Bab dua

5.1K 52 2
                                        

Alaric, yang melihat gantala turun pun terkejut, karena perubahan gantala membuat dia pangling terakhir lihat saat usia gantala delapan tahun setelah itu tak bertemu lagi.

Tapi sekarang dia melihat sosok gantala yang begitu tampan rahang tegas, tubuh tinggi, kulit putih jangkung kokoh dan urat urat dan otot tangan begitu menonjol, membuat alaric kagum dengan sosok adiknya itu.

"Mas, tidak nyangka kalau kamu akan berubah menjadi sosok pria yang begitu gagah, mas sangat kagum dengan mu dek"

"Biasa aja"

"Serius mungkin kalau mas perempuan akan suka sama kamu"

"Tidak usah memuji aku gak suka" ucap gantala yang tidak menyukai pujian, karena dia begitu membenci akan kata pujian entah itu dari keluarga ataupun dari orang lain.

"Sudah, sudah sebaiknya kita makan saja" ucap Naira melerai pembicaraan kakak beradik itu.

"Mas mau makan apa?" Tanya Naira menyiapkan makanan buat suaminya mulai mengambilkan nasi dan berapa lauknya setelah itu dia berikan kepada suaminya.

"Dek kamu mau apa biar kakak ambilkan"

"Gak usah biar aku sendiri" ucap gantala datar membuat alaric geleng kepala, dia pun menyuruh istrinya mengambil sendiri, karena sifat si bungsu memang seperti itu jadi dia menyuruh istrinya agar tidak terkejut.

Mereka pun makan dengan tenang tanpa ada pembicaraan sedikitpun, setelah selesai makan gantala berniat pergi ke kamarnya namun di urungkan setelah alaric memanggil dirinya.

"Ganta, mas sudah daftarkan kamu di sekolah terbaik di sini jadi mulai besok kamu sudah mulai berangkat seorang semua keperluan sudah kakak kamu siap kan di kamar jadi besok kamu akan mas antarkan ke sekolahan kamu" ucap alaric.

"Hm ya ,, tidak ada lagi kan kalau gitu aku pergi ke kamar" ucap gantala.

"Mas kenapa sifat gantala sangat jauh berbeda saat sepuluh tahun yang lalu?"

"Apa kamu lupa hm? Saat itu gantala masih kecil jadi belum tau apa apa tapi sekarang dia sudah besar dan karena dia adalah anak termuda di keluarga kami dia di didik seperti mau mereka, jadi sifat gantala berubah drastis, mas sebenernya terkejut melihat perubah itu tapi setelah mengetahui dia besar di keluarga kita aku paham kenapa dia sampai berubah seperti itu"

Naira hanya mengangguk saja mendengar penjelasan suaminya mengenai adik iparnya itu, juga sebenarnya masih sakit hati dengan perkataan neneknya yang mengatakan kalau dirinya seorang wanita man*ul. Walau kenyataannya terbukti selama ini tidak pernah ada tanda tanda kehamilan walaupun dirinya dan sang suami sudah berusaha.

"Mas, aku kepengen?"

"Pengen apa sayang hm? Bukannya tadi sudah ya?" Tanya alaric,  mereka bermain sebentar saja karena Naira harus menyiapkan makanan.

"Lihat nih mas?" Ucap Naira menunjuk bh yang menutupi dua gunung kembar, yang sudah basah akibat air asi miliknya yang terus keluar.

Naira, sejak menginjak usia delapan belas tahun sudah bisa mengeluarkan asi, dan itu adalah hal yang sangat di sukai oleh alaric, selama pacaran alaric selalu meminta di susui sampai akhirnya mereka menikah dan dari awal menikah sampai sekarang alaric sudah kebiasaan kalau mau tidur harus minum asi istrinya.

Melihat itu alaric langsung mengajak istrinya pergi ke kamarnya, setelah mereka berada di kamar alaric satu per satu membuka kain yang menempel di tubuhnya begitu juga dengan naira.

Mereka melupakan kalau ada gantala di rumah itu sampai dia melakukan itu tidak di kunci pintu kamarnya. Bahkan pintunya sedikit terbuka.

Gantala baru saja memejamkan matanya langsung terbangun karena dia sangat haus dan saat melihat ke nakas tidak ada air, jadi dia terpaksa keluar dari kamar.

Ahhh ahhh ahhh 'terus masa shhhh aaahhhh mas lebih dalem masss'

Suara desahan naira sangat terdengar di indra pendengaran gantala saat dia gantala melewati kamar mas dan kakak iparnya.

Plok plok plok plok plok plok.

Suara benturan antara kulit paha keduanya terdengar dan suara keluar masuk yang sudah sangat basah membuat suara semakin merdu.

"Gila" gantala pun segera turun ke dapur dan segera mengambil air minum, setelah itu dia kembali ke kamar dan segera mengunci kamar tersebut.

Dia membuka situs yang sering dia lihat, dan setelah di pertengahan video dia sudah tidak kuat lagi dia pun membuka seluruh pakaiannya lalu dia mengoleskan baby oil ke tongkatnya yang panjang dan berurat lalu dia urut urut.

Sudah tiga puluh menit belum juga keluar dia karena di bantu dengan video dan suaranya dari suara sebelah dia pun mengeluarkan isinya dengan sangat banyak membuat dia bernafas lega.

"Sial" ucap gantala yang ternyata masih berdiri. Walau sudah keluar begitu banyak, karena tidak kuat dengan rasa itu dia pun kembali melakukan sampai tangannya pegal mengeluarkan tiga kali. Dan juniornya baru bisa tidur.

"Sialan kau mas, gara gara kamu aku harus mengeluarkan tiga kali" gumam gantala, Ini yang gantala benci jika melihat hal itu, karena miliknya tidak cukup keluar sekali harus berapa kali sampai tidur.

Setelah itu gantala memejamkan matanya, sampai tertidur dengan pulas,

Sedangkan di kamar suami istri mereka sudah menyelesaikan permainannya dua puluh menit yang lalu saat sedang menunggu mas selesai membersihkan badannya dia terkejut melihat pintu kamar tidak di kunci.

Dia yang tidak menggunakan apa apa pun segera berjala ke arah pintu dan segera mengunci pintu kamarnya.

"Kamu sadi mana sayang?" Tanya alaric yang baru keluar kamar mandi.

"Mengunci pintu, apa mas lupa mengunci pintu?" Tanya naira bertanya kepada suaminya.

Hehehe

Alarix hanya cengengesan saja karena dia lupa kalau saat ini dia tidak tinggal sendiri melainkan bersama dengan adiknya.

"Maafkan mas sayang mas lupa"

"Ya sudah tidak apa apa, sepertinya gantala tidak keluar kamar,  kita masih selamat"

"Iya sayang ayok kita tidur aku sudah tidak tahan pengen nenen," ucap alaric.

Mereka pun segera tidur dengan alaric meny*su ke tubuh istrinya sambil memeluk, sedangkan Naira dia mengelus rambut suaminya.

Pagi hari tiba..

Saat ini gantala sudah siap dengan baju sekolahnya namun baju sekolahnya sangat kerat membuat otot dada dan otot perutnya menonjol begitu juga dengan celananya yang membuat juniornya kelihatan sangat jelas besarnya.

"Sial Ini kakak gak bisa milih atau gimana.." gumam gantala kesal karena dia tidak bisa bergerak dengan seragam sekolah yang terlalu ketat.

Tok

Tok

Tok

"Dek sudah siap belum?" Tanya seorang di depan kamar gantala yang tengah bersiap dengan seragam yang sangat ketat bahkan untuk berjalan sangat susah.

Mendengar suara kakaknya gantala berjalan ke arah pintu lalu dia membuka pintu kamarnya yang sudah ada kakak iparnya di depan kamarnya.

Glek

"Kenapa?"



Mencintai Kakak Ipar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang