-8-

482 74 10
                                    

"Taeha sedang mengandung anak saya dan saya ingin mempertanggung jawabkan perbuatan saya. "

Taehyung memejamkan matanya bersamaan dengan itu setetes air mata jatuh. Hatinya berdenyut sakit mengetahui bahwa hubungan keduanya sudah sejauh ini. Sejak kapan? Itu yang selalu Taehyung ingin tanyakan pada keduanya tapi Taehyung tak punya nyali untuk menanyakan hal itu. Taehyung takut jawabannya akan semakin membuatnya kesakitan.

****

"Taehyung-ah"

Taehyung tersentak dari lamunannya saat telinganya mendengar suara familiar khas Jungkook. Pria itu sudah kembali dari kantin rumah sakit dan kini tengah berdiri tepat di depan Taehyung. Kedua tangan pria itu memegang gelas plastik berisi coklat hangat dan salah satunya terulur tepat di hadapan wajah Taehyung.

Taehyung melirik gelas di depan matanya. Tanpa memandang wajah Jungkook diambil nya gelas itu disertai dengan gumaman terimakasih mengalun pelan dari celah bibirnya.

Kini keduanya tengah duduk di sofa yang ada di dalam ruangan Taeha. Kedua orang tua Taehyung, Taera dan Jimin sudah pulang 30 menit yang lalu dan akan kembali esok hari. Hanya tinggal Jungkook dan Taehyung sajalah yang ada di ruangan VVIP itu juga Taeha yang masih betah terlelap.

Hanya ada keheningan diantara keduanya, Taehyung yang memang tidak ingin membuka percakan dan Jungkook yang terlalu canggung untuk memulai.

Taehyung menyesap sedikit coklat hangat di tangannya karena jujur Taehyung sudah kedinginan sekarang, ia hanya mengenakan kaos tipis dan celana pendek di penghujung akhir musim gugur. Ia lupa mengambil coat saat JiMin menjemputnya karena terlalu panik tadi.

Menyadari Taehyung kedinginan Jungkook pun mengambil jas kerja miliknya —karena memang Jungkook tidak sempat pulang tadi— dan menyampirkannya di bahu pemuda itu. Dalam jarak ini Jungkook bisa melihat dua tulang selangka Taehyung dibalik kulit tan bersih pemuda itu.

Taehyung jelas terkejut dengan apa yang Jungkook lakukan padanya. Pemuda itu sedikit menjauhkan tubuhnya dari Jungkook yang memang jaraknya sudah begitu dekat dengannya.

"Kau tak perlu melakukan ini. " Ujar Taehyung sambil melepas jas di bahunya namun dengan cepat tangan besar Jungkook menghentikannya. Pria berahang tegas itu mengenggam jemari Taehyung yang hendak melepas jas miliknya.

"Kau kedinginan." Balas si Jeon.

Taehyung terdiam, pemuda berwajah androgini itu dengan pelan melepas genggaman tangan Jungkook padanya.

"Aku memang kedinginan tapi aku tidak membutuhkan itu." Taehyung berujar lagi kali ini dengan nada yang ia buat sedatar mungkin.

Jungkook tidak membalas dan kali ini tangannya hanya diam saat Taehyung melepas jas dan mengembalikannya pada dirinya. Pemuda bermarga Kim itu kemudian bangkit berdiri.

"Sebaiknya aku pergi saja toh sudah ada kau disini." Ujar Taehyung lagi sambil melangkah ke arah pintu.

Namun saat tangannya hendak membuka pintu suara Jungkook mengintrupsinya untuk berhenti.

"Taehyung aku—

Lelaki Jeon itu menjeda ucapannya sedangkan Taehyung terus menunggu lanjutan ucapannya. Bibir Jungkook sudah terbuka untuk mengatakan sesuatu namun tak lama itu kembali tertutup bersamaan halaman nafas pelan.

" Tidak. Lupakan saja." Ujar pemuda itu sambil menatap Taehyung sendu.

"Hati-hati di jalan Taehyung-ah." Lanjut si Jeon.

Taehyung ber- hm pelan dan membuka pintu bercat putih itu, membiarkan sosok nya hilang tertelan cahaya remang dari koridor luar. Pintu perlahan tertutup kembali meninggalkan Jungkook dengan keheningan ruangan yang membuat dadanya sesak.

SEE U | KookvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang