Embun pagi menetes membasahi dedaunan musim semi yang tengah berseri. Butiran beningnya mampu menyegarkan hati semua orang yang melihatnya. Seharusnya memang begitu, tapi tidak bagi Hyun Ra. Ia tengah gamang. Hatinya sedikit sesak jika mengingat peristiwa kemarin. Ia tak tahu bagaimana caranya bersikap pada Minho.
Langkah gontainya telah sampai di sebuah tempat yang ingin dia hindari saat ini. Ruangan kelas. Rasanya ia ingin sekali lari dari tempat itu, jujur saja ia sedang tidak ingin bertemu dengan Minho
Setibanya di kelas, ia hanya bisa menunduk. Bahkan menatap mata Minho pun ia belum sanggup. Hal itu membuat Minho semakin merasa bersalah pada gadis berambut panjang itu.
"Kau kenapa Hyun Ra-ya? Apa terjadi sesuatu antara kau dan Minho?" tanya Yuna yang sejak tadi sudah memperhatikan gerak gerik Hyun Ra dan Minho.
"Aku bingung, Yuna-ya..." gumam Hyun Ra pelan.
"Apa yang terjadi?"
"Aku terlalu egois. Selama ini aku tak penah memikikan perasaan seseorang yang menyayangiku."
"Maksudmu?"
"Kemarin Minho menginginkan aku untuk mengingat semua kenanganku dengannya saat masih kecil. Aku terlalu egois karena melupakan janjiku pada Minho. Dulu aku pernah memintanya untuk menjadi suamiku. Sungguh aku tak melupakan hal itu, Yuna-ya. Hanya saja semuanya sudah berubah saat aku mulai beranjak dewasa. Aku memang menyayangi Minho, tapi perasaanku padanya hanya sebatas perasaan sayang terhadap sahabat.." jelas Hyun Ra.
"Lalu apa yang Minho lakukan padamu?" tanya Yuna, karena ia memang tak tahu apa yang terjadi di hari kemarin. Gadis itu memang pergi sebelum melihat kejadian kemarin sampai tuntas.
"Aku tak tahu apa yang terjadi pada Minho. Kemarin sikapnya sangat kasar dan membuatku tertekan. Aku tak mampu menceritakannya,Yuna-ya.." Hyun Ra menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ia ingin menangis lagi mengingat kejadian kemarin.
Yuna hanya tertegun mendengar penjelasan Hyun Ra. Ia benar-benar tidak tahu apa yang seharusnya ia lakukan. Disatu sisi, ia ingin membuat Hyun Ra bahagia, tetapi ada hal lain yang kini mengganggu perasaanya. Cinta. Ya, Yuna mulai sadar jika ia tengah jatuh cinta pada Minho. Entah kapan hal itu mulai terjadi, tapi hal itu cukup membuatnya bingung. Namun jika Minho memang sangat menyayangi Hyun Ra, Yuna sudah siap untuk melepaskan pria itu sekalipun hatinya akan sangat terluka.
"Apa yang harus aku lakukan, Yuna-ya?"
"Tanyakan pada hatimu, Hyun Ra-ya. Pastikan perasaanmu lebih mencintai dokter Cho atau Minho. Tapi kau tidak bisa menolak Minho begitu saja. Dia sudah lama mencintaimu, kau harus memberinya kesempatan..."
"Aku benar-benar bingung, Yuna-ya. Aku takut perasaanku terhadap dokter Cho malah membuat hati Minho menjadi sakit. Aku tak ingin menyakiti hatinya.."
"Dia mungkin akan mengerti, Hyun Ra-ya. Yang seharusnya kau lakukan sekarang adalah memantapkan hatimu. Pastikan mana yang akan kau perjungkan. Bukankah setiap orang berhak memperjuangkan cintanya masing-masing? Begitupun denganmu, Hyun Ra-ya.." kata Yuna bijak.
Hyun Ra mempertimbangkan saran Yuna. Dalam hatinya ia terus berharap untuk bisa mendapatkan keputusan yang terbaik.
***
Bel pulang sekolah telah berbunyi. Seluruh siswa Cheongdam High School segera bergegas pulang dan sebagian berlarian di koridor sekolah. Hyun Ra hari ini tidak pulang bersama Yuna karena Yuna harus pergi ke supermarket dulu untuk membeli perlengkapan di kedai ramyeonnya.
"Hyun Ra-ya!" teriak seseorang dari arah belakang. Dengan ragu Hyun Ra menoleh dan mendapati Minho tengah berlari ke arahnya.
"Mi.. Minho-ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow Flower
RomanceKetika seseorang yang kau cintai hanya menganggapmu sebagai adik kecilnya, masihkah kau mengharapkan cintanya? Lalu disaat bersamaan datanglah sosok yang membawa cinta yang jauh lebih pasti dalam kehidupanmu. Akankah kau berpaling pada sosok itu? Sh...