CHAPTER |7|

288 51 1
                                    

Alwasy Been You - Chris Grey

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alwasy Been You - Chris Grey

Raegan menarik kasar tangan Anna dan mendorongnya masuk kedalam kamar. Melihat aura menyeramkan menguar dalam diri pria itu, Anna hanya terdiam dan manatap pergelangan tangannya memerah akibat cengkraman kuat yang dilakukan pria itu tadi.

Dan sekarang gadis itu kini mengamati apa yang akan dilakukan oleh Raegan selanjutnya. Pria itu duduk di sofa single dan memandangnya tajam, lalu tangannya bergerak memberi isyarat agar Anna mendekat padanya. Menurut, gadis itu bergerak mendekat, dan kembali tangannya ditarik kuat hingga gadis itu jatuh terduduk dalam pangkuan Raegan.

Mata mereka bertemu. Raegan bergerak mengelus belakang kepala Anna dan mendorongnya agar lebih dekat. Perlahan, Raegan berbisik tepat disamping gadis itu.

"Katakan, apa pilihan lain yang diberikan pria itu padamu?" Suara berat itu seperti menggelitik telinga Anna.

"Tidur denganmu dihadapan semua orang yang hadir disana."

"Lalu.. Kau lebih memilih tidur dengan pria lain?" Anna tertawa, ia mengelus pipi Raegan. Pria itu mengikuti gerak tangan Anna yang dengan lembut membelai pipinya.

"Jika aku memilihmu, aku mungkin akan membuat pria itu semakin terhibur. melihat hubungan kalian yang tidak baik, aku ragu memilih pilihan kedua itu, mungkin saja kau tidak mengizinkanku untuk mempermainkanmu, tapi bagaimana jika aku malah membuatmu terbawa suasana? Lalu, disaat kau terlihat lemah, Tuan Jeemo pasti akan mencemoohimu dan ketika itu tiba.."

Anna menatap Raegan, kedua jarinya ia satukan dan diarahkan tepat dikepalanya.

"Dor! Mungkin kau akan menembak ku saat itu juga, Raegan."

Pria itu dengan mata tajamnya menatap datar Anna, enggan bersuara. Sedang yang ditatap tersenyum lebar memamerkan deretan giginya yang tersusun rapi.

"Atau, mungkinkah kau sebenarnya berharap agar aku memilih pilihan kedua itu, Raegan?" Dengan suara yang lembut diucapkannya pertanyaan tersebut. Gadis itu menyentuh ujung hidung Raegan, yang cepat ditepis oleh pria itu.

Raegan mendorong tubuh Anna hingga terjatuh ke lantai. Pria itu menoleh, "Kau terlalu banyak bicara hari ini, Anna."

"Ku peringatkan padamu, aku sama sekali tidak tertarik denganmu, Anna. Dan benar, aku sangat ingin menembakmu disana saat itu juga. Tapi, berterima kasihlah kepada Jeemo, kau lolos dari itu berkatnya yang membuatku jengkel dari tadi."

Raegan membawa Anna ke kamar mandi dan menutup pintu itu keras. "Tapi, sekarang kau takkan bisa lolos. Ini hukuman karena sudah menghancurkan rencanaku."

Dengan gerakan cepat, Anna didorong keras hingga kepalanya berbenturan dengan dinding kamar mandi. Raegan mengarahkan hand shower kearah wajah Anna secara bersamaan sambil mencekik leher gadis itu.

"A-Apa yang khau lak-akh..an?" Terbata-bata Anna mengucapkan kalimat itu. Ia tak bisa bernapas. Sekuat tenaga ia melepaskan cengkraman tangan Raegan. Nihil, tenaga pria itu lebih besar darinya.

Pancuran hand shower tak berhenti diarahkan kepada gadis itu. Sedang Raegan, memandang datar wajah kesakitan itu.

"Apa kau ingat kejadian di Gymnasium dulu, Anna. Mereka menyirami ku terus dan tak membiarkanku bernapas sedikitpun."

"Dan apa kau katakan setelahnya? Kau bilang kau tak sengaja melakukan itu padaku? Kau berbohong, Anna. Aku lihat kau tersenyum disana." Raegan menguatkan cengkramannya pada Anna.

"Akh!" Gadis itu semakin  memerah. Wajahnya membengkak tak bisa bernapas. Bahkan tangannya sudah tak kuat melepaskan tangan besar Raegan dari lehernya.

Pria itu melepaskan tangannya, ia membiarkan tubuh gadis itu luruh terjatuh dilantai kamar mandi. Tampak Anna, meraup rakus oksigen seakan sedang berlomba, ia terbatuk batuk. Paru parunya seperti akan meledak.

Gadis itu memegangi lehernya yang nyeri.  Ia menatap nyalang pria itu. Raegan melempar kesamping hand shower itu lalu berjongkok mendekat pada Anna yang bersandar pada bathup, "Sudah kukatakan dari awal, setiap tindakanmu memiliki konsekuensi, lebih baik kau tidak memancingku untuk melakukan sesuatu seperti ini lagi, bukankah kau ingin berjumpa dengan ibumu Anna?"

Gadis itu memilih tak menjawab pertanyaan Raegan. Penglihatannya semakin memburam, sekilas ia melihat pria itu bergerak menghidupkan rain shower yang berada di atasnya. Ia merasakan guyuran air menghujaninya kembali, namun, tidak sederas tadi.

Kesadarannya semakin menipis, ia melihat pria itu meninggalkannya.

"Brengsek."

TBC

Don't forget to vote and comment guys... See u in the next chap by sann 🩷

OVER THE LOVE : The Tension || JAEROSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang