Part 16 🤍

24 2 0
                                        

Assalamualaikum hlawawwwww teman temannnnn

"Jangan terlalu di pikirkan jika cobaan terus menimpamu, ingat Allah tidak pernah memberi cobaan di luar batas kemampuan hambanya "

******

Setelah Asha menceritakan semua kejadian yang terja padanya beberapa menit lalu membuatnya kembali menitikka air matanya,

Mengingat begitu kejam ayahnya, yang begitu tega mengusirnya dari rumah, sungguh Asha sampai heran dimana hati ayahnya itu terletak

Dokter Amel yang mendengar cerita Asha yang begitu membuat hatinya ikut tergores sehingga ikut menitikkan air matanya

Asha yang melihat dokter Amel menangis pun berusaha menahan tangisannya karna Asha tidak mau terlihat terlalu lemah di hadapan orang lain" dokter Amel, engga usah nangis Asha engga apa-apa kok ini" ucapnya sambil terus menahan air matanya yang sangat ingin mengalir itu Dangan senyuman pahit

Dokter Amel yang melihat Asha tersenyum pahit, dia sadar bahwa Asha hanya tidak mau di anggap lemah oleh nya" sudahlah Asha kamu tidak usah menahannya aku tau kamu itu mau nangis bukan?" Tanya dokter Amel yang beralih memeluk tubuh ringkik Asha

Asha yang mendapatkan pulukan tiba tiba dari dokter Amel pun sedikit terkejut, pasalnya dokter Amel memeluknya dengan sedikit isak tangisan

Asha beralih membalas pelukan dokter Amel takalar erat ,Asha sangat rindu pelukan hangat itu ,Asha rasa pelukan itu hangat seperti pelukan bundanya, yah tapi lebih nyaman dan hangat lagi pelukan sang bunda

Setelah lama berpelukan kini dokter Amel menatap Asha dengan mata yang sedikit sembab akibat menangis " aku tau gimana perasaan kamu Asha, karna aku pernah ngalamin itu juga" ucap dokter Amel yang membuat Asha sedikit terkejut

"Maaf dok gara gara Asha ceritain masalah Asha , dokter Amel jadi ingat masalah dokter, sungguh Asha engga bermaksud untuk mengungki itu" ucapnya sambil menundukka sedikit kepalanya

Dokter Amel yang menyadari bahwa Asha yang merasa bersalah pun memegang pundak Asha" kamu engga salah Asha, kamu kan engga tau aku juga pernah ngalamin kaya kamu jadi itu semua engga apa-apa, lagipula aku juga sudah ikhlas"

"Jadi setelah ini tujuan kamu mau ke mana Asha?"

"Emm, Asha engga tau dok"

Dokter Amel yang mendengar itu terdiam sejenak memikirkan kenapa iya harus bertanya seperti itu padahalkan iya sudah tahu Asha sudah di usir toh pasti sudah tidak memiliki tujuan untuk ke mana lagi

"Emang kamu engga punya keluarga selain ayah kamu, atau misal saudara dari ayahmu atau ibumu?"

"Saudara dari bundaku ,sangat jauh tidak mungkin aku ke tempat mereka, sedangkan keluarga dari ayahku sudah ku pastikan mereka tidak akan menerima kehadiran ku"

"Yaudah kamu mau tingga sama aku aja?"

Asha yang mendengar tawaran itu mendengar seketika" ehh engga usah dok, ini semua biar Asha pikir sendiri ,Asha mau tinggal di mana akhirnya,"

"Engga apa apa tau kalau kamu beneran mau tinggal sama aku, lagian di rumah ku juga ada anak perempuan ku yang mungkin seumuran dengan kamu"

My Journey Of Migration {on Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang