BAB 14 : An Eternal Masterpiece

120 15 5
                                    

[S W E E R H U R T]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[S W E E R H U R T]
.
.
.

📌8092 word

📌8092 word

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cr. Pinterest

"Fort, kau tidak lelah?" tanya Pavel, suaranya terkesan penuh rasa ingin tahu dan mungkin sedikit kekhawatiran. Namun, Fort hanya mengangkat bahunya tanpa berkata sepatah kata pun.

Tanpa mengalihkan pandangannya dari surat perintah yang tergeletak di meja, Fort melangkah maju, melewati Pavel yang masih berdiri di ambang pintu kantor. Langkahnya mantap, seolah tak ada beban.

Fort membuka lemari besi yang terletak di sudut ruangan, menarik pakaian kepelosiannya dari dalam. Seragam itu, dengan potongan rapi dan warna yang seolah memancarkan kewibawaan, segera dikenakan. Semua persiapan yang diperlukan untuk perjalanan ini seolah telah menjadi rutinitas bagi Fort begitu juga teruntuk Pavel.

"Kau sehat? Apa kau siap?" tanya Pavel akhirnya, meski jawabannya sudah jelas: mereka harus siap. Surat perintah penyelidikan dan penangkapan di tangan mereka adalah petunjuk satu-satunya.

Fort menyarungkan sabuk senjata dan menatap Pavel sejenak. "Aku tidak punya pilihan," jawabnya singkat, lalu melangkah menuju pintu. "Kita akan segera bertemu dengan tim," kata Fort singkat, matanya tetap fokus ke depan.

Fort dan Pavel berjalan cepat menyusuri lorong-lorong kantor yang hampir sepi, hanya suara langkah kaki mereka yang terdengar jelas. Meskipun sudah larut malam, suasana di markas besar kepolisian Thailand tetap sibuk. Setiap sudut ruangan dipenuhi oleh petugas yang bekerja keras, menyiapkan laporan atau merencanakan operasi berikutnya. Di tangannya, Fort masih memegang surat perintah yang terlipat rapi dalam amplop cokelat.

"Fokus Pavel, kau tidak perlu memandangiku lebih dalam."

Pavel hanya mengangguk, meski ada rasa cemas yang mulai tumbuh. Karena, mereka belum mendapatkan informasi rinci tentang motif di balik pembunuhan berencana ini. Alasan pastinya masih samar. Motif pribadi, politik, atau mungkin sesuatu yang jauh lebih besar?

Setibanya mereka di depan ruang kapten, Fort berhenti sejenak dan memandang Pavel. "Apapun yang terjadi, kita harus tetap fokus. Tim akan memberikan informasi lebih lanjut. Tidak ada ruang untuk keraguan."

✔ [8] Sweet Hurt Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang