Bab 3

512 27 2
                                    

Ishana POV

"Akhhh...." Aku mengerjapkan mata kala sadar dari tidur ku, ah...tidak pingsan maksud ku. Kegelapan yang menyelimuti ku.

Leher ku sakit, membuat aku jadi sedikit sesak nafas. Berusaha mengingat apa yang telah terjadi pada ku. Ku pandang sekeliling, hanya kegelapan yang ku lihat. Tapi aku merasa ada yang sedang mengawasi ku.

Aku masih menerka sebenarnya apa yang terjadi pada ku. Benar semalam aku. . . Hantu. . .

Deg

Aku mengubah posisi ku menjadi duduk. Aku merasa ada yang menyentuh leher ku. Apa dia akan melukaiku lagi. Tapi bagaimana aku melawannya. Aku saja tidak bisa melihatnya. Okey. . aku akan mencoba bicara lagi padanya.

"Please. . . bisakah kita bicara." kata ku mencoba untuk tidak gugup.

"Katakan."

Aku merasa saat ini dia ada di samping ku, duduk di pinggir ranjang ku. Huft. . . ku beranikan diri memulai obrolan lagi.

"Aku berjanji untuk benar-benar tidak mengganggu mu. "

"Tapi kehadiranmu mengganggu ku."

"Apa kita tidak bisa mencoba untuk berdamai? Aku hanya ingin serius sekolah disini, aku hanya ingin melakukan wasiat mendiang kedua orang tua ku untuk sekolah dengan asrama. Karena sekolah ini yang mereka pilih. Aku mohon, ijinkan aku untuk tetap tinggal."

"Apa yang akan kau beri pada ku untuk gantinya."

"Akan ku berikan apa pun yang kau inginkan."

"Aku menginginkan jiwa mu!!!"

Dia berbicara tepat di depan wajah ku. Aku merasakan hawa dingin menerpa wajahku. Seperti nafasnya . . .

"Kalau aku memberikan jiwa ku, bagaimana aku mewujudkan wasiat mendiang orang tua ku?"

"Bagaimana dengan tubuh mu."

Deg.

Dia bilang apa?? Tubuh. Kurasa dia hantu gila.

"Apa maksud mu? Apa kau gila?"

"Ya aku memang gila. Maka jangan kau berurusan dengan ku."

"Bisakah kau ganti persyaratan? Aku juga masih memerlukan tubuhku ini utuh untuk suami ku kelak.

"Maka jadikan aku suami mu."

What!?? Gendheng! Beneran stres nih hantu. Kalo berwujud udah aku getok tuh kepalanya yang konslet.

"Huft. . . mana bisa manusia menikah dengan. . . han. . .tu?"

"Aku bukan hantu."

"Lalu? Jin? Setan? Iblis? Apa?"

"BUKAN !"

"Trus apa? Masa iya malaikat?" Kata ku sambil tersenyum sinis.

"Ya. . . bisa dibilang begitu."

Pede banget dia. Mana ada malaikat pertama ketemu mau bunuh. Ah . . .ada malaikat maut 😂🙈

"Malaikat maut maksud mu?"

"Bukan !"

"Kalau bukan kenapa kau mau membunuhku saat pertama aku di sini dan sekarang kau mau mengambil jiwa dan tubuh ku pula?"

Hening.

Hanya suara jam yang terdengar nyaring di kala sunyi seperti ini.

Tik

Tok

Tik

Tok

"Baiklah. Aku akan mengijinkan mu tinggal. Dengan syarat, kau tak boleh memberitahukan apa pun yang terjadi sekarang, esok dan seterusnya pada siapa pun. Kau tidak boleh membawa siapa pun masuk ke sini, kau tidak boleh berisik, tidak boleh membuka tirai, tidak boleh membiarkan ruangan kotor, dan . . . menganggu ku."

"Aku tidak boleh membuka tirai? Tapi bagaimana kalau aku ingin mengerjakan tugas saat siang hari?"

"Kau boleh menyalahkan lampu. Tapi tidak dengan membuka tirai."

"Ya. . . baiklah. Berarti kita deal ?"

"Ya."

***
Gaes agak kecewa sih. Karena gak ada vote dari kalian.

Tapi aku akan tetap berusaha untuk menulis cerita ini.
Karena aku kasihan tokoh Ishana digantungin 😂.

Semoga aku diberi inspirasi dan semangat untuk menyelesaikan cerita ini.
Thanks gaes 🙏

My Boyfriend is a GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang