"Mama! Tidak! Jangan tinggalin Alvin!" Teriak Alvin seperti anak kecil.
Sekuat tenaga ia berlari menuju tempat sang Mama. Mama terlihat cantik pada balutan kain kafan putih. Bibirnya yang pucat membentuk sebuah senyum.
Alvin melihat Marsya-Mama Alvin- dengan tatapan kesedihan yang mendalam. Ternyata, sia-sia ia kemari. Ia pergi ke negri ini dengan tujuan agar penyakit yang dialami Marsya sembuh. Namun, sebaliknya. Kini, Marsya kembali ke rumah Tuhan yang abadi.
"Ma, kenapa Mama tinggalkan Alvin? Alvin lelah datang kemari, menunggu Mama agar Mama sembuh. Tapi.. Kenapa Mama memilih meninggalkan Alvin?"
Ya. Hilangnya Alvin di Jakarta#Bahasanya :D# bukan bermaksud untuk meninggalkan Sivia. Alvin masih mencintai Sivia dan sangatlah berat meninggalkan gadisnya itu. Mengapa Alvin tidak memberitahu soal kepergiannya kepada Sivia? Karena ponselnya hancur ketika mendengar berita sang Mama mengalami koma. Maka Alvin cepat-cepat pergi ke Singapura demi menemui Marsya dan meninggalkan Sivia.
"Ma.. Alvin nggak mau kehilangan Mama.." Lirih Alvin.
Sakit memang ketika kita kehilangan seseorang yang kita sayangi. Terutama orangtua kita! Coba bayangkan jika salah satu dari kedua orangtuamu meninggalkanmu, bagaimana reaksimu? Bagaimana reaksimu saat kamu melihat Ibumu terbaring lemah dan dibaluti kain kafan? Bagaimana reaksimu saat kita melihat Ayahmu terbaring lemah dan dibaluti kain kafan?
Maka dari itu, hormatilah Bapak Ibumu. Ingat, bapak ibumu sangat menyayangimu. Mereka berusaha mencarimu uang agar kamu bisa makan, bisa hidup, bisa sekolah dan lain sebagainya. Selalu sayangi Bapak Ibumu, jangan bentakin mereka. Terutama Ibumu.
Apa kau tak tau, sembilan bulan Ibumu mengandungmu? Membamu kemana pun ia pergi? Apa Ibumu tidak merasa lelah membawamu kemana saja? Dan, ketika dia melahirkan bayi mungil yang tak lain adalah kamu, apa tidak sakit rasanya? Apa melahirkan itu sangat gampang sehingga dengan mudahnya kamu membentaki Ibumu yang bersusah payah berusaha agar kamu lahir ke dunia? Bahkan, Ibumu rela mati demi dirimu. Ibumu rela mengorbankan nyawa asalkan kamu lahir dengan selamat. Oh Ibu...
Alvin menitikkan air mata. Tapi cepat-cepat ia usap air mata yang tak berarti itu. And the last, Alvin mencium kening Marsya dengan penuh kasih sayang. Berharap Marsya bahagia pada kehidupan barunya.
"Bahagia disana, Ma. Dan jangan lupakan Alvin. Disini Alvin selalu mendoakan Mama."
Tiba-tiba Alvin teringat dengan Sivia. Gadis yang sangat ia rindukan. Bagaimana jika Sivia sama seperti Marsya? Apakah ia mampu untuk bertahan dan....
Hus! Buang semua pikiran negativmu! Tapi tenang aja Vi, secepatnya gue bakal balik ke Jakarta demi menemui bidadari cantik yaitu elo. Tenag aja Vi.. Dan semoga lo masih ingat gue.. Dan tolong, jangan pernah tinggalin gue. Lo satu-satunya bidadari yang bisa mengobati segala luka yang gue alami.
Terimakasih Vi :')
***
@RS Mawar
Orang-orang yang ditunggunya akhirnya sudah tiba. Kekhawatiran menghiasi wajah Gabriel maupun Rio. Bisa ia tebak, Rio dan Gabriel langsung mengeluarkan sejuta pertanyaan yang harus ia jawab. Sementara Cakka memilih diam.
"Doker masih di dalam. Kita doakan saja supaya Sivia sembuh." Kata Febby penuh harap.
"Feb, Via nggak kena kanker kan?" Tanya Gabriel.
Febby nggak menjawab. Ia malah terdiam.
"Yel, apa belum jelas tulisan Sivia ini?" Tanya Rio.
Giliran Gabriel yang terdiam. Beberapa menit kemudian, Ify dan Agni datang menemui Rio, Gabriel dan Cakka. Kali ini, Agni tersenyum pada Cakka melalui sebuah isyarat yang hanya ia dan Cakka saja yang tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Love You Sivia
FanfictionSivia, gadis cantik yang jago main basket ini mempunyai seorang sahabat bernama Gabriel. Tetapi tidak disangkanya persahabatan itu berubah menjadi cinta. Tetapi sosok bernama Alvin tiba-tiba hadir di dalam hidupnya dan membuat Sivia harus memutuskan...