CHAPTER |11|

212 46 1
                                    

Addiction -Xdinary Heroes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Addiction -Xdinary Heroes

"Nona.." Pria dengan masker hitam itu jatuh berlutut memandang orang didepannya yang berdiri di Tee Box dengan seragam putih dan topi bundar menaungi wajahnya.

'Tuk'. Benda kecil itu terlempar jauh. Lalu perempuan itu menoleh memandang pria itu tersenyum. Ia mengambil kain, membersihkan tangannya lalu duduk menikmati jus jeruk yang menantinya di meja kecil itu.

"Bagaimana? Kau berhasil membunuh dia?"

Hening. tak terdengar jawaban.

"Bicaralah." Suaranya tenang tapi entah mengapa pria yang berlutut itu terlihat gemetar.

"Dia.. dia masih hidup."

Perempuan itu berhenti sejenak, ia meletakkan gelas itu perlahan diatas meja.

"Masih hidup? Bukankah kau bilang semua akan berjalan sesuai rencana?" Masih pada posisi yang sama, namun ekspresi datar mendominasi wajahnya.

"Dia.. berhasil kabur, melumpuhkan dua anggota lainnya. Dia tidak sendiri. Ada seorang gadis bersamanya." Dia menoleh, alisnya bertaut.

"Gadis?" Ia tersenyum miring.

Pria itu menyerahkan sebuah rekaman cctv pada ponsel miliknya. 
Tawa nyaring terdengar. Jarinya tampak memperbesar potongan rekaman itu, memperjelas wajah gadis yang dimaksud tadi.

"Ternyata kau berhasil kabur dari tempat* itu, Anna."

Tangannya menunjuk pria itu untuk mendekat padanya.

"Ambilkan stik golf ku." Perintahnya, senyumnya tipis tersungging di bibirnya.

"Yang mana, nona?"

"Yang paling berat."

Pria itu mengikuti perintahnya, menyerahkan stik golf itu pada perempuan tersebut.

Dengan isyarat yang diberikan perempuan itu, pria tersebut kembali jatuh berlutut, perempuan itu berjalan sambil menyeret stik golf itu.

Mata pria itu bergetar mengikuti gerak stik tersebut. "Kau hanya diberi satu tugas sederhana."

"Hanya satu, membunuh dia."

"Nona, kami sudah berusaha. Tapi dia-"

"Tidak ada kata tapi dalam kamusku," potong perempuan itu, kali ini nadanya berbisik dan menusuk. "Kegagalanmu membuat semuanya menjadi rumit, dan aku, Berliana Sonata tak pernah menyukai kerumitan."

OVER THE LOVE : The Tension || JAEROSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang