Part 25 🤍

19 2 0
                                        

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu
Teman-teman gimana kabar kalian semua, sehat kann?.
Kalian harus selalu jaga kesehatan yaaa soalnya sehat itu mahal.

_-Menutup aurat tak butuh banyak alasan. Sebab, Malaikat izrail pun tak butuh banyak alasan untuk mengambil nyawamu kapanpun dan dimanapun.

Gimana udah siap untuk membaca belum?.
Kalau udah siap yukk kita skrol tapi jangan lupa untuk like komen yaaa teman-teman yang baik heheh🙌

★★★★★★

Setelah melalui perjalanan yang memakan waktu untuk beberapa detik kini keempat pemuda dan pemudi itu kini telah sampai di pusat perbelanjaan yang biasanya di sebut juga pasar.

Asha duduk di kursi belakang bersama Thania, Akhsan dan Adam duduk bersebelahan di kursi kemudi,yaa memang mereka menggunakan mobil untuk berangkat ke pasar.

Asha memandang jalan melalui kaca mobil terlihat begitu banyak orang-orang yang berlalu-lalang yang sibuk dengan urusan masing-masing.

Tetapi mata Asha terus memperhatikan seorang laki-laki yang sangat tak asing di matanya "itu bukannya ayah?"tanya Asha pada dirinya sendiri.

Asha terus memperhatikan laki-laki sambil berjalan dengan menenteng belanjaanya bersama seorang wanita yang berada di sebelahnya sangat terlihat seperti pasangan yang sedang bercnda gurau , Asha terus memperhatikan pasangan itu dari kaca mobil.

Sampai kedua pasangan itu pun sampai di depan mobil yang mereka kendarai Asha langsung melihat bahwa itu memang ayahnya lihat saja itu adalah mobil yang sering Asha pakai, "yaa Allah itu beneran ayah , bisa-bisanya Ayah lupain anaknya sendiri demi orang lain" lirih Asha sambil terus memandang kepergian dua pasangan itu.

"Sha, Ashaaa!"terik Thania langsung membuat Asha kaget dan membuyarkan lamunannya.

"Eh, astaghfirullah kenapa kamu teriak Nia?"tanya Asha.

"Yaa habisnya kamu sii sha dari tadi aku panggil kok engga nyaut-nyaut malah bengong kayak Dugong"ujar Thania ceplos.

"Maaf Niaa"ujar Asha dengan senyuman tipis.

Thania yang melihat raut wajah Asha yang kurang semangat pun sedikit heran, Thania berfikir apakah ucapnya tadi terlalu kasar ya" emm kamu kenapa sha?"tanya Thania dengan suara yang lebih lembut.

"Enggapapa kok Naa"ujar Asha dengan sebisa mungkin melebarkan senyumnya.

"Halah boong banget , Kamu tuh yaa Sha kebiasaan deh nyimpen luka sendiri Mulu gak asik dehh" ujar Thania pura-pura merajuk.

"Yaudah nanti aku ceritain"ujar Asha yang seketika membuat Thania sumringah.

"Janji yaa?"ujar Thania semangat sambil menjulurkan jari kelingkingnya.

"Iya in sya Allah"ujar Asha sambil tersenyum.

Akhsan yang memperhatikan keakraban keduanya ikut tersenyum tipis tetapi tak terlihat *aku engga tau apa masalah mu Asha tapi aku belum bisa menjadi pendengar keluh kesah mu ,tetapi aku bersyukur kamu mau bercerita kepada adikku ku harap saat ini dan seterusnya kamu tetap sendiri dulu sampai aku sudah siap dan kamu juga siap*ujar Akhsan dalam hatinya sambil terus mendengarkan canda tawa kedua gadis yang seumuran itu.

My Journey Of Migration {on Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang