Rumah itu sepi. Rumah itu seperti tak berpenghuni. Setau Sivia, Alvin tinggal di rumah tantenya. Dan ini adalah rumah tante Alvin. Tapi, mengapa kelihatan sepi? Dimana sang pemilik rumah?
Febby yang ada di belakang Sivia jadi penasaran. Alvin kemana? Awas kalo dia berani-berani tinggalin Sivia. Bakal ia cincang(?) tuh cowok.
Seorang wanita setengah baya mendatangi keduanya. Mungkin wanita itu tau dimana keberadaan Alvin. Benar juga. Wanita itu pun bicara.
"Bu Martha-tante Alvin- dan Alvin tadi saya lihat pergi secara mendadak. Tidak tau kemana. Yang jelas, mereka pergi ke luar negeri. Atau mungkin saja mereka pindah rumah." Jelas wanita itu.
Deg! Alvin pindah rumah? Tanpa memberitahunya? Benar-benar keterlaluan! Alvin meninggalkannya dengan santai dan tanpa rasa bersalah. Sivia ingin saja menangis dan berteriak. Argh! Alvin sialan! Alvin sialan!
"Vi, balik aja. Cowok itu emang keterlaluan." Kata Febby.
Anehnya, Sivia kuat untuk menahan tangis. Ya, ia bisa menahan air mata karena ia lelah menangis. Ia lelah mengeluarkan air mata.
Dan biarkan semua air mata yang ditahannya itu akan keluar pada puncaknya nanti.
***
Kali ini, Cakka mengajak Ify ke taman bermain. Eit! Tapi taman ini untuk remaja dan dewasa. Bukan untuk anak-anak. Hihihi.. Kalo ini mah bukan taman bermain namanya. Taman pacaran kali ya? Wkwkwk :D
Hubungan CakFy lumayan baik. Ify mulai terbiasa bersama Cakka. Walau hatinya masih menginginkan Rio. Cakka? Entahlah.
"Fy, mau boneka?" Tanya Cakka.
"Emang aku masih kayak anak-anak ya?" Ify balik nanya.
Cakka malah tertawa. "Ya enggaklah sayang. Tapi cewek kan sukanya di kasih boneka sama cowoknya."
"Huh. Kasih aja ke Agni!"
Lho-lho-lho? Kok larinya ke Agni ya? Cakka terdiam ketika mendengar nama 'Agni'. Cakka seperti berpikir sesuatu dan Ify berusaha menebak apa yang dipikirkan Cakka. Tapi Ify yakin sekali Cakka sedang memikirkan Agni. Artinya, Cakka masih mencintai Agni dong!
"Kka, mikir apa?" Tanya Ify.
Cakka tersadar. "Nggak ada. Kita kesana aja yuk!"
Tanpa merka sadari, ada sepasang mata yang memerhatikan mereka. Tentu sepasang mata itu melihat mereka dengan perasaan cemburu dan ketidaksukaan. Cowok yang tak lain adalah Rio itu semakin berani menyelidiki hubungan CakFy.
"Lo emang aneh, Yo. Lo kayak bukan lo aja. Gue kira lo nggak berani ganggu hubungan orang. Tapi sekarang? Besar banget ya ternyata rasa cinta lo ke Ify." Kata Agni yang sedaritadi diam-diam mengikuti Rio.
Rio jadi kaget. "Cinta mengalahkan segalanya, Ag. Gue nggak akan merelakan Ify bersama Cakka kecuali ada alasan yang masuk akal." Ucapnya.
'Alasan Cakka masuk akal Yo.' Batin Agni sedih. Cewek itu juga sama seperti Rio. Sedaritadi menahan rasa cemburu.
Mendadak Rio berlari menuju CakFy berada. Agni yang kurang tanggap menjadi panik sendiri. Rio mau ngapain? Apa Rio mau....
***
Dulu, tempat inilah tempatnya dengan Agni. Sekarang telah digantikan oleh Ify. Ify tau. Cakka dan Agni sering mengunjungi tempat ini. Tepatnya sebuah tempat luas, sedikit berumput, dan suasananya terasa damai. Ify bertanya-tanya dalam hati. Mengapa Cakka sampai bisa mengajaknya pergi ke tempat ini? Bukannya ini hanya khusus Cagni? Bukan CakFy?
"Kka, kenapa kita ke.."
"Why? Salah ya kalo aku ajak kamu kesini?" Tanya Cakka.
"Ng.. Nggak salah kok." Jawab Ify.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Love You Sivia
FanfictionSivia, gadis cantik yang jago main basket ini mempunyai seorang sahabat bernama Gabriel. Tetapi tidak disangkanya persahabatan itu berubah menjadi cinta. Tetapi sosok bernama Alvin tiba-tiba hadir di dalam hidupnya dan membuat Sivia harus memutuskan...