Bab 10: Permintaan Maaf

87 14 1
                                    

✨✨✨

Mobil yang ditumpangi oleh Cazzie dan Mozza hening sepanjang perjalanan hingga sampai di mansion keluarga Cassezius Keduanya tidak memulai percakapan apapun saat ini. Cazzie yang memejamkan matanya dengan earphone di telinga, dan Mozza yang fokus pada kemudi.

"Makasih, Kak," ucap Cazzie setelah Mozza menghentikan mobilnya. Gadis itu membuka pintu mobil berniat keluar dari sana.

"Tunggu, Zie," sela Mozza, mencekal pergelangan tangan Cazzie.

"Kenapa?"

"Maafin gue," lirih laki laki itu dengan nada menyesal.

"For what?"

"Tentang kejadian di kantin tadi."

"It's okay, that was your choice. Gue gak bisa nyuruh Lo selalu berada di pihak gue kan?" balas Cazzie.

Mozza menatap Cazzie dengan raut wajah yang rumit. "Gue bener bener minta maaf, Zie. Gue gak bermaksud buat belain Zahira. Gue cuma gak mau Lo segampang itu pergi padahal belum selesai makan," ucapnya beralasan.

"Habisin makanan padahal selera makan gue udah dirusak sama cewek Lo, gitu?" tukas Cazzie yang langsung membuat Mozza terdiam.

"Tapi dengan Lo pergi dari kantin malah bikin Zahira ngerasa menang, Zie."

"Ya emang dari awal dia udah menang kan?" Cazzie berdecih pelan. "Gue gak suka cowok plin plan kayak Lo, Kak," lanjut gadis itu sebelum benar benar keluar dari mobil. Meninggalkan Mozza yang tak mampu mencegahnya pergi.

"Aarrgghhh!" teriak Mozza mengacak rambutnya frustasi.

***

Suara dering ponsel yang begitu nyaring tak membuat Cazzie berniat mengangkat nya. Namun selama apapun gadis itu mengabaikannya, ponsel itu terus saja berbunyi membuat ketenangan Cazzie benar benar terusik.

"Ck, ganggu aja," gerutunya.

Cazzie beranjak dari duduknya, ia mengambil ponsel yang terletak di atas meja rias itu kemudian menyalakan mode dnd. Seketika saja ponsel itu senyap meskipun masih menampilkan kontak Mozza yang sejak tadi menghubunginya.

Setelah merasa tak ada pengganggu, Cazzie kembali melanjutkan aktivitas melukisnya. Walaupun bukan hobi utamanya, Cazzie merasa bahwa menggambar dapat membuat pikirannya sedikit lebih tenang.

 Walaupun bukan hobi utamanya, Cazzie merasa bahwa menggambar dapat membuat pikirannya sedikit lebih tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah satu jam berlalu, kanvas yang awalnya berwarna putih kini telah dipenuhi oleh berbagai warna. Cazzie tersenyum puas melihat karyanya. Dia meletakkan kuasnya dan mulai merapikan alat lukis yang sedikit berantakan.

Tok tok tok!

Suara ketukan pintu menghentikan aktivitas Cazzie. Gadis itu berdiri kemudian berjalan ke arah pintu.

"Ada apa, Oma?" tanya Cazzie ketika melihat Diana berdiri di depan pintu kamarnya.

"Ezzie lagi ngapain?"

The Villain's TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang