Bab 12: Kairo

63 12 0
                                    

✨✨✨

Sepulang sekolah, Cazzie bersama kedua temannya menunggu di kelas hingga sepi. Mereka berencana untuk menelusuri siapa yang meneror Zahira, dengan cara mengikuti gadis itu.

Jika memang orang yang meneror Zahira adalah penggemar rahasia Cazzie, dia pasti akan meneror gadis itu lagi hari ini. Karena Zahira membuat masalah dengan Cazzie hingga dia dipanggil ke ruang BK.

Ketiga gadis itu kini tengah menunggu Zahira mengambil tasnya, karena gadis itu tadi pergi ke toilet sebelum bel pulang berdering.

"Lama bener tuh anak, ke toilet apa semedi sih," gerutu Izora yang mulai bosan.

"Iya tuh. Udah hampir dua puluh menit loh ini," sahut Cazzie mengiyakan.

Adlyn tiba tiba mendongakkan wajahnya yang sejak tadi disandarkan di atas lutut yang ia peluk. "Dia di teror di toilet gak sih?" ujarnya curiga.

Cazzie dan Izora saling berpandangan. "Bisa jadi!" seru kedua gadis itu bersamaan.

"Terus gimana, kita ke toilet sekarang?" tanya Cazzie.

"Tunggu di sini aja, kalo terornya sama kayak kemarin pasti dia bawa ke kelas," ujar Adlyn.

Mereka bertiga saling diam dengan pikiran masing masing. Hingga beberapa saat kemudian Zahira memasuki kelas. Benar dugaan Adlyn , gadis itu datang dengan sebuah kotak di tangannya.

"Wih, dapet kado nih," celetuk Izora sedikit keras.

Zahira yang tadinya mengira tidak ada orang di kelas seketika memandang Cazzie dan teman temannya yang tiba tiba muncul . Mereka tadinya memang duduk lesehan di belakang.

"Kalian ngapain masih di sini?" tanya Zahira dengan nada lembutnya.

"Jualan," ujar Izora sedikit sewot.

"Jualan apa? Kalian gak dikasih saku ya sama orang tua kalian, kok jualan gitu?" Ketiga gadis itu hanya memutar bola mata malas.

"Bego kalo udah mendarah daging emang suka susah dihilangin," cibir Adlyn berhasil membuat kedua temannya terkekeh. Sedangkan Zahira mulai emosi.

"Kalian gak mau pulang sekarang? Sekolah udah sepi loh," ucap Zahira mengalihkan pembicaraan.

"Nungguin Lo, kasian nanti nangis kalo ditinggal sendiri."

Cazzie yang sejak tadi diam kini turut bersuara. Gadis itu berjalan mendekati Zahira diikuti oleh kedua temannya.

"Makasih ya udah nungguin, kalian bisa pulang duluan kok. Aku masih nunggu supir." Zahira menampilkan senyum terindahnya, yang malah menjijikan menurut Cazzie.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, ketiga gadis itu berlalu begitu saja dari kelas. Akan tetapi mereka tidak benar benar pergi, melainkan bersembunyi di salah satu kelas kosong.

Ketika tengah asik bersembunyi, tiba tiba terdengar suara gaduh dari dalam kelas X MIPA 1. Beberapa saat kemudian Zahira keluar dari kelas dengan raut wajah pucat. Gadis itu sempat membuang kotak yang tadi ia pegang sebelum berlari pergi begitu saja.

Setelah memastikan Zahira tidak terlihat lagi, ketiga gadis itu keluar dari persembunyiannya. Mereka berjalan menuju tempat sampah untuk melihat apa yang dibuang oleh Zahira.

"Ieewww!" seru Izora saat mengintip isi dari kotak yang kini dibuka oleh Adlyn. Kotak itu berisi dua kepala kelinci yang dipenuhi darah.

"Ada suratnya," gumam Adlyn, membuang kembali kotak tersebut setelah mengambil surat di dalamnya.

Masih mau bermain main dengan gadis saya ternyata.

L

Ketiganya saling berpandangan setelah membaca tulisan tersebut. Mereka memikirkan konspirasi di dalam otak masing masing.

The Villain's TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang