page 7

70 5 0
                                    

REPUBLISH

sinar matahari yang terang menembus kaca jendela di dalam kamar dua orang yang tengah tertidur pulas

jaemin menggeliat kala sinar matahari menyinari wajah nya, mata nya membuka perlahan menyesuaikan cahaya nya

pinggang nya begitu berat ketika ia akan bangun, di lihat ke arah pinggang nya ternyata ada tangan besar yang setia melingkar di pinggang jaemin

ia turunkan perlahan tangan besar itu dan berbalik melihat si pemilik tangan besar itu, dan jeno tengah tertidur pulas tanpa terusik sedikit pun

jaemin tatap wajah mafia kejam itu lekat lekat, memperhatikan setiap lekuk wajah nya, hidung yang mancung, rahang yang tegas, bibir tipis sungguh sempurna pikir jaemin

"tampan" gumam jaemin menyentuh rahang tegas jeno, tanpa ia sadari ia telah mengatakan orang yang telah membuatnya sengsara ini dengan kalimat 'tampan'

cepat cepat jaemin mengangkat kembali tangan nya lalu ia bergegas ke kamar mandi, namun ketika ia ingin berdiri bagian bawah nya terasa sangat sakit dan perih

"akhh....kenapa sakit sekali" jaemin masih berusaha bangkit menuju kamar mandi walaupun jalan nya tertatih

setelah membersihkan diri, jaemin keluar dari kamar mandi dengan menggunkan Bathrobe. ia melihat jeno sudah bangun dan sedang asik memainkan ponsel nya

jaemin ingin pergi ke meja rias tapi tiba tiba suara jeno menghentikan langkah kaki nya

"kau mandi di kamar mandi ku?" tanya jeno dengan suara berat nya sambil melepas kacamata nya

jaemin hanya menunduk tak berani menatap jeno yang menatap nya tajam, ia menelan ludah nya kasar karena takut akan kemarahan jeno

"keluar dari kamar ku!! sebelum kau ku hukum lebih dari yang semalam"ujar jeno masih memperhatikan wajah jaemin yang panik

mau tak mau jaemin harus segera kembali ke kamar nya sendiri yang berada di sebelah kanan kamar jeno, jalan nya begitu cepat walaupun sedikit tertatih

jeno mengerutkan kening nya menatap aneh pada cara jalan jaemin yang seperti orang sehabis sunat saja

" tunggu!, kenapa kau berjalan seperti itu?" tanya jeno

"e-eee itu tuan, a-aku tak apa. kalau begitu saya permisi" setelah membungkuk hormat jaemin bergegas ke kamar nya

jaemin sudah ganti baju dan sekarang ia sedang merebahkan tubuh nya sambil membaca buku novel kesukaannya

tok tok tok
ketukan pintu mengalihkan pandangan jaemin yang semula berada di buku sekarang berada tepat di pintu coklat

"aku haechan, jaemin" ujar orang dari luar sana

"ahh ku kira siapa, masuklah haechan aku tak mengunci pintu nya" pekik jaemin dari dalam  kamar

ceklek
jaemin tersenyum kala melihat haechan masuk kedalam kamar nya dengan sebuah nampan berisi makanan

kemudian haechan menaruh nampan berisi makanan itu di atas meja nakas kamar jaemin

"kenapa tak turun? tuan jeno mencari mu, ia bilang kau sakit karena jalan mu tertatih. ada apa? apa kau sakit" tanya haechan menatap jaemin yang menunduk

"a-aku tak apa, hanya saja itu kali pertama ku jadi kurasa bagian bawah ku sedikit sakit" ucap jaemin sembari memainkan jari nya

haechan hanya menggelengkan kepala nya menatap jaemin yang malu malu seperti ini

"ahh baiklah aku paham, kau makanlah nanti akan mu bawakan salep untuk mu" ujar haechan kemudian berdiri meninggalkan jaemin di kamar itu sendiri

"aku pergi dulu, jika ada apa apa panggil aku atau renjun saja" ucap haechan yang di angguki oleh jaemin kemudian ia tutup pintu itu

menatap sebentar pintu yang tertutup rapat itu sebelum menyantap makanan yang di bawakan oleh haechan, sungguh ia sangat lapar karena kemarin hingga saat ini ia belum makan apa apa

haechan pergi menghampiri jeno yang berada di ruang bawah tanah dengan Jackson, erick, dan juga mark di sana

"apa yang terjadi padanya?" tanya jeno sembari menghisap rokok nya

haechan duduk di samping mark lalu mengambil nafas dalam dalam sebelum bercerita kepada sepupu nya ini

"jaemin bilang, itu pertama kali nya jadi bagian bawah nya terasa sakit dan perih karena itulah dia tak turun kebawah, untuk sekedar duduk saja sakit apalagi berjalan menuruni tangga" ucap haechan yang di angguki oleh jeno

"lalu?"

"aku akan memberikan salep padanya untuk meredakan rasa sakit nya" ujar haechan bersedekap dada, dan jeno hanya mengangguk dan kembali menghisap rokok nya

"setidaknya kau harus bermain sedikit pelan jika mengetahui itu pertama kali nya untuk jaemin" lanjut nya menatap sebal ke arah jeno

"apa, bahkan aku tidak tau jika itu yang pertama kali nya, aku pikir dia sudah tidur dengan banyak pria dominan seperti kakak dan adik nya. kau tak bisa menyalahkan ku begitu saja" ujar jeno tak mau dirinya di salahkan oleh haechan

"cih" haechan berdecih mengalihkan pandangan nya ke arah lain

"sudahlah, sekarang kita harus memikirkan cara untuk menghabisi tuan Nakamoto itu dan membayar semua yang ia perbuat" ujar mark menatap mereka dengan serius

"jangan gegabah, kita harus mencari tahu terlebih dahulu siapa yang menghilangkan barang dagangan jeno, jika memang tuan Nakamoto yang menghilangkan nya maka kita akan membuat nya malu dan menghancurkan nya secara perlahan" ujar erick dan di angguki oleh semua nya

saat seperti ini mereka memang melupakan panggilan 'tuan' karena mereka semua berteman, tadinya jeno sudah menyuruh mereka memanggilnya dengan sebutan nama saja namun mereka tak mau karena merasa tak enak pada jeno

"aku ikut saran mu erick" ujar jeno membuang puntung rokok nya

"jenooo" mereka berlima kompak menengok dari mana sumber arah itu dan ternyata itu adalah si nenek lampir itu


"jenooo" mereka berlima kompak menengok dari mana sumber arah itu dan ternyata itu adalah si nenek lampir itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

mark Lee
kakak jeno
25 tahun


jangan lupa vote dulu yww

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 20 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ruthless mafia [nomin]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang