♡19. Secret

747 121 15
                                    



Minggu pertama di musim semi itu, berita perpisahan Haruno Sakura dan Uchiha Sasuke telah menyebar di media, menarik perhatian dan menciptakan kehebohan. Kendati ada banyak asumsi bertebaran, mencari sumber kesalahan dari runtuhnya hubungan tersebut, beberapa yang lain sudah menarik konklusi bahwa Uchiha Sasuke lah penyebabnya. Bahwa, pria itu pasti melakukan kesalahan, dia tidak pantas dan tidak layak. Bahwa, sejak awal, keduanya tidak seharusnya bersama.

Uchiha Sasuke, pasti, hanya memanfaatkan kepolosan Haruno Sakura!

Sasuke membaca berita tersebut tanpa ada emosi apa pun terurai di parasnya. Ia hanya semonoton biasa. Berita itu sangat klasik baginya, begitu normal. Jika ada sesuatu yang sedikitnya, mempengaruhinya, maka itu adalah Haruno Sakura yang sudah melakukan pergerakan. Hubungan palsu yang mereka jalani, sudah berada di langkah terakhir.

"Aku sudah membaca berita," ujar Juugo begitu menghampiri Sasuke di balkon kamar pria itu. Juugo membawa dua cangkir kopi, satu untuk Sasuke dan satu untuknya. "Apa kau baik-baik saja?"

"Mm." Sasuke mengangguk. Mana mungkin dia tidak baik, kan?

"Berita ini seharusnya beredar lebih awal. Seingatku, kalian sudah cukup lama berpisah. Sejak beberapa Minggu lalu, aku sudah tidak melihat warna merah muda melintas di lobi."

Tiga minggu dua hari, 14 jam, tepatnya. Sasuke mengingat hari terakhir ia bertemu dan berpisah dengan Sakura dengan sangat baik. Terlalu baik, mungkin, itu menakutkan.

Sasuke mengingat hari perpisahannya dengan Sakura, ketika ia memiliki firasat bahwa hari itu akan menjadi hari terakhir mereka bertemu. Lalu Sasuke mengingat Sakura berjanji akan menemuinya, dan janji itu memberikannya kelegaan sementara. Membuatnya menunggu untuk beberapa hari..., atau minggu. Ia terpaku pada setiap ketukan di pintu, dentuman sepatu, sebelum kemudian, Sasuke memutuskan berhenti menaruh ekspektasi.

Sakura tidak akan pernah datang lagi, Sasuke membuat kesimpulan pahit tersebut dengan agak miris.

Kepingan puzzle Sakura masih tertata rapi di ruang kerjanya, disertai earmuff merah yang Sakura tinggalkan dan beberapa pajangan lucu khas gadis itu. Semuanya masih berada di tempat Sakura meninggalkannya, masih menanti tuannya datang untuk menjemput.

Ada kalanya Sasuke ingin bertanya, ingin meraih Sakura dan menanyakan kabarnya, akan tetapi, Sasuke menahan diri. Sasuke mengingat kembali, bahwa dengan membiarkan Sakura mengatmosfir di sekitarnya, bertahan di sisinya, hanya akan menjadi tindakan egois. Dia hanya akan menyakiti Sakura.

Meski sekarang Sasuke tidak bisa menjumpai Sakura, tidak lagi bisa mendengar celotehan unik gadis itu tentang buku yang baru dia baca, atau informasi yang baru dia cerna, meski Sasuke agak merindukan keberadaan Sakura di kehidupannya, Sasuke berusaha tetap bertahan di posisinya. Tetap jauh.

Semuanya sudah berakhir.

"Aku mengingat alasanmu kembali bekerja adalah agar Fugaku-san menyetujui hubunganmu dan Sakura. Namun, mengingat sekarang hubungan kalian sudah berakhir, aku menjadi penasaran. Apa yang akan kau lakukan, Sasuke?"

Juugo penasaran, akankah Sasuke bertahan di posisinya sekarang atau sebaliknya, akankah dia kembali menjadi dirinya yang semula? Ke posisi terendahnya?

"Aku tidak tau," ujar Sasuke, jujur. Ketika Sakura berhenti menghubunginya, Sasuke seharusnya sudah bisa kembali menjalani kehidupannya semula. Dunia penuh kebebasan dan kesendirian. Ketika hanya ada dirinya dan perasaan aman. Sasuke seharusnya sudah membuat keputusan sejak lama, tapi dia bertahan di kantornya, mengerjakan pekerjaan yang selalu dikeluhnya. Ia menatap lembaran berkas di meja, mengeluh pada dirinya sendiri yang keberatan untuk pergi.

ALLURING (SASUSAKU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang