Bab 9

147 8 0
                                    

Hantu POV

Aku sedang berdiri di depan ranjang sambil melipat kedua tangan ku di depan dada, seketika ku balikan badan ku ketika ku dengar ada seseorang yang membuka pintu dan lampu pun kembali menyala. Wujud ku kembali menghilang, tak sesolid tadi. Ku lihat gadis itu masuk dengan wajah yang sedikit pucat dan memegangi lengannya.

Apa yang terjadi? Batin ku.

Dia tampak memandangi sekitarnya, mungkin tengah mencari keberadaan ku. Kembali ku lihat wajah datarnya. Dia beranjak menuju lemari pakaiannya dan mengambil pakaian ganti kemudian menuju kamar mandi, setelahnya terdengar gemericik air shower.

Setelah dia selesai mandi kemudian beranjak menuju ranjang lewat depan ku dan menarik selimutnya, tanpa sepatah kata pun. Dia membaringkan tubuhnya menghadapku, mungkin dia tidak tau aku ada dihadapannya sekarang tapi dia kembali memegangi lengannya.

Dia memejamkan mata indahnya. Ku lihat dia mulai terlelap. Aku penasaran dengan keadaannya, ku pegang lengannya, terlihat memerah pada lengannya itu. Padahal pergelangan tangan kirinya baru saja pulih. Mungkin ada seseorang yang sudah mencekal lengannya dengan kuat sehingga meninggalkan bekas kemerahan di sana. Tapi kenapa?

Aku hanya bisa memandanginya selagi tidur, itu yang aku lakukan selama ini semenjak dia menjadi teman sekamarku. Karena tentu saja aku tidak pernah tidur. Kalian jangan tanya lalu apa yang aku lakukan selama ini sebelum dia datang. Itu tak akan kalian bisa banyang kan apalagi aku tak pernah bisa meninggalkan tempat ini. Bosan ? Kalau manusia mungkin bisa mati bosan, kalau aku mana bisa mati lagi kan?

Pukul 00.00 WIB

Aku masih dengan kegiatan ku memandanginya yang tengah tidur. Samar-samar aku mendengar dia mengigau di sela tidurnya.

"Tidak...tidak...jangan tinggalkan aku."

Sebenarnya apa yang ada dalam mimpinya? Kenapa suaranya terdengar menyedihkan?

"Ku mohon jangan tinggalkan aku sendiri, hiks..." terlihat buliran bening lolos dari kelopak matanya yang tertutup.

Isakannya yang awalnya pelan kini semakin menjadi hingga tiba-tiba dia terbangun dari mimpinya dengan posisi duduk. Aku yang tadinya berniat menghapus air matanya terkejut dengan gerakan tiba-tibanya. Dia masih tak bisa melihat ku. Dia menghapus air matanya dengan kedua tangannya dengan nafas yang memburu. Dia beranjak berdiri menuju westafel, membasuh wajahnya dengan gusar. Sejenak dia berhenti sambil memandangi wajahnya di cermin mencoba menenangkan nafasnya yang masih memburu, kembali membasuh wajahnya kemudian mengelap dengan handuk kecil yang ada di sisi westafel.

Dia berjalan kembali ke ranjang dan duduk di ranjang dengan tatapan kosong kemudian menengok memandang bingkai foto yang ada di atas meja belajar dengan tatapan sedih. Beberapa lama dia memandangi foto itu dalam diam tapi terlihat jelas pada matanya yang menyiratkan kesedihan.

Apa dia merindukan kedua orang tuanya?

***

Ishana POV

Sekarang aku tengah berada di perpustakaan berniat untuk mencari buku-buku yang akan aku gunakan untuk merangkum tugas Bahasa Indonesia, karena Bu Imel tidak masuk hari ini sehingga memberi kami tugas.

Ketika sedang mencari buku reverensi selain buku pelajaran ku tiba-tiba aku tertarik dengan sebuah buku dengan judul "Universitas Story" terlihat di samping buku itu. Aku penasaran dan aku pun mengambil buku itu membawanya ke meja dan mulai membukanya.

My Boyfriend is a GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang