part 24 🤍

21 1 0
                                        

Assalamualaikum
Gimana udah siap baca part ini belum?
Kalau udah siap yukk kita skrol tapi jangan lupa like end komen yaa hehe

"ga ada yang tau seberapa susahnya proses nyembuhin diri ketika lagi hancur-hancurnya, seberapa beratnya harus menerima apa yang terjadi, seberapa banyaknya air mata yang  terkuras, fase itu pasti ada. tapi inget, secukupnya. sesudah itu lanjutin hidup lagi."

•••••••••

Seperti ucapannya tadi kini Asha benar-benar menuju ke arah dapur pondok untuk membantu memasak

Kini Asha berjalan seorang di menuju ke dapur pondok pesantren yang berada di belakang asrama, pesantren Al-Ikhlas ini juga di sediakaan ruang makan yang sangat luas dan tentunya juga di beri dinding pembatas antara santri putri dan putra.

Saat Asha telah melewati ruang makan itu kini telah sampai di dapur pondok yang biasa terbilang memang cukup luas dan cukup untuk seluruh santri yang ada.

Asha melihat lumayan banyak yang sedang sibuk dengan urusan masing-masing, dan dapur ini juga lumayan ramai karena biasanya yang sedang dapat tamu bulanan pasti ke dapur pondok untuk membantu memasak.

"Assalamualaikum"ucap Asha saat telah tiba di depan pintu masuk.

"Waalaikumsalam" jawab dea yang menyadari kehadiran Asha.

"Maaf ganggu kak, saya santri baru yang sedang berhalangan saya kesini karna ingin membantu memasak makanan siang"ujar Asha sedikit gugup sebab ini pertama kalinya Asha berbicara duluan dengan orang baru.

"Oh iya , memang santri putri yang halangan di sini itu harus bantu masak di sini"ujar Dea menjelaskan.

"Iyyah kak itulah makanya aku kesini"jawab Asha.

"Iyaa, oh Iyya kenalin nama aku Dea" ujar Dea sambil mengulurkan tangannya yang berniat untuk salaman.

Dengan senang hati Asha menerima uluran tangan itu selagi bukan laki-laki yang bukan mahramnya tentu saja Asha dengan senang hati menerima itu , "Iyya ,nama saya Asha kak".

"Salam kenal ya Asha" ujar Dea.

"Iyaa salam kenal juga kak".

Setelah berkenalan dengan Dea ,Asha kini berdiriam diri , entah apa yang ingin dia lakukan toh Asha kan murid baru tentu saja Asha Takur untuk yang namanya sokab sama santri di sini.

Ashal ebih banyak takutnya daripada berani , itulah makanya Asha lebih memilih diam, Asha sebenarnya ingin meminta bantuan kepada Dea , tetapi setelah di pikir kan baru kenal masa aku langsung minta bantuan ujar Asha dalam hati.

Berbeda dengan Dea yang memperhatikan Asha seperti orang kebingungan itu pun kembali menghampirinya , padahal kan Asha memang kebingungan bahkan sangat kebingungan, Asha ini ane aja sih mau masak doang juga ya tinggal masak.

"Kamu butuh bantua ya Asha?" Ujar Dea yang menghampiri Asha.

"Ehh Iyya kak, soalnya aku masih kurang tau mau Bantu apa disini"ujar Asha sedikit canggung.

"Itu mah wajar kan kamu baru basuk jadi gapapa kali Asha"ujar Dea.

"Iya kak tolong bantu Asha yaa?"ujar Asha sedikit mulai legah.

My Journey Of Migration {on Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang