betrayal

1 0 0
                                    

Perempuan itu kabur menjauh dari lokasi mereka ditemukan, entah kemana. Kata Madi, Ia langsung mengganti pakaian dan lari dari kamar Niall. Madi tidak bersikap apa-apa, Ia tidak ingin mencampuri urusan mereka. Sebagai sahabat Dorothea, Ia tidak ingin mengambil langkah yang salah. Disana, Niall masih berusaha mengambil tangan Dorothea, ingin memeluknya erat. Tapi, Dorothea terus menghindar dengan tangisan yang tidak berhenti.

"I can explain it, Thea..."

"I...don't know what to say, Ni." Jawab Dorothea dengan suara parau.

Niall memegang kepalanya, memijatnya dengan keras. Semakin Niall berusaha menyentuh tangan Dorothea, semakin menghindar Perempuan itu. Dorothea merasa hina ketika Niall menyentuhnya setelah mengetahui mereka bermain dibelakang Dorothea.

"Well, it's obviously my fault for kicking in to your life." Dorothea memaksakan dirinya tersenyum, mengelap air matanya yang terus berjatuhan. Ia berusaha berdiri dan ingin keluar dari kamar hotel.

Niall menarik tangan Dorothea, mendekapkan Perempuan itu ke pelukannya. Niall menangis tersedu sedu saat memeluk Dorothea, tidak sempat mengungkapkan apapun.

"Dorothea, I know I'm so stupid. I made a huge mistake. I should've stopped it from the first place."

"What is really happening?" Tanya Dorothea pelan.

"She came here earlier...she told me about how hurtful she is with her condition, and I just got carried away..." Jawab Niall, membuat hati Dorothea semakin hancur.

Dorothea tertawa kecil dengan hati yang perih, "Carried away..."

"I don't have any reasons that more make sense, it is what it is...I'm sorry, Dorothea. I know I'm such a stupid creature, I didn't know I would've did this..." Jelas Niall, membuat pikiran Dorothea benar benar berkecamuk.

Dorothea melepaskan badannya dari pelukan Niall, "I think we both just...not meant to be, Ni. And that's okay. I don't think it's do-able for us."

Dorothea dan Madi meninggalkan Niall dengan keheningan, Niall tidak berusaha untuk mengejar Dorothea kembali. Ia merasa bodoh, putus asa, dan sangat sampah.

...

"I trusted her, Madi..."

Dorothea duduk disebelah Madi, memeluknya erat. "I know, The. I know you didn't expect this coming, I also trusted him. I trusted you with him. He doesn't just break your trust but also break mine. Everything he did to you, is a trash. You didn't deserve any of these, Thea." Jelas Madi, membuat Thea semakin menangis karena menyadari apa yang telah Niall lakukan padanya sangat brengsek dan tidak masuk akal.

Niall tidak berhenti untuk menghubungi Dorothea, sampai akhirnya minggu pertama berakhir. Niall berhenti mengejar Dorothea, tidak ada pesan ataupun panggilan telefon yang diterima oleh Dorothea lagi. Ia menyadari, kalau Niall benar-benar menyerah dengannya.

Is this the end?

Pikiran Dorothea penuh dengan racun dan kehancuran, tidak sekalipun Ia bisa tidur tiap malamnya. Badannya berkeringat, rambutnya basah hingga terbangun tengah malam hanya untuk menangis. Ternyata, seperih dan sesakit itu.

Sore itu, Dorothea memutuskan untuk makan direstoran untuk menenangkan dirinya. Sudah seminggu ini, Ia pergi dari rumah Niall dan memutuskan untuk tinggal disebuah apartment yang Madi tinggali selama di London.

Madi memberikan space untuk Dorothea sendiri, merasakan dan membiarkan perasaannya hancur supaya Ia bisa sembuh sepenuhnya. Tentu saja, setiap Dorothea butuh Madi, Ia akan selalu mumcul tepat didepan matanya dan siap untuk memeluknya.

Heaven : For Dorothea (ft. niall horan) - in bahasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang