Part 17 🤍

19 2 0
                                        

Assalamualaikum haii gimana kabar kalian?"

"Jika rasa syukur telah kau tanamkan di hatimu, maka percayalah hidupmu akan terasa sangat lebih indah"

******

Di dalam kamar yang bernuansa abu abu itu ada dua gadis yang sedang bercanda tawa bersama

"Ohh iyyah sha , kata ibu kamu juga udah mau masuk SMA ya?"

"Iya Thania , Asha udah mau masuk SMA juga"

"Jadi ,kamu mau lanjut di mana?"

Asha berfikir sejenak" emm Asha engga tau Nia, ehh maaf maksudnya Thania"

Thania yang sadar bahwa Asha ingin memberi nama panggilan baru untuknya tersenyum "ihh kok engga tau si sha , tapi btw kalo kamu panggil aku Nia aku suka kok"

Asha yang mendengar ucapan Thania pun tersenyum" heheh jadi kamu gapapa kalo aku manggil Nia?"

"Engga apa-apa dong ,malah aku seneng banget sha"

"Alhamdulillah kalau kamu senang Nia"

Thania tersenyum menganggapinya dan berfikir sejenak" emm gimana kalau kamu kalau ikut aku aja mondok, gimanaa,?"

Asha yang mendengar kata mondok pun matanya berbinar mendengarnya, sungguh itu adalah salah satu cita-citanya dari kecil , tapi Asha di patahkan lagi karena mengingat ekonomi dan mengingat Asha hanya menumpang di sini

Thania yang melihat Asha melamun pun memegang pundak Asha agar membuyarkan lamunannya "gimana sha kamu mau gak?"

"Emm, sebenarnya Asha mau tapi."

"Tapi?"

"Ah engga, Asha engga mau kok Nia, mending Asha sekolah di SMA di negeri aja yang murah aja"

Thania sebenarnya tau Asha hanya mengalihkan topik ,dalam pikiran Thania pasti Asha sangat ingin ikut ke pesantren bersamanya

"Lah kok gitu si sha, kita itu haru satu sekolah biar aku ada temannya"

"Tapikan Nia" belum sampai Asha mengucapkan alasannya Thania sudah memotong ucapannya

"Tipikin nie" ucap Thania sedikit mengejek Asha "sudahlah Asha aku itu tau kamu mau lanjutnya di pesantren tapi kamu pura pura nolak karna masalah ekonomi lagi kan?"

Tepat ucapan Thania sangat tepat sehingga membuat Asha terdiam tidak tahu ingin berka apalagi

"Sekeras apapun kamu menolak untuk sekolah sama aku sha hanya gara gara kamu engga punya uang ,aku yakin ibu pasti menyuruhmu ikut aku untuk lanjut di pesantren,  lagian ni yah sha kamu ngga usah mikirin itu ayah aku uangnya banyak kok Alhamdulillah, bukan maksud sombong yah sha" dengan ucapan di sertai kekehan garing

Tanpa mengatakan sepatah katapun Asha langsung berhambur ke dalam pelukan Thania dan menangis terseduh "maa sya Allah Nia ,aku beruntung bisa bertemu orang sebaik kamu dan keluarga mu"

"Sudah sudah ,mungkin aku dan keluargaku hanyalah perantara untuk membantu kamu menuju ke suksesan"

"Trimakasih banyak Nia"

My Journey Of Migration {on Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang