Part 16

439 15 0
                                    

Tangannya yang lincah menari-nari ria di atas buku diary berwarna merah muda. Dari hasil kerja tangannya itu, tersusunlah sebuah kalimat-kalimat yang indah. Ify tersenyum mendapati diary yang selesai ia buat.

"Ify.."

Suara itu adalah suara Cakka. Ify malas mendengar suara itu. Ia lebih suka bersama diarynya dibanding bertemu pacarnya itu.

"Hei! Aku mau ajak kamu keliling Jakarta. Ayo! Malam-malam gini kan romantis." Kata Cakka semangat.

Sekuat mungkin Ify menahan air matanya. Cakka lagi Cakka lagi. Cowok yang setiap harinya selalu membuatnya menangis. Dan Rio... Rasa rindunya dengan Rio udah nggak bisa dibendung lagi. Ia ingin sekali bertemu Rio.

"Fy, cepet ganti pakaianmu dan dandan yang cantik."

Lagi-lagi Ify nggak bisa menolak permintaan Cakka.

***

Dua jam mereka berjalan demi menikmati indahnya ibu kota di malam hari. Ya, kali ini mereka nggak membawa kendaraan. Cukup dengan jalan kaki saja biar romantis.

"Fy, aku seneng deh hari ini." Kata Cakka merangkul Ify.

'Pandai banget kamu Kka menyembunyikan ekspresi.' Batin Ify.

"Kamu tau Fy, kamu itu adalah salah satu dari sekian bidadari cantik yang berhasil mengambil hatiku. Aku harap, hubungan kita baik-baik saja dan selamanya." Kata Cakka mengeratkan rangkulannya.

Ify sama sekali nggak tergoda dengan ucapan Cakka. Bagi Agni mungkin iya. Oh, Agni! Bagaimana keadaan cewek itu? Agni pasti membencinya. Rio? Apa Rio udah tau ia dan Cakka pacaran?

"Lapar ya sayang?" Tanya Cakka.

"Eh.. Ngg.. I.. Iya.. Tapi nggak terlalu sih, cuma mau makan manakan ringan aja. " Jawab Ify.

"Kalo gitu kita ke coffe cream yuk!"

Ify hanya mengangguk.

Setelah mereka sampai di coffe cream yang letaknya berada di dalam mall city, Cakka dan Ify mencari tempat duduk yang nyaman. Tepatnya di pinggir dekat jendela. Cakka memesan moccacino dan cheese brownis sementara Ify memesan cappucino dan stawberrycheesecake.

"Suasananya nyaman banget ya Fy.." Ucap Cakka. Ia menggenggam tangan Ify.

"Iya." Jawab Ify yang berusaha melepaskan diri dari genggaman Cakka.

"Kenapa? Nggak suka aku genggam? Aku tau Fy kamu masih belum menerimaku. Tapi percayalah. Seiring dengan berjalannya waktu kamu pasti bisa mencintaiku, dan yang paling penting... Lupakan Rio."

"Iya." Jawab Ify karena kata-kata yang ia punya sudah habis. Jadi Ify menjawab 'iya' saja.

Di luar, seorang cowok memandangi pemandangan tersebut dengan hati yang sangat sakit. Jadi.. Jadi ini alasan Ify? Jadi ini alasan Ify?

Cowok yang tak lain adalah Rio itu menahan segala emosinya. Terutama pada cowok yang sedang menggenggam tangan Ify.

'Sialan lo Kka! Teganya lo lakukan semua ini. Teganya lo putusin Agni karena Ify!' Kata Rio dalam hati.

Walau rasanya ingin menghajar Cakka, tapi Rio tetap berdiri manis di luar coffe cream. Memerhatikan gerak-gerik keduanya.

***

Hhhhh...

Nafas Sivia terengah-engah. Ia beristirahat di bawah pohon dekat rumahnya. Kepalanya yang terasa sakit ia sandarkan di batang pohon yang kokoh itu.

"Sebegitu lemahnya gue.." Kata Sivia parau.

Mengenai masalah kedua orangtuanya, Sivia nggak peduli lagi. Papa udah nggak mau balik ke rumah, dan Mama jarang pulang ke rumah.

We Love You SiviaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang