The weeknd - One of the girls
Pernikahan ini tak masuk akal bagi Anna, sungguh seperti hanya bermain-main. Permainan pria disampingnya ini, sangat aneh, bagaimana bisa pernikahan mereka hanya dihadiri oleh segelintir orang? Bahkan orang yang dimaksud adalah orang Raegan sendiri. Apa pria itu tidak memiliki keluarga? Orangtua? Anna tak habis pikir, dirinya sudah lelah dengan beban hidup yang dipikulnya.
Kemudian mereka berhenti didepan sebuah mansion yang begitu megah. Begitu Anna memasuki tempat itu tak sedikitpun matanya berhenti terpana dengan keindahan mansion ini.
"Seingatku dulu kau juga merupakan orang yang berlimang harta. Bagaimana bisa kau terlihat kentara terpesona dengan tempat ini?"
Anna memutar bola matanya, " Walaupun aku pernah kaya, tapi tempatku dulu tak seindah milikmu."
"Baiklah, kuanggap itu pujian." Raegan tersenyum lebar yang membuat Anna menggeleng pelan menangkap sifat narsistik pria itu.
Mereka terus berjalan sampai Raegan berhenti didepan sebuah pintu.
"Masuklah ini akan menjadi tempat istirahat mu."
Anna lebih dahulu berjalan memasuki kamar itu, ia memandang seisi kamar ini. Begitu luas, terlalu luas untuknya yang akan tidur sendirian disini.
Setelah mengamati sekeliling, pandangan gadis itu jatuh pada Raegan yang tengah duduk diatas tempat tidur berukuran besar tersebut, pria itu menatapnya lekat.
"Apa yang kau lakukan di sini? Kenapa kau belum keluar?"
Pria itu enggan menjawab dan hanya bergerak melepaskan sepatunya.
Seketika Anna beramsumsi yang tidak-tidak mengingat mereka baru saja melangsungkan pernikahan, ia sedikit meremas gaun putihnya guna meredakan degup jantungnya yang sudah tidak karuan. Bukan, ia bukan hanya gugup akan pemikiran kotor itu. Namun, karena dirinya yang tidak bisa membaca isi pikiran dari pria didepannya ini. Bisa saja pria itu melakukan hal berbahaya seperti membunuhnya ketika ia tertidur mungkin? Sesegera mungkin ia menggeleng mengenyahkan pikiran negatif yang akan memperburuk dirinya.
"Kau tak perlu takut begitu, aku hanya akan tidur disini. Lagipula kau bukan tipe ku."
Anna tercengang, bagaimana bisa pria itu berkata padanya untuk tidak takut? Siapapun yang berada di posisinya tidak akan bisa berpikir positif barang sedetik saja. Dan lagi, apa dia bilang? Bukan tipenya. Anna tertawa dalam hati. Bagaimanapun dia sudah menikahi wanita yang bukan tipenya ini.
"Jangan bilang, ini adalah tempat tidurmu?" ucap Anna pelan, Raegan langsung menatapnya dan bergerak mendekatinya yang membuat Anna mundur waspada dari apa yang pria itu akan lakukan nantinya.
"Tentu saja ini adalah tempat tidurku, kamarku, mansion ku dan.. " Langkahnya semakin mendekat membuat gadis terkungkung sebab Anna sudah tidak bisa mundur lagi.
"Kau adalah wanitaku."
Anna terpaku mendengar itu, tangan gadis itu kemudian ditarik hingga dirinya terjatuh diatas tempat tidur itu.
"Kau jangan banyak bicara, tidurlah besok kau harus melakukan sesuatu yang penting."
Setelah mengatakan itu, Raegan berbalik membelakangi gadis itu. Anna juga melakukan hal yang sama sembari mengangkat selimut guna menyelimuti tubuhnya.
Lalu seluruh lampu padam kecuali lampu tidur disampingnya. Setelah beberapa saat Anna tak kunjung dapat memejamkan matanya. Ia merasa tidak nyaman dengan posisinya saat ini. Apalagi ini kali pertama dirinya tidur dan berbagi ranjang dengan pria.
Anna memastikan Raegan sudah tertidur pulas ketika ia mendengar dengkuran halus pria itu.
Perlahan dirinya membalikkan badan, dan bernapas lega ketika iia berhasil bergerak tanpa mengusik tidur Raegan. Entah apa yang terjadi jika pria itu terbangun nantinya, bisa-bisa dirinya akan dibunuh saat itu juga.
Ternyata pria itu tertidur cukup pulas, dilihat dari bagaimana pundak lebarnya yang bergerak seirama dengan dengkuran halusnya. Anna menatap pundak lebar itu dengan tatapan sendu.
"Apakah kau berubah seperti ini karena ku Raegan? Maafkan aku untuk kesalahan fatal ku dulu. Jujur bukan aku sengaja untuk melukaimu namun, aku terpaksa karena itu giliranku. Aku juga pernah menjadi boneka orang lain. Entah kau mendengarnya atau tidak, tapi aku tulus meminta maaf dengan nyawaku. Maafkan aku Raegan. Semoga kau mimpi indah, " lirih kalimat itu terucap. Anna membenarkan selimut pria itu. Perlahan kantuk menghampiri Anna. Matanya kian memberat dan kemudian memejam rapat.
Ranjang itu sudah tidak setegang tadi. Raegan membuka mata, ia memandang lurus. Ucapan gadis itu terngiang-ngiang dikepalanya. Tatapannya beralih memandang selimut yang menutupi tubuhnya.
"Tidak, aku tak boleh terkecoh dengannya."
TBC
Don't forget to vote and comment guys... See u in the next chap by sann🩷
KAMU SEDANG MEMBACA
OVER THE LOVE : The Tension || JAEROSE
RomanceFOLLOW SEBELUM MEMBACA.. Adult Content!! Over the Love : The Tension || JAEROSE Setelah berhasil keluar dari jurang yang dulu dimasukinya, Anna Sapphira kembali memasuki jurang yang paling dalam. Ia kembali terkungkung dalam genggaman orang lain...