BAB 15

99 28 10
                                    

Ia pun mendekati Vera dan membenahi tubuh Vera, ia juga menyelimuti tubuh Vera dengan selimut tebal nya. Kini ia sedang menunggu kedatangan teman nya yang seorang dokter itu.

Selang beberapa menit suara bel berbunyi, ia turun untuk melihat siapa yang datang

"Mengapa kau memanggilku selarut ini?"
Ucap seseorang yang mulai mendekati tangga sedikit mengeraskan suaranya agar terdengar oleh Arga yang masih sedang dilantai dua.

"Apakah kau perlu bertanya mengapa aku memanggilmu kemari? Memangnya apa profesimu selain dokter, Tuan Eric?"
Arga menjawabnya dengan datar

"Ah benar juga, apakah kau kurang sehat?"
Tanya Eric kembali

"Tidak perlu banyak bertanya, cepatlah naik"
Ucap Arga yang kemudian meninggalkan dokter tersebut dan pergi kembali menuju kamar tempat Vera terbaring.

Dokter tersebut mempercepat langkahnya untuk mengikuti Arga menuju kamarnya.

Setelah memasuki kamar arga, Eric terkejut melihat sosok wanita yang terbaring diatas ranjang milik temannya dengan wajah pucat bibir lebam.

"Apa ini?! Kau menyembunyikan seorang wanita di kamarmu?! Apa yang telah kau perbuat padanya YATUHANN"
Ucap Eric yang sangat menampakkan reaksi terkejutnya

"Diamlah, cepat periksa dia. Apa dia baik baik saja? Apakah usianya sudah tidak lama lagi?"
Timpal Arga yang merasa sedikit kesal karena temannya yang terus terusan bertanya.

"Tanpa kau suruh juga akan kuperiksa dia. Lihatlah sekujur tubuhnya pucat dan bibirnya sangat lebam, badannya juga panas, ada kemungkinan dia terkena demam yang sangat tinggi"
Ucap Eric yang mulai memeriksa kondisi Vera secara fisik

Saat Eric mulai memeriksa nya betapa kasihan nya dia pada wanita yang terbaring ini ia melihat juga di area sekitar leher nya banyak bekas  kissmark.

"YA TUHAN tubuhnya kekurangan asupan nutrisi. Apa kau tidak memberinya makan? Dia terkena hipotensi ini bahkan harus dengan penanganan lanjut tidak cukup hanya diperiksa"
Ucap Eric kembali

"Oh benarkah? Kalo begitu Maka berikan lah Penanganan tersebut obati dia"
Jawab Arga dengan singkat namun tanpa Eric ketahui dari balik wajah datar nya Arga cemas takut terjadi sesuatu.

'Apa ini? Mengapa aku bodoh sekali, apakah aku keterlaluan dengan melupakan kondisinya , aku lupa jika dia belum makan? Tapi yang sudah terjadi tidak bisa diulang kembali. Sudahlah Lagipula ini bukan salahku, lupa itu manusiawi kan'
Batin Arga

"Aku tidak menyangka kau sekejam ini Arga, ini terlihat bukan dirimu Arga"ucap Eric yang tidak habis pikir dengan apa yang Arga perbuat.

"Aku akan menelpon asisten ku untuk menyiapkan alat infus dirumah mu"lanjut nya dan menelpon seseorang.

Selang beberapa waktu asisten Eric pun datang dan membawa peralatan yang dibutuhkan dan membantu Eric memasang nya dan berpamitan untuk pulang duluan setelah semua nya selesai.

"Aku sudah memeriksanya, dan memasang infus agar kondisinya membaik. Akan ku berikan resep obatnya, sekarang biarkan dia beristirahat."
Ucap Eric

"Bagus, sekarang pulanglah"
Timpal Arga yang seolah mengusir Eric dengan nada datarnya

Eric menghela nafasnya, dia tidak bisa membiarkan temannya begitu saja, setelah temannya itu membuat seorang wanita terbaring tak berdaya.
Eric menarik Arga keluar kamar

"Sekarang jelaskan padaku, siapa wanita itu? Dan apa yang telah kau lakukan padanya?"
Tanya Eric Dengan serius

Ia sangat tidak menyangka bila Arga melakukan itu pada wanita, dia mengetahui bagaimana Arga memperlakukan wanita  apalagi dia memiliki seorang kekasih dan bahkan ia dengar sudah menikah.

Eric tidak datang pada hari pernikahan Arga karena dia sedang berada diluar negri tapi Arga sempat mengundang nya dan Eric tau siapa wanita itu ia Eric tau Mera kekasih nya Arga.

"Itu bukan urusanmu"
Jawab Arga dengan ketus

"TIDAK BISA AKU TEMAN MU! Sekarang katakan padaku apa yang kau perbuat padanya apa hubungan nya dengan mu?!"

"Baiklah jika kau sangat penasaran, dia adalah istriku. Wanita yang terbaring lemah itu adalah istriku!"
Jawab Arga 

Eric tampak terkejut mendengar ucapan Arga dia tahu betul bersama siapa dia akan menikah dan mengenal betul bagaimana wajah wanita itu tapi ini? Yang terlihat diranjang tadi, sama sekali jauh berbeda.

"Apa? Kau terkejut? Apakah berhubungan dengan istri sendiri merupakan tindak kriminal? Dia terbaring seperti itu bukan salahku, itu karena tubuhnya saja yang lemah!"
Sambung Arga

"Tidakk...tidak tunggu bukan nya kau akan menikahi mera? Apa yang kau katakan? Bukankah wanita yang kau nikahi itu adalah Mera? Tapi...jelas sekali wanita yang terbaring itu bukanlah..."ujar Eric dengan penuh kebingungan nya

"AKU TAHU! DIA BUKAN MERA KEKASIHKU! DIA ADALAH MAUT BAGI MERA!"teriak Arga seketika mengingat kejadian itu.

Sebelum Eric menyelesaikan ucapannya, Arga memotongnya dengan nada yang dipenuhi oleh amarah.

"Maksudmu? Maut bagi Mera? Kemana Mera? Siapa wanita itu? Apa yang dia perbuat pada Mera?"
Tanya Eric beruntun

"Dia memang tidak berbuat apapun, tapi ayahnya telah merenggut Mera dari sisiku. Ayahnya lah yang telah membunuh Mera! "
Jawab Arga

Eric terdiam mendengar ucapan Arga. Seluruh tubuhnya terasa lemas kebingungan nya kini terjawab mengapa wanita itu berbaring diranjang arga.

"Aku menikahinya karena ingin membalaskan dendam Mera"
Sambung Arga

"Apa? Kau ingin membalas dendam? Karena itu kau menyiksanya bukan kah bukan dia yang membunuh mera?"
Tanya Eric

Arga terdiam sejenak
"Ya memang tapi..., aku ingin menyiksanya terus menerus agar dendam Mera terbalaskan"

"Tapi kau tidak seharusnya melakukan hal seperti itu. Wanita itu tidak bersalah, dia tidak seharusnya menerima siksaan darimu. Jika ingin menghukum seseorang, maka hukumlah ayahnya"
Ucap Eric yang berusaha menyadarkan Arga bahwa tindakannya itu salah.

"Aku tidak membutuhkan saranmu. Mudah bagimu mengatakan hal itu, tapi asal kau tahu betapa sakitnya, betapa gilanya aku ketika aku tahu bahwa aku telah kehilangan Mera!"
Sentak Arga

Lagi lagi Eric terdiam

"Aku ingin ayahnya merasakan bagaimana sakitnya kehilangan seseorang yang sangat dicintainya, seperti aku yang hampir tidak waras karena kehilangan kekasihku, lagi pula anak nya itu yang menawarkan untuk menggantikan kesalahan ayah nya"
Sambung Arga

Eric tidak bisa menyangkal apa yang dikatakan oleh Arga, karena setiap kata yang di ucapkan nya dipenuhi oleh dendam, dia juga tidak bisa berbuat apa apa ini masalah keluarga dia tapi Eric hanya kasihan dengan wanita itu.

"Baiklah lakukan saja apapun yang kau mau tapi aku hanya mengingatkan mu jangan terlalu berlebihan dia tidak sepenuhnya salah. Aku tahu kau terpukul karena hal itu. Sekarang Istirahatlah, aku akan pulang"
Ucap Eric sembari menepuk pundak Arga lalu meninggalkannya.
















Sekian.
TERIMAKASIH JANGAN LUPA VOTE/SHARE/KOMEN YAA 🐾

HENTIKAN TUAN ARGA ||•21+ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang