Bab 10

314 17 4
                                    

"Buku itu tidak ada di dalam tas ku. Tunggu...." kata ku sambil berpikir.

Apa mungkin waktu aku menabrak Ian dan buku-buku ku jatuh buku itu tidak aku bawa? Kenapa aku tak menyadarinya?

"Tidak ada? Sebenarnya buku apa yang kau maksud?"

---

Ishana POV

"Aku melihat sebuah buku di perpustakaan seperti buku kenangan sekolah. Di salah satu foto di dalam ada wajah yang sangat tidak asing. Aku yakin bahwa itu adalah wajah mu. Tapi aku belum sempat melihat data detail yang tertera di sana. Apa kau dulu dosen di Universitas? Kau masih sangat muda bukan?"

"Mungkin saja, bukankah asrama ini untuk para dosen dan asisten dosen dulu?"

"Ya kau benar. Besok aku akan menanyakan buku itu pada teman ku. Barangkali waktu aku menjatuhkan buku ku, dia yang menemukannya."

***

Esok harinya, di sekolah.

"Kay, kau melihat Ian?" tanya ku pada Kay yang sedang asik memainkan ponselnya. "Kayyyyy." kata ku lagi sambil menepuk pundaknya.

"Hah...ada apa Ana? Kau mengagetkan ku."

"Ian dimana?"

"Tumben se..."

"Ah, sudahlah. Katakan dia dimana." kata ku memotong ucapannya.

"Wah, kau tak sabar sekali. Dia di lapangan basket, pelajaran pertama kita kan olahraga hari ini."

Oh, iya aku lupa bahwa hari ini olahraga. Aku menyukai basket tapi aku tidak selera semenjak aku kehilangan orang tua ku, aku sering bertanding dengan Papa. Itu mengingatkan ku pada kenangan kami.

Mau tak mau aku ke lapangan setelah mengganti pakaian ku. Aku melihat Ian sedang bermain dengan teman-temannya. Aku pun menghampirinya. Seketika kenangan ayah ku berkelebat di benak ku. Aku melamun pandangan ku kosong.

"A-Anaaa..." kata Ian menghampiri ku.

Aku pun tersadar dari lamunan ku. Melihat Ian berada tepat di hadapan ku dengan wajah yang ia dekatkan pada wajahku.

"K-Kauuu.." ku dorong dia hingga terjatuh.

"Hei, harusnya kau berterima kasih pada ki. Karna ku bola ini tak jadi mengenai mu." katanya sambil bangkit dan mengelus bokongnya yang mencium permukaan keras.

"Ah, apa?"

"Iya bola basket ini tadi mengarah pada mu. Untung aku sigap dan berhasil menangkapnya."

"Oh, terima kasih." kata ku singkat

"Ada apa? Jam pelajaran belum di mulai."

"Aku ingin menemui mu."

"Kau menca..."

"Bukan begitu, aku ingin tanya, kemarin sewaktu kau menabrak ku apa kau menemukan buku ku?" kata ku memotong ucapan Ian dan berbicara to the point tentang urusan ku mencari dia.

My Boyfriend is a GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang