"Jie kecilku....." Gumam jaemin mengelus rambut jisung yang tertidur di pahanya.
Setelah acara yang cukup sedih itu, jaehyun meminta untuk chenle dan jisung beristirahat terlebih dahulu. Mereka berdua awalnya menolak, mereka datang kesini bertujuan untuk menanyakan tentang perusahaan Jung lebih dalam agar jisung dan chenle bisa sepenuhnya mengambil alih perusahaan kakeknya itu dan tidak gagal dalam percobaan pertama mereka namun jaehyun tak menyetujuinya.
Jaehyun ingin keduanya beristirahat terlebih dahulu sebelum membahas permasalahan yang cukup berat itu.
Keduanya yang melihat jaehyun kekeuh ingin mereka beristirahat pun akhirnya pasrah. Mereka berdua beristirahat di kamar yang kosong.
Jisung di temani oleh jaemin sementara chenle ditemani oleh haechan.
Mark dan Jeno sendiri sekarang tengah mengobrol dengan jaehyun lebih dalam tentang apa saja yang akan jaehyun sampaikan dan beberapa masalah yang cukup sensitif bagi ketiganya.
"Berat ya nak?? " Gumam jaemin dengan lirih.
"Maaf, maafkan kami. Kami membuat hidupmu hancur. Kami membuat mu hidup dalam bayang bayang penuh ketakutan. Kami menyesal, maafkan kami sayang" Jaemin meneteskan air matanya lagi, andai saja kejadian bodoh yang mereka lakukan tidak terjadi pasti kehidupan jisung di dunia lain lebih baik. Dia tidak akan kehilangan kasih sayang dari ayahnya secepat itu, dia tidak akan merasakan kehidupan yang sengsara dan dia tidak akan mengemban tanggung jawab sebesar ini.
"Bertahan sebentar lagi ya?? Bunda bangga sama kamu nak, Sejauh ini kamu hebat. Kamu yang terbaik, Kamu permata hati bunda, sayang" sambung jaemin lagi dengan penuh kelembutan. Mendengar cerita jisung membuat jaemin benar benar seperti merasakan betapa menderitanya kehidupan mereka. Dia bangga terhadap jisung, jaemin bangga karena jisung bisa bertahan sejauh ini.
Anak kesayangannya berhasil melewati ini semua.
Jaemin mencium kening jisung yang tengah tertidur, dia dengan pelan pelan mengganti paha yang ditiduri jisung dengan bantal kemudian memandang wajah jisung sebentar sebelum akhirnya pergi keluar meninggalkan jisung yang tengah tertidur pulas.
Berbeda dengan jaemin, haechan sendiri sekarang tengah memeluk anaknya yang tengah tertidur. Dia menemaninya hingga tidur disampingnya.
Haechan mengamati wajah Damai chenle yang tertidur pulas dengan tatapan tak bisa dijelaskan.
Anak yang selalu dia manjakan harus berada di titik terbawah mereka.
Anak yang selalu bergantung pada daddy nya harus bertahan dengan kejamnya dunia setelah daddynya pergi.
Tanpa sadar, haechan menyentuh pipi chenle lalu Mengelusnya dengan lembut penuh kasih sayang.
"Anak mommy" Gumam haechan lirih.
Benar benar sakit hatinya melihat keadaan chenle yang seburuk ini, dia hidup dengan bayang bayang ketakutan. Dia hidup tanpa kasih sayang daddynya.
"Maaf, maaf" Lanjut haechan lagi menahan tangisnya. Jika menyangkut chenle, haechan lemah.
Chenle itu benar benar hal paling berharga yang paling mereka miliki, tapi kenapa didunia lain kehidupannya sangat mengenaskan sekali?? Haechan menangis.
"Sstt, jangan nangis baby" Tiba tiba dari arah belakang terdapat seseorang yang memeluk Haechan.
Haechan bergegas menoleh ke arah orang itu, dia menghela nafas panjang.
"Dia anak kuat, dia anakku" Gumam orang itu tidak lain adalah Mark yang memeluk haechan dari belakang.
"Kak, kak, anak kita kak...." Lirih haechan memeluk balik mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
rise again
Teen Fictiongo to the past season 2??? Yess. Cerita ini tentang jisung bersama Chenle yang berusaha membangkitkan nama keluarga jung kembali.