Part 17

427 15 0
                                    

Kedua matanya sedari tadi menatap seorang lelaki yang bernama Cakka. Tampaknya, Cakka sedang aneh hari ini. Lho? Kenapa dia nggak ajak Ify? Dugaannya semakin kuat. Diam-diam ia mengikuti kemana Cakka pergi.

"Lo mau kemana?" Tanya Rio.

Cewek yang ternyata adalah Agni itu menoleh ke belakang. Disana ada Rio yang wajahnya berbeda dari biasanya. Wajahnya tampak memancarkan aura kebencian. Jangan-jangan...

"Lo mau ikutin tuh orang?" Rio menunjuk ke arah Cakka yang semakin mengecil dari kejauhan.

Benar! Rio pasti sudah tau tentang hubungan Cakka dengan Ify. Tapi, Rio belum sepenuhnya tau. Tentu perjodohan itu tidak diketahuinya.

"Lo.. Lo tau.."

"Ya. CakFy, ckck.."

Agni menghela nafas panjang. Akankah ia menceritakan tentang perjodohan antara Cakka dengan Ify? Akankah ia menceritakan permintaan almarhum Mama Cakka?

"Mmm.." Agni bingung mau bicara apa.

"Gue nggak nyangka. Ternyata Cakka seperti itu. Dia nggak nyadar udah membuat dua hati yang terluka." Kata Rio.

Tentu Agni tau siapa dua hati yang terluka itu. Ia dan Rio. Karena Agni udah menyimpulkan bahwa Rio naksir sama Ify. Mustahil bila hati Rio tidak sakit jika naksir Ify. Tapi ada yang kurang.

"Tiga, Yo. Bukan dua." Tambah Agni.

Tiga? Sesaat Rio terdiam dan sedikit kaget. Tiga? Yang jelas bukan Cakka karena Cakka sangat bahagia bersama Ify. Atau mungkin... Ify? Astaga! Buang Yo, buang! Ify nggak mungkin suka kamu. Kalo suka, kenapa mesti pacaran sama si Cakka? Lantas, gerangan siapa yang di maksud Agni? Apakah ada orang lain yang masuk selain mereka berempat?

"Jangan geer." Kata Agni setengah tertawa lalu pergi meninggalkan Rio. Tugasnya belum selesai.

"Hei!" Teriak Rio kesal.

Ya, jangan terlalu berharap. Jangan terlalu berharap yang impossible. Tapi, bukannya sebuah harapan itu kebanyakan yang impossible?

***

"It's gotta be you... Only you...

I'ts gotta be you... Only you..."

Lelaki yang tak lain adalah Cakka itu menoleh kebelakang dan melihat Agni yang sedang melanjutkan nyanyiannya. Suara Agni lumayan bagus. Dulu, sewaktu SMA Agni sering mengikuti lomba nyanyi. Bermain musik pun ia mahir.

"It's gotta be you... Only you.."

Agni mendekati Cakka seraya duduk di samping Cakka. Sungguh, hati dan jiwanya terasa damai ketika berada dekat dengan Cakka.

"Mau apa lo disini?" Bentak Cakka.

Agni tau Cakka akan marah padanya. Tapi Agni mencoba bersabar dan berusaha agar tidak menangis saat Cakka membentaknya.

"Gue.. Ini kan tempat kita berdua." Jawab Agni berusaha tenang.

Sementara Cakka mendengus kesal. "Itu dulu. Sekarang beda. Sana pergi! Gue nggak mau liat wajah lo lagi." Ucapnya.

"Why? Why you hate me? Are there my fault to you?"

"Gue bukan Inggris. Tapi Indonesia."

Agni terkekeh pelan. "Yo wis, gue pergi aja. Tapi hati-hati lho kalo lo lama-lama diem di tempat ini. Takutnya lo balik naksir ke gue, hihi.."

Memang. Tempat ini adalah tempatnya dengan Agni. Mereka berdua sering mengunjungi tempat ini. Akhirnya, Agni pergi meninggalkan Cakka dan Cakka sama sekali tidak menghadangnya.

We Love You SiviaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang