Tiga belas

62 5 0
                                    

Kedua paruh baya sangat terkejut dengan apa yang mereka lihat di depan mata mereka, saat melihat anak mereka sedang melakukan segama dengan kakak iparnya sendiri bahkan mereka masih tertidur dengan keadaan alat mereka menyatu.

Gantala, dan Naira, terkejut mendengar bentakan dari seorang wanita paruh baya yang sangat mereka kenali.

gantala yang baru saja bangun dari tidurnya langsung berdiri, membuat persatuan mereka terlepas, ganta menatap ke arah wanita paruh baya itu.

Wanita, paruh baya itu langsung memalingkan wajahnya menatap malu atas perbuatan yang sudah di lakukan oleh anaknya, ladahal saat ini anaknya masih remaja bahkan belum usia 18 tahun.

"Pakai, pakaian kamu ganta, apa kamu nggak malu dengan kelakuan kamu itu hah?!" bentak pria paruh baya.

Kedua paruh baya itu yang tidak lain adalah, arnisa gantala dan bhima abhicandra, sangat malu, marah dan kecewa atas apa yang di lakukan oleh putra bungsu mereka.

Gantala dan Naira lantas memakai pakaian mereka, lalu pergi ke kamsr mereka masing-masing untuk membersihkan badan mereka yang terasa lengket karena percintaan mereka.

"Pa?"

"Ini sudah terjadi, papa nggak tau lagi harus apa sekarang, ganta benar-benar sudah kelewatan" ucap marah bhima.

"Apa yang harus kita katakan sama alaric pa, pasti dia terpukul banget atas apa yang sudah menimpa rumah tangga mereka"

"Papa ju-"

BRUKKK..

Belum, sempat bhima menyelesaikan perkataannya, dua mendengar suara orang jatuh, membuat kedua paruh baya itu segera pergi melihat apa yang terjadi.

Dan..

"Astaga.. alaricc..!!" pekik arnisa melihat putra sulungnya terjatuh dengan keadaan mabuk berat.

Bhima, dengan segera membantu putranya berdiri dan menuntun putra sulungnya ke ruang keluarga tempat dimana istrinya bercinta dengan adiknya sendiri.

"Akan..ku..habisi..kamu ganta, karena sudah merebut istriku" racau alaric dengan mata terpejam.

"Sayang, mama mohon sadarlah"

"Papa, akan buatkan teh hangat" bhima pergi ke dapur untum membuatkan teh hangat buat putra sulungnya.

berapa menit berlalu, bhima datang dengan satu gelas teh hangat. Namun, bhima berpapasan dengan gantala dan Naira yang baru saja membersihkan badan mereka.

Karena rasa marah bhima kepada putra bungsunya dan mantunya dia langsung pergi begitu saja tanpa melihat keberadaan mereka.

"Sayang, ini tehnya." bhima menyerahkan gelas berisj teh hangat kepada istrinya.

arnisa, menerima gelas itu, lalu dia meminumkan kepada alaric.

"Nak, ayok nak diminum dulu tehnya" ujar arnisa dengan sangat lembut.

Karena alaric setengah sadar dia pun meminum teh hangat, sampai berapa teguk.

"Sayang kamu nggak apa apa?" tanya arnisa kepada putra sulungnya.

"Hm, aku nggak apa-apa ma" ujsr alaric dengan liri  sambil memegang kepalanya. Namun, tatapannya mengarab kepada gantala yang berjalan mendekati mereka.

Dengan sangat emosi, alaric berdiri dari duduknya dan  berjalan mendekati gantala.

Arnisa yang ingin mencegah putranya langsung di halangi oleh suaminya, agar alaric meluapkan emosinya.

Bughhh..

Bugh...

Bugh

Bugh

Mencintai kakak ipar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang