Kelopak bunga sakura mulai bermekaran di awal musim semi tahun ini. Hyun Ra terbangun dari tidurnya dan mendekat ke arah jendela kamarnya. Di bukanya jendela itu dan menghirup udara yang segar sebanyak-banyaknya.
Tampak jelas di sepanjang jalan dekat rumahnya, bunga sakura berbaris rapi dan membuat rona indah pada suasana Seoul saat ini.
"Selamat datang musim semi..." ucap Hyun Ra sambil tersenyum hangat.
Dengan penuh semangat, gadis berambut panjang itu bergegas untuk mandi dan memakai seragamnya secepat mungkin. Ia tidak sabar untuk berbagi cerita pada sahabatnya di sekolah.
Seragam SMA dengan rok bewarna kotak-kotak biru tua kini sudah ia kenakan. Tak lupa ia memakai dasi berbentuk pita berwarna merah untuk melengkapi seragam bagian atasnya. Rambutnya ia sisir rapih dan dibiarkan terurai dengan indah.
"Aku berangkat dulu." ucap gadis itu singkat setelah sarapan dengan ayahnya dalam keadaan hening.
"Hati-hati di jalan, Hyun Ra-ya." kata ayahnya.
Hyun Ra seolah tak mempedulikan perkataan ayahnya. Gadis itu mengambil tas selempangnya dan terburu-buru keluar dari rumah. Memang sikap gadis itu sudah tidak seperti dulu lagi. Kini ia begitu dingin kepada ayahnya karena ia pikir ayahnya-lah yang telah membuat ibunya meninggal.
Hyun Ra berjalan kaki menuju sekolahnya karena jarak rumahnya dan sekolahnya tidak begitu jauh. Dan juga ia lebih menyukai berjalan kaki dibandingkan naik kendaraan karena ia bisa menikmati pemandangan yang ada di sekitar jalan menuju sekolahnya.
15 menit berlalu, gadis bertubuh mungil itu telah sampai di depan gerbang sebuah sekolah yang cukup mewah. Cheongdam High School. Disinilah gadis itu bersekolah. Gedung sekolah itu lebih dari 3 tingkat dengan dominasi warna coklat.
Semua siswa kini mulai memasuki gerbang sekolah dan masuk ke kelas masing-masing. Hyun Ra masuk ke dalam kelas bertuliskan 3-3 yang berada di lantai bagian atas. Saat ini ia adalah siswa kelas 3 SMA yang akan segera lulus dari sekolah itu.
Hari ini adalah tahun ajaran baru di Korea. Hal itu membuat semangat Hyun Ra bertambah jika dibandingkan hari-hari sebelumnya. Kepergian ibunya memang sempat berdampak buruk bagi kehidupannya. Hanya saja Hyun Ra seperti menemukan titik terang saat bertemu dengan Kyuhyun. Nasehat-nasehat dari dokter itu selalu terngiang di telinganya dan membuat ia bangkit dari keterpurukan. Bukankah semuanya akan terasa indah jika kita lebih membuka mata pada sekeliling kita? Itulah kata-kata yang selalu menjadi penyemangat Hyun Ra.
"Annyeong haseyo chingudeul !" seru Hyun Ra semangat. Senyuman lebar menghiasi wajahnya.
"Annyeong haseoyu Hyun Ra-ya!" jawab Minho dan Yuna bersamaan.
Hyun Ra meletakkan tasnya di atas bangku lalu mendudukkan tubuhnya pada kursi yang tak jauh dari Yuna dan Minho. Sekilas Yuna dan Minho melihat keanehan pada Hyun Ra. Gadis itu biasanya sangat sulit untuk tersenyum selebar itu, tapi hari ini Hyun Ra seolah menemukan kebahagiaan yang belum pernah ia dapatkan.
"Kau terlihat bahagia sekali, Hyun Ra-ya. Apa kau mau bercerita pada kami?" tanya Yuna dan diiringi oleh pandangan Minho yang fokus memandang gadis itu.
Dengan senyuman yang masih ada di wajahnya, Hyun Ra mulai bercerita pada Yuna dan Minho dengan suara yang sedikit pelan.
"Mwo? Kau akan berkencan?" teriak Yuna sangat keras. Seluruh penghuni kelas itu langsung memandang Yuna dan Hyun Ra dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.
"Mianhae mianhae..." ucap Yuna pada teman-teman sekelasnya yang terganggu dengan teriakannya.
"Kenapa kau berteriak sekeras itu, Yuna-ya. Aku malu! Semua orang jadi tahu kalau aku akan berkencan." keluh Hyun Ra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow Flower
RomanceKetika seseorang yang kau cintai hanya menganggapmu sebagai adik kecilnya, masihkah kau mengharapkan cintanya? Lalu disaat bersamaan datanglah sosok yang membawa cinta yang jauh lebih pasti dalam kehidupanmu. Akankah kau berpaling pada sosok itu? Sh...