"Kenapa?" Tanya gantala datar menatap ke arah kakak iparnya yang sedang berdiri di depan kamarnya. Dia, sebenarnya tau kakak iparnya memperhatikan dirinya.
"Kamu sudah di tunggu sama mas kamu di lantai bawah, segeralah turun" ucap naira kepada adik dari suaminya.
"Hm" dehem gantala, yang membuat wanita itu hanya diam, dia pun berbalik akan pergi dari depan kamar gantala, namun di tahan oleh gantala,
"Tunggu, apa kakak ada seragam yang lain? Karena ini terlalu ketat membuat aku susah bergerak" tanya gantala.
Naira menatap gantala dari atas ke bawah bener saja seragam yang dia beli bersama dengan suaminya sangat ketat, padahal itu ukuran suaminya, karana waktu itu dia tidak tau ukurannya jadi dia membeli sesuai ukuran suaminya.
"Tunggu sepertinya kemarin mas kamu beli lebih dari satu" ucap naira. dia pun pergi ke kamar untuk mengambil seragam yang suaminya beli. Setelah itu dia kembali lagi ke depan kamar gantala lalu dia menyerahkan seragam baru kepada gantala yang lebih besar ukurannya.
"Cepat nanti kita makan bersama" ucap naira lalu dia turun ke bawah yang sudah di tunggu oleh suaminya di meja makan.
"Bagaimana sayang?" Tanya naira menanyakan tentang adiknya itu.
"Dia sudah bersiap mas cuma ada sedikit masalah tadi"
"Masalah apa sayang?"
"Jadi baju yang kita kasih tidak muat karena terlalu ketat jadi aku mengambil seragam yang baru yang ada di kamar kita"
"Oh gitu"
Tak berselang lama gantala keluar dan kali ini seragamnya sesuai dengan badannya, namun pakainya tidak rapi membuat alaric geleng kepala saja.
"Dek, emang itu seragam gak bisa di rapihkan? Takut kena razia"
"Tidak bisa, dan tidak takut" ucap gantala dengan singkat.
"Sudah sudah ayok kita sarapan, kakak sudah buat nasi goreng kusus buat mu dan mas kamu" ucap Naira kepada gantala dan alaric suaminya.
Mereka pun sarapan dengan tenang, berbeda dengan gantala dia sangat terkejut merasakan masakan nasi goreng kakak'nya itu.
"Kenapa nasi goreng ini sangat nikmat?" Ingin di habiskan dia malu kalau gak di habiskan dia gengsi. Dia pun hanya makan setengah saja lalu dia bangkit dari duduknya kalau dia sudah selesai.
"Aku sudah selesai"
"Loh dek itu sarapan kamu belum habis" tanya alaric kepada adiknya.
"Aku sudah kenyang, jika mas ingin mengantarkan ku cepatlah aku akan tunggu di luar" ucap gantala langsung melangkah pergi dari tempat itu.
"Ya sudah ya sayang aku berangkat dulu nanti dia ngamuk kalau kelamaan" ucap alaric
"Ya sudah mas hari hati di jalan ya, jangan ngebut ngebut" ucap Naira.
"Iya sayang, sesuai permintaan kamu aku tidak akan ngebut ngebut, apa lagi aku membawa adikku itu" ucap alaric.
Dia pun keluar dan menghampiri adiknya dan menyuruh adiknya masuk kedalam mobil, lalu alaric menjalankan mobilnya.
"Dek, kamu itu kenapa sih dingin banget sama mas dan mba kamu?" Tanya alaric.
"Kamu tau dek dulu saat kamu masih kecil kamu itu selalu menempel sama mas atau pun sama mba kamu yang lain, tapi sekarang kamu beda banget"
"Mas gak usah menyamakan aku dengan masa kecil aku, karena perbedaan itu sudah hilang, lagian aku lebih suka yang seperti ini dari mada gantala kecil itu"
"Mas gak tau apa yang merubah kamu jadi seperti ini yang jelas mas mohon bersikap hangat kepada mas kamu atau kakak ipar kamu itu, apa kamu tau dengan kamu seperti ini kakak kamu mengira kalau kamu gak suka sama dia karena kakak kamu mand*l" ucap alaric.
"Mand*l?"
"Itu kata mama, dan nenek kamu dek, bilang yang mbak kamu mand*l tapi tidak dengan mas mas percaya sesuatu saat mbak kamu bakalan memiliki anak, kita hanya perlu berdoa saja"
Cittt
Mobil berhenti tepat di depan sekolah baru gantala, sekarang yang sangat besar di kota itu, dan itu adalah sekolah SMA.
"Aku masuk dulu" ucap gantala keluar dari dalam mobil milik mas nya lalu dia pun masuk ke arah gerbang sekolah yang dimana dia harus memulai kembali dari awal.
"Semua sudah berubah, aku harus kembali lagi dari nol," gumam gantala sambil memandang gedung sekolah yang sangat besar, pupil matanya pun menyelusuri setiap sekelilingnya.
Brukk
Tanpa sengaja ada yang menabrak punggung gantala, membuat gantala berbalik ke arah belakang dan menatap ke arah wanita yang sedang memungut buku bukunya.
"Maaf, maaf aku tidak sengaja" ucap seorang perempuan, dia lalu berdiri setelah buku yang jatuh itu di punguti kembali.
Namun, gantala hanya menatap wanita itu dengan datar lalu dia melanjutkan jalannya mencari ruangan kepala sekolah, namun dia tidak menemukan, dan kebetulan perempuan itu mengikuti langkah gantala.
"Apa kamu sedang mencari ruangan kepala sekolah?" Tanya perempuan itu.
"Dasar penguntit mau kamu apa sih? Tadi kamu menabrak ku sekarang menguntit ku hah?"
Perempuan itu menyeret lengan tangan gantala lalu membawanya ke sebuah ruangan kepala sekolah. Karana sebagai permintaan maaf dia membawanya ke ruangan kepala sekolah.
"Berhubung aku menabrak mu tadi, aku meminta maaf dengan cara mengantarkan kamu ke ruangan kepala sekolah, jadi temui lah kepala sekolah" ucap perempuan itu berkata kepada gantala.
Gantala diam saja lalu dia masuk kedalam ruangan untuk membicarakan tentang sekolah'nya.
(Mohon maaf berhubung gak terlalu bisa bahasa Sunda kita gunakan pake bahasa Indonesia saja.)
"Apa kamu adalah adik dari alaric? Murid yang pindahan dari Jakarta ke Bandung?" Tanya kepala sekolah.
"Hm iya"
"Baik, kakakmu sudah menjelaskan semuanya kepada ku, dan kamu akan masuk ke sekolah ips, sesuai kemampuan kamu dalam pelajaran ips" jelas kepala sekolah,
"Baik kalau gitu ikut dengan saya, aku akan mengantar kan kamu ke kelas kamu" ucap kepala sekolah bangkit dari duduknya dia lalu berjalan lebih dulu dengan di ikuti oleh gantala.
Ceklek.
Pintu ruangan kepala sekolah di buka yang membuat seorang perempuan sedang menguping langsung terkejut, bahkan dia hampir terhuyung ke depan.
"Pak, Naha anjeun henteu muka panto sareng nyarios heula, kumaha upami kuring murag, anjeun badé tanggung jawab?" Ucap perempuan itu.
"Heee, pingki kenapa masih disini? Apa kamu tidak tau kalau ini sudah bel masuk?" Tanya kepala sekolah.
"Aku tuh sedang nunggu temen saya, tadi dia nyasar ke toilet wanita jadi aku membawa kesini"
"Oh kuring ningali, ya udah atuh kamu pergi ke kelas kamu sana"
"Ya Nuhun pak, abdi bade ka kelas heula, upami kersa ngahapunten" ucap pingki lalu dia ngacir pergi ke kelasnya.
"Ya sudah ayok"
Mereka pun pergi ke kelas yang akan di tempati oleh gantala, dan selama mereka berjalan banyak yang melihat gantala entah itu perempuan atau laki-laki, karena mereka tidak pernah melihat laki-laki itu.
Saat sudah sampai di depan kelas kepala sekolah mengetuk pintu ruangan kelas, guru yang ngajar melihat kepala sekolah dan salah satu murid bersama dengan kepala sekolah pun keluar.
"Ada apa pak?"
"Ini buk dew, saya ingin mengantarkan murid bsru ke ruangan ibu" ucap kepala sekolah,
"Oh oke pak terima kasih, ayok nak ikut bersama ibu kenalan dengan teman teman kamu" ujar ibu dewi. Lalu dia masuk ke kelas dan menyuruh gantala memperkenalkan dirinya. "Baik nak kenalkan diri kamu di depan teman kamu"
"Saya....

KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintai Kakak Ipar
RomanceAlder gentala abhicandra, putra bungsu dari Arnisa gentala dan bhima abhicandra, dia adalah anak termuda di keluarga abhicandra, alder memiliki tiga orang kakak satu laki-laki dan dua orang perempuan, kakak dari alder sudah berkeluarga sedangkan ald...