang sering menampilkan ekspresi kesalnya ketika Cazzie bercerita.

"Dia belom maafin kak Mozza, Zora," celetuk Adlyn mengundang rasa penasaran dari Izora.

"Maksudnya?"

"Cazzie cuman ngasih dia kesempatan buat buktiin omongan dia bisa dipegang apa enggak. Iya kan, Zie?"

Cazzie mengangguk. "Yap, bener. Kalo misalnya dia nyia-nyiain kesempatan itu, ya tinggal pergi aja kan kayak yang gue bilang ke dia," jelasnya.

"Tapi kan tetep aja, Zie. Tuh orang bener bener nyebelin banget apalagi pas belain si curut," sungut Izora kesal.

Cazzie menghela nafas. "Apa gue bisa, Zor? Sedangkan gue udah mulai suka sama kak Mozza," lirih gadis itu sendu.

Izora memperbaiki duduknya menghadap Cazzie sepenuhnya. "Gini ya, Zie. Cowok kaya kak Mozza tuh gak pantes buat disukain. Udah plin plan, modal gombalan sama ketampanan doang lagi. Kao kata gue sih mending Lo batalin aja deh perjodohannya, daripada Lo makin sakit hati nantinya," saran Izora.

"Gue juga pengen batalin, Zora. Tapi di sisi lain gue masih suka sama dia."

"Kalo diterusin tambah sakit, Zie," sahut Adlyn.

Cazzie menatap kedua sahabatnya dengan tatapan sendu. Dia juga tidak mau sakit hati terlalu jauh. Tapi kalau harus membatalkan perjodohan dengan Mozza dia juga tidak bisa.

Cazzie takut jika Mozza tidak berada di dekatnya dia benar benar bersama perempuan lain. Walaupun Cazzie tau bahwa laki laki itu sudah digariskan untuk bersama female lead. Akan tetapi Cazzie masih tetap berharap alur novel bisa berubah.

"Terus Lo mau bertahan sampe sakit hati dulu, baru pergi gitu?" sarkas Izora.

"Ya gue harus gimana, Zor?"

"Batalin, Cazzie, batalin! Lo bisa dapetin cowok lain yang lebih baik dari kak Mozza. Banyak cogan di CIHS yang gak plin plan kayak kak Mozza. Dan Lo juga cantik, Zie. Lo gak pantes buat ngejar orang kayak dia," nasehat Izora. Cazzie hanya diam mencerna setiap kalimat yang dilontarkan gadis itu.

"Mending sama yang neror Zahira kemaren," celetuk Adlyn, membuat Cazzie menatapnya penasaran.

"Teror?"

"Iya. Jum'at kemaren pas kalian berantem, si Zahira dapet 'kado' dari seseorang. Dan isinya tuh bangkai tikus sama surat ancaman," cerita Izora setengah berbisik.

"Kok bisa? Siapa yang ngirim?"

"Gue gak tau. Intinya di surat itu isinya ancaman buat gak gangguin gadis milik si pengirim kado. Dan di sana juga ditulis kalo pengirimnya berinisial L," lanjut Izora membuat Cazzie semakin kebingungan.

"Terus kenapa gue mending sama dia, sedangkan kita aja gak tau dia siapa."

"Kalo menurut gue sih, mending dia soalnya effort banget buat neror orang yang nyari masalah sama gadis dia," ujar Izora.

"Kalo gitu berarti dia udah ada cewek dong, ogah banget gue sama cowok orang," tolak Cazzie.

"Kayaknya gadis yang dimaksud tuh elo, Zie," sahut Adlyn.

The Villain's TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang