Bab 1: Real Cazzie and Transmigration

154 16 0
                                    

Elaina mengedarkan pandangannya menelusuri tempat yang saat ini ia pijaki. Sebuah padang rumput luas yang dipenuhi dengan bunga tulip dan juga kupu kupu berwarna warni. Gadis itu melangkahkan kakinya, mencoba mencari ujung dari padang rumput luas ini. Hampir lima menit berjalan, usahanya sia sia karena sejauh mata memandang Elaina hanya menemukan padang rumput tak berujung.

"Elaina,"

Sang pemilik nama menoleh mendengar panggilan itu. Di depan sana, seorang gadis cantik berdiri dengan gaun berwarna biru muda yang melekat indah di tubuhnya.

"Kau mengenalku?"

Gadis itu tersenyum, menampilkan lesung pipit yang menambah keindahan di wajahnya. "Tentu aku mengenalmu."

"Tapi aku tidak."

Gadis itu terkekeh pelan. "Tentu kau tidak mengenalku."

Elaina mendengus mendengar jawaban itu. "Kau ini cukup menyebalkan untuk orang yang baru pertama kali aku temui."

"Baiklah, maafkan aku." Gadis itu mengambil duduk, kemudian menepuk tempat kosong di sebelahnya. Elaina yang menyadari isyarat itu mengambil langkah mendekat dan turut duduk di samping gadis asing itu.

"Aku adalah pemilik tubuh yang saat ini kau tempati. Namaku Cazzie Elleanor Cassezius, dan aku adalah tokoh antagonis di novel yang diceritakan oleh sahabatmu."

Elaina diam, mencerna setiap kalimat yang gadis di sampingnya lontarkan.

"Elaina, jiwaku telah mati. Oleh karena itu Tuhan mengirimkanmu untuk menempati ragaku yang telah kosong. Hiduplah sekali lagi, Elaina," ucap Cazzie lembut.

Elaina menatap Cazzie dengan tatapan dalam. Ia mencoba menelisik kebohongan dari mata gadis itu, namun tak menemukannya. Elaina masih bingung dengan semua ini. Bagaimana bisa ia masuk ke dalam sebuah novel yang bahkan tak pernah ia baca?

"Meskipun menurutmu kisah kami adalah sebuah novel, di sini kami menganggapnya sebagai dunia asli, Elaina." Bak mengetahui apa yang ada di pikiran Elaina, gadis bernama Cazzie itu segera memberikan penjelasan.

"Aku telah melakukan pengulangan waktu selama beberapa kali, dan akhir yang aku dapatkan tetap sama karena aku selalu terjatuh dalam pesona Mozza. Dan kali ini aku sudah menyerah, Elaina."

"Lalu, apa yang harus aku lakukan?" tanya Elaina untuk pertama kalinya menanggapi ucapan Cazzie.

"Kau bisa melakukan apapun dengan ragaku. Aku hanya berpesan, tolong hindarkan ragaku dari takdir buruk. Jangan mengejar cinta Mozza yang tak akan pernah kau dapatkan. Cari kebahagiaan dengan versimu sendiri, Elaina."

"Kau tak memiliki dendam atau masalah dengan orang lain kan?" tanya Elaina curiga. Pasalnya dari yang ia ketahui, Cazzie adalah sosok antagonis. Tak menutup kemungkinan gadis itu memiliki banyak musuh kan.

"Tidak untuk saat ini, Elaina. Raga yang akan kau tempati baru saja lulus dari SMP. Kau bisa melakukan apapun tanpa harus mengubah pandangan buruk orang lain. Karena saat ini belum ada yang membenci ragaku seperti setelah kedatangan Aluna. Aku harap, kau bisa mengubah takdir, Elaina."

Elaina menghela napas pelan. "Baiklah, aku akan mengambil alih ragamu."

Cazzie tersenyum lebar. "Terimakasih, Elaina. Aku akan memberikanmu ingatanku setelah ini. Semoga kau tidak terlalu terkejut dengan beberapa kenyataan yang tak sesuai dengan apa yang kau pikirkan selama ini."

Elaina mengernyit, hendak menanyakan maksud perkataan Cazzie. Namun belum sempat ia membuka mulut, Cazzie mendorong pelan keningnya menggunakan telunjuk membuat Elaina perlahan kehilangan kesadarannya.

The Villain's TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang