CHAPTER |5|

287 43 0
                                    

BTS - Airplane pt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BTS - Airplane pt. 2

"Kita akan kemana sekarang?" tanya Anna melihat arah perjalanan yang sangat asing baginya.

"Kau ingat apa yang kukatakan padamu kemarin? Hari ini kau akan melakukan sesuatu yang penting. Ingat, kau harus membuatnya senang agar negoisasi ini berjalan lancar."

"Dengan begitu aku bisa bertemu dengan ibuku?"

"Mungkin, apa yang kau lakukan nanti akan menentukan hadiah apa yang akan kau terima nantinya."

Anna melirik sekilas pria itu. Pandangan lurus Raegan membuat Anna beramsumsi bahwa negoisasi kali ini pasti sangat penting sehingga dirinya sudah dipastikan tak boleh sampai mengacaukan pertemuan mereka.

Gadis itu memandang lampu lampu jalan yang bergerak cepat bagai rantai yang berputar, ia menggigit jari berusaha menenangkan diri. Ini bukan kali pertama dirinya berada diposisi dimana ia harus bertindak seperti bukan dirinya.

Mereka turun dari mobil mewah Raegan, Anna tampak begitu menawan dengan gaun pendek berwarna merah gelap melapisi tubuhnya ditambah kalung dengan permata kecil menghiasi leher indahnya yang putih pucat, jangan lupa rambutnya diikat dengan gaya Ponytail yang menonjolkan leher dan pundaknya yang indah.

Tak lupa pula disamping gadis tersebut, terdapat Raegan yang terlihat gagah dengan balutan jas hitam dan sepatu pantofel louboutin hitam itu terlihat mengkilap menyilaukan mata yang memandang. Mereka berjalan memasuki lobby hotel yang kemudian disambut oleh barisan pegawai-pegawai hotel tersebut.

"Selamat datang, Tuan Dewata." Serempak para pegawai itu menyambut mereka dan membungkuk hormat kepada Raegan. Gadis itu dapat melihat tatapan datar pria itu. Membandingkannya dengan beberapa tahun lalu, pria itu berubah drastis sekali seperti orang yang berbeda.

"Ah, Tuan Dewata kau sudah datang rupanya, aku sudah menunggu hampir setengah hari disini hanya untuk berjumpa denganmu."

Jeemo Aditya, pria itu terlihat sedikit lebih tua dari Raegan. Jeemo berjalan mendekat kearah Raegan namun, pria itu hanya berlalu lurus tanpa sedikitpun menoleh kearah lawan bicaranya.

"Pergi temani dia," ucap Raegan, membuat Anna yang awalnya berjalan disamping pria itu, kemudian berbalik menuju Jeemo yang menampilkan senyum bodoh menurut gadis itu.

Seketika tangan pria itu merangkul erat pundak Anna bahkan gadis itu merasakan bagaimana pria tersebut mengelus pundaknya yang terbuka.

"Tuan Dewata, kau terlalu berbaik hati padaku. Gadis ini datang bersamamu, bagaimana bisa kau memberikannya padaku dengan cuma-cuma seperti ini?" Raegan melirik sekilas mereka berdua. Dan beralih duduk di sofa panjang dengan kaki yang bertumpu dan tangan bertengger pada sisi sofa.

"Aku membawanya hari ini untukmu, Namanya Anna." ucap Raegan tanpa menoleh pada siapa ia berbicara.

Jeemo menatap datar gadis disampingnya itu. "Ah, sepertinya kau dan gadis ini saling mengenal ya?.." Hening, Jeemo tak mendapat jawaban atas pertanyaan yang diajukannya. Raegan hanya diam menikmati menyesap wine didepannya.

Jeemo tertawa, Anna yang disampingnya bingung entah apa yang lucu sehingga membuat pria disampingnya ini tertawa aneh.

Mereka bergerak dan duduk di sofa tepat berhadapan dengan Raegan. Jeemo mengeratkan rangkulannya pada pundak Anna sehingga gadis itu semakin lebih dekat dengan Jeemo.

Terlihat pria itu sedikit menurunkan kepalanya. Dengan tangan yang memainkan rambut Anna serta menepikan sedikit anak rambut gadis itu ke belakang telinga. Lalu ia beralih menatap Raegan.

"Tuan, gadis yang kau bawakan kali ini terlihat sangat cantik. Kulit putih dan mulus ini terlihat indah, membuat siapapun akan jatuh cinta saat menatapnya bahkan hanya sekilas bukan?"

"Tuangkan lagi minum untukku." Titah Raegan mengacuhkan pertanyaan Jeemo. Pria itu tentu kesal, terlihat rahangnya mengetat menahan kesal sambil tersenyum. Ia berdiri menuangkan minuman layaknya pelayan.

"Ah.. Tuan, aku boleh bermain dengan gadis ini sesuka hatiku bukan?"

"Tentu saja, silahkan." Raegan memberi isyarat pertanda terserah apa yang akan Jeemo akan lakukan nantinya. Anna menatap tajam Raegan. Ia sedikit menyesal mengingat bagaimana dirinya mengucapkan kata maaf yang seharusnya tak keluar malam itu.

Jeemo melihat ekspresi yang diperlihatkan gadis itu tadi. Rasa benci dan marah. Pria itu tampak sedikit terhibur dengan raut wajah Anna.

"Kau sangat membencinya ya?" Dari intonasi yang dikeluarkan pria itu, Anna cukup mengetahui bahwa pria ini pasti memiliki kebencian dengan Raegan. Bahasa tubuh dan mimik palsu yang pria itu gunakan tidak bisa menutupinya. Mengikuti permainan pria ini pasti akan menghiburnya.

"Tentu saja, siapa yang tidak akan membenci pria itu."

"Kalau begitu, aku akan memberimu dua pilihan untuk memancingnya." Tidak, sepertinya Anna salah mengambil langkah.

Pria itu memandangnya dengan tatapan yang membuat Anna curiga. Senyum aneh pria itu sudah pasti akan membuatnya berada situasi yang tidak menguntungkan.

"Pilihan seperti apa?"

TBC

Don't forget to vote and comment guys... See u in the next chap by sann 🩷

OVER THE LOVE : The Tension || JAEROSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang