"Dimana aku?"
Hanya kegelapan yang menyambutnya. Kejadian yang tak terduga terjadi, tubuhnya seketika kaku. Tak bisa bergerak. Tiba-tiba juga suaranya menghilang.
Apa yang terjadi?
"Jangan ikut campur!" Suara seseorang tepat di telinga nya.
Hah? Apa? Siapa?
Suara yang menakutkan, hawa dingin menyelimuti Ana. Merasuk kedalam kulit, masuk dalam seakan menyentuh sum-sumnya. Terasa menyakitkan.
Ana ingin berteriak namun tak bisa. Suara nya benar-benar hilang, namun siapa yang bisa begitu tenang dalam situasi seperti ini?
Ana membelalakkan matanya kala melihat benda berkilau yang menuju ke arahnya.
Satu
Dua
Tiga
.....lima? Adan i-tu pisau?
Benda berkilau itu adalah pisau, lima buah pisau itu terbang dengan ujung pisau mengarah padanya, sedangkan tubuhnya tidak bisa digerakkan, kaku namun terdapat rasa menyakitkan yang sulit digambarkan, bagaimana bisa dia menghindar?
Tubuhnya bergetar, ketakutan? Kesakitan? Itu pasti. Keduanya.
"Kau tak ingin, kehilangan nyawa seperti nya kan? Maka, PERGI !" Suara itu seperti menggema di seluruh penjuru. Memekakkan telinga yang mendengarnya.
Tanpa basa basi pisau itu melesat, melesat terbang dengan cepat ke arahnya. Siap menghunus tubuhnya.
Ada yang akan menusuk tepat di kepalanya, di perutnya, bahkan di langsung ke jantungnya.
Ana menutup matanya pasrah. Tapi sebelum mata itu benar-benar tertutup Ana melihat ada seseorang dengan pakaian putih dan sedikit bercahaya muncul di hadapannya, menghalau semua pisau yang tertuju di hadapan Ana.
Ana mengurungkan niatnya memejamkan mata. Dia ingin lihat apa yang selanjutnya terjadi.
Pria yang berada di hadapannya adalah pria yang ia kenal. Pria yang ternyata berhasil membuatnya merasa kehilangan. Pria yang mulai ia rindukan ketika menghilang. Pria yang tanpa ia sadari telah mengisi kekosongan hatinya. Pria dia rasa cukup berarti. Pria mungkin membuatnya jatuh hati.
Kembali ke pisau....
Semua pisau itu berhenti sebelum mencapai mereka dan jatuh begitu saja ke lantai yang menimbulkan suara khas besi yang beradu.
Praakkk....ting...ting
Pria itu kini membalik tubuhnya menatapnya dengan khawatir.
"Ana.....kau baik-baik saja? Anaaaa!!!"
----
"Hah...hahhhh..." Ana bangun dari pingsan nya, dan terbangun dari mimpinya yang sangat buruk, benar-benar buruk.
Dia mengatur nafasnya yang tersengal-sengal, tampak butiran keringat yang membasahi dahi hingga ke pipi. Mimpi itu menguras sebagian energi nya.
Sebuah tangan dingin tapi hangat menyentuh tangannya yang dingin terasa lebih dingin. Perlahan ia menggerakkan kepalanya menuju sosok yang duduk di sebelahnya.
Tatapan khawatir yang sama dalam mimpinya kini tercetak di wajahnya juga. Si hantu kini sedang duduk dengan tatapan khawatir itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend is a Ghost
RomanceIshana Cornelia kehilangan kedua orang tuanya karena kecelakaan. Setelah itu paman dan bibinya memindahkan sekolahnya dengan fasilitas asrama. Karena saat Ishana pindah sekolah bukanlah tahun ajaran baru, maka dia mendapat kamar asrama terakhir yang...