Haii semuanya, perkenalan aku di sini menulis serangkaian cerita yang mungkin masih sedikit berantakan. Tolong dimaklumi ya.
Cerita Bintara, dan sebesar apa cintanya.
Maaf kalau masih berantakan, seperti hidupku? tidak hanya sedikit bercanda hahaha.
Selamat membaca dan semoga suka dengan apa yang sudah aku torehkan di sini ya💗.
1. SEDIKIT TENTANGNYA .
"Entah sejak kapan rasa itu tumbuh mejadi begitu besar dan luas, sampai rasanya satu dunia tidak akan cukup untuk menampung rasa ini" —Bintara Daffa
.
.
.
.Bintara Daffa Reynold, cowok yang kerap disapa Binta, dia pemimpin geng motor yang memiliki nama kebesaran Dream. Jangan berpikir bahwa dia itu ketua yang dingin, kejam, dan bringas. Tidak, dia tidak seperti itu.
Pemilik lesung pipi, dan senyum manis itu merupakan lelaki yang sangat gila, dia suka menyanyi tidak jelas, dia suka tertawa keras, dan juga jangan lupakan bahwa ia suka menggoda Embun.
Catat, dia itu cogilnya Embun.
"EMBUN, SELAMAT PAGI!" Lihat, baru saja kita bicarakan anak itu sudah berteriak dengan tidak tau malu.
Bintara tersenyum lebar, hingga lesung pipinya semakin terlihat, ia berjalan mendekat kearah Embun yang juga menatapnya.
Sebenarnya Embun sangat malu saat ini. Tolong, siapapun bawa Embun pergi dari sini!
"P-pagi juga Bintara" Sapa Embun dengan sedikit memaksakan senyumnya, sambil melambaikan tangannya kecil.
"Aww, salting deh disapa sama Embun" Ujar Bintara sambil memegang wajahnya yang sepertinya sudah memerah karena malu.
Embun hanya tertawa canggung mendengarnya, sungguh Embun tidak tau mengapa Bintara menjadi suka mengejarnya seperti ini.
Sebenarnya itu bermula pada saat Bintara pergi ke supermarket, pertama kalinya dia pergi ke supermarket, itupun karena ia diminta oleh sang Bunda, jadi mau tidak mau ia harus pergi.
Tentu, di sana Bintara sangat bingung, mencari barang barang yang diminta oleh bundanya, itu cukup sulit untuk dirinya.
Hingga pada akhirnya, ada satu gadis baik yang dengan sukarela membantunya kala itu.
Matanya yang indah, senyumnya yang manis, dan sifatnya yang hangat, cukup membuat Bintara terpikat. Pertama kalinya Bintara merasakan debaran jantung yang menggila, dan matanya yang ingin terus menatap gadis itu. Hanya sebuah pertemuan singkat, yang membuat Bintara terpikat, hingga saat ini.
Pada saat itu, ia memegang dadanya sambil berkata. "Gue jatuh cinta?" dan sepertinya memang iya.
"Embun lo udah sarapan?" Tanya Binta berbasa-basi.
Embun menoleh kearah Bintara yang berjalan di sebelahnya, dia tersenyum kemudian mengangguk pelan. "Sudah, Bintara" Jawabnya lembut.
Tiba-tiba Bintara mengaduh pelan, dan menghentikan langkahnya, membuat Embun juga ikut menghentikan langkahnya.
"Kenapa Binta?" Tanyanya bingung.
Bintara menatap Embun yang juga menatapnya. "Suara lo Mbun, kenapa suara lo bisa lembut kaya gitu? makan kapas ya?" Tanyanya dramatis.
Kekehan kecil keluar dari bibir Embun, tanpa bisa dihentikan, tak habis pikir dengan tingkah laku Bintara. "Aku bisa mati kalau makan kapas Bin.."
Bintara nampak berpikir lalu mengangguk setuju. "Bener juga." Ujarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rain with Sunshine
Novela JuvenilKisah kita telah usang, semoga tetap terkenang. <3