Terhitung sudah seminggu lebih Taehyung menghindari Jungkook. Semenjak kejadian itu Jungkook terus mengirim pesan padanya dan semua itu tak ada satupun yang Taehyung balas.
Taehyung pun jarang ke rumah sakit sekarang, beberapa kali sang Ibu menyuruhnya untuk datang ke rumah sakit namun Taehyung tak menggubris nya karena pernah sewaktu kali Taehyung menurut dan mendapati ada Jungkook disana setelah itu Taehyung tak pernah menuruti Ibunya lagi untuk ke rumah sakit.
Terbilang kekanakan memang tapi Taehyung tak bisa bertatapan dengan Jungkook untuk saat ini. Setidaknya tunggu dirinya sedikit melukan kejadian malam itu dulu.
Tapi untungnya 2 hari ini Taehyung harus pergi ke Busan karena cabang butik nya akan memulai pembangunan disana. Taehyung ingin melihat perkembangan dari pembangunan cabang barunya itu. Jimin yang memang sebagai assisten Taehyung terus mengekor di belakang Taehyung.
Keduanya sedang menyantap makan siang mereka saat ponsel Taehyung berbunyi. Nomer kontak Ibunya terlihat di layar ponselnya. Taehyung hanya menatap layar ponsel yang terus berkedip itu, bimbang antara harus mengangkat nya atau tidak.
"Angkat saja Tae siapa tau penting, " Ujar JiMin yang melihat kebimbangan Taehyung.
Taehyung pun menghela nafas, kemudian memutuskan untuk mengangkat panggilan telepon dari Ibunya itu.
"Ha—
Sapaan Taehyung terpotong kala telinganya mendengar suara sang Ibu yang kini tengah menangis. Rasa panik tiba-tiba menyerang Taehyung.
" Ibu kenapa menangis?! "Tanya Taehyung khawatir.
JiMin yang mendengar ucapan Taehyung ikutan panik, diperhatikannya Taehyung yang kini tampak gusar namun tak lama senyum kecil muncul di bibir tipis itu jelas JiMin yang melihatnya menjadi bingung.
" Baiklah baiklah! Aku akan langsung pulang ya! " Ujar Taehyung senang.
Pria bermarga Kim itu mematikan sambungan telepon dan menatap JiMin dengan haru.
"Ada apa Taehyung-ah?! Katakan padaku apa yang terjadi?! " Tanya JiMin tak sabar.
"Jimin-ah kita pulang sekarang! "
"Mwo?! "
"Pulang Min-ah! Taeha noona sudah dapat pendonor dan akan di operasi sore ini! Kita harus pulang! " Ujar Taehyung antusias.
JiMin membulatkan matanya, dirinya juga turut bahagia mendengar kabar dari Taehyung namun sebagian hatinya entah kenapa merasa miris. Ya miris, saat matanya melihat bagaimana senangnya Taehyung akan berita kakaknya yang mungkin akan bisa sehat kembali.
Taeha. Yang menjadi salah satu dalang dari depresi Taehyung selama di Paris. Salah satu tokoh yang menyumbang banyaknya rasa sakit Taehyung dulu. Namun, kini pria itu dengan bahagia menyambut kabar bahwa kakaknya akan sehat kembali.
Jika itu orang lain mungkin mereka berharap untuk Taeha segera mati saja.
Orang sebaik Taehyung kenapa mereka tega menyakitinya sedemikian rupa?
****
Saat keduanya tiba kembali di Seoul hari sudah sore. Langit sudah menampakan warna jingga yang indah. Bulan sudah mengintip di balik awan dan matahari sudah siap kembali ke peraduannya.
Meninggalkan JiMin yang tengah memarkir mobil di basement rumah sakit Taehyung berlari untuk menemui keluarganya yang kini tengah menemani operasi sang kakak.
Langkah Taehyung sampai di ruang operasi dan mendapati keluarganya dan Jungkook disana.
Mendengar langkah terburunya semua pasang mata disana serempak melihat pada Taehyung. Terlebih Jungkook, pria bermarga Jeon itu menatap Taehyung begitu intens.
"Eomma! " Panggil Taehyung dengan nafas tersenggal efek berlari.
Mrs. Kim yang melihatnya pun menghampiri sang anak dengan khawatir. "Kenapa kau berlari? " Tanya Mrs. Kim cemas. Wanita paruh baya itu dengan lembut mengusap punggung sang anak.
"Atur dulu nafasmu, " Perintah Mrs. Kim
Taehyung menurut dan langsung mengatur nafasnya.
"Bagaimana operasinya? " Tanya Taehyung setelah nafasnya kembali teratur.
"Kakak mu masih di dalam. " Jawab Mrs. Kim sambil menunjuk pintu ruang operasi.
"Taehyung-ah, "
Kini atensi Taehyung teralih pada sosok sang Ayah yang berdiri tak jauh di belakang Ibunya.
"Appa, aku pulang. " Ujar Taehyung dengan senyum kecil, langkahnya dengan pelan mendekat pada sang Ayah.
Mr. Kim dengan langkah lebar mendekat pada Taehyung, ditariknya sang anak untuk Ia rengkuh.
"Akhirnya kau pulang Nak, " Suara Mr. Kim tercekat. Air mata perlahan mengalir di mata lelahnya.
Taehyung mengangguk pelan, tangannya melingkar dengan kuat di perut sang Ayah, dan wajahnya Ia sembunyikan di dada bidang Ayahnya. Taehyung menangis disana, mencoba meluapkan semua perasaan sesaknya akan rindu dengan memeluk sang Ayah.
Taehyung menepuk-nepuk pelan punggung lebar Taehyung yang kini bergetar. Ah putranya tengah menangis sekarang.
"Maafkan Ayah Taehyung-ah, maaf. " Bisik Mr. Kim di telinga Taehyung.
Taehyung yang mendengarnya hanya bisa mengangguk pelan tanpa membalas. Dulu Taehyung begitu dekat dengan sang Ayah, bahkan Ayahnya ini tau tentang orientasi sang anak yang berbeda namun Ayahnya tak menghakimi Taehyung sama sekali.
Pria itu saat itu hanya memeluknya, sama persis seperti saat ini saat Taehyung mengatakan tentang orientasi seksualnya. Ayahnya tak marah dan hanya mengatakan tak apa dengan nada pelan.
Mr. Kim melepas pelukannya, mata tuanya yang masih terlihat tegas itu menatap wajah Taehyung yang kini memerah akibat tangis, tangan besarnya terangkat untuk menghapus jejak air mata di sudut mata dan pipi Taehyung.
"Bagaimana kabar mu Nak? " Tanya Mr. Kim
Taehyung mengangguk, "Kabarku baik Appa, " Jawab Taehyung dengan suara serak.
Mr. Kim mengelus sayang rambut halus sang anak. "Syukurlah jika begitu," Balas Mr. Kim sambil mendudukan Taehyung di salah satu kursi yang ada disana.
Jungkook yang berada di sudut terus saja memperhatikan interaksi Ayah dan anak itu. Setelah Mr. Kim mendudukan Taehyung kini atensinya sepenuhnya jatuh pada Taehyung.
Ada kerinduan yang dalam di manik hitam Jungkook. Rasanya Jungkook ingin sekali memeluk Taehyung saat ini, keberadaanya disini selain karena di hubungi Mrs. Kim untuk datang tujuan Jungkook yang sebenarnya adalah ingin melihat Taehyung.
Seminggu lebih Jungkook tak bisa menemui Taehyung, Jungkook merindukan pria yang kini sudah menginvasi seluruh tempat di hatinya itu. Rasanya hampir gila saat Jungkook tak menemukan Taehyung dimana pun. Pesannya pun tak ada yang di balas oleh Taehyung.
Taehyung yang merasa terus ditatap pun menoleh pada Jungkook namun setelahnya Ia menyesal.
'Taehyung bodoh! Ngapain nengok sih! ' runtuknya dalam hati.
Masalahnya tatapan Jungkook padanya begitu intens. Tatapan sendu yang sarat akan kerinduan.
"Hei Jimin-ah. "
Taehyung yang tengah melamun sambil menunduk tersentak saat bahunya di tepuk pelan. Taehyung mendogak dan mendapati JiMin yang tengah ngos-ngosan di sampingnya.
"Kau berlari? "
Pertanyaan bodoh Kim Taehyung, dilihat dari nafasnya saja sudah menunjukan betapa jelasnya kedaan JiMin saat ini.
"Kamu nanya?! " Balas JiMin dengan nada sebal.
Taehyung menyeringai, "Ya biasa aja sih tidak perlu sewot, " Balas Taehyung.
JiMin hampir saja menggeplak kepala sahabatnya ini jika tidak ingat bahwa ada keluarga Taehyung saat ini.
****
Tbc🤗
Otakku ngebul jan minta double up yaw sayangku~ 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
SEE U | Kookv
FanfictionBahkan setelah berpisah selama 5 tahun, perasaan keduanya masih tetap sama, masih tertuju pada orang yang sama, masih sebesar dan seluas seperti dulu sebelum egois memisahkan keduanya 5 tahun yang lalu.