Persiapan pernikahan

339 13 5
                                    

(LANJUTAN)


Beberapa Minggu kemudian tepatnya tanggal 21 November hingga tanggal 6 Desember 2024, Bimo menjalani sumatif akhir semester di sekolahnya. Selama seminggu Bimo mengikuti ujian. Ayahnya mengajak Bimo pergi ke solo untuk membantu mengurusi pernikahan orang tuanya.

Ditanggal 6 Desember 2024 jam setengah sepuluh (09.30wib) Haryo menjemput Bimo pulang dari sekolahnya.

(Masuk kedalam mobil)

Haryo: "gimana tadi ulangannya Bim?"
Bimo: "gampang yah tenang aja, mamah kemana? Kok ga ikut jemput?"
Haryo: "mamah lagi nyiapin buat akhir tahun Bim"
Bimo: "oalahh......owh ya ini kita mau kemana yah?"
Haryo: "pulang lahh......"
Bimo: "loh kok pulang? Ga jajan dulu gitu ya?"
Haryo: "engga usah mamah dirumah masak, Kamu ga kasian sama mamah masak cape cape kamunya malah jajan"
Bimo: "yaudah deh...."
Haryo: "kamu ini ujiannya udah selesai kan hari ini?"
Bimo: "udah ayah emang kenapa?"
Haryo: "besok ikut ayah ke solo mau ga?"
Bimo: "besok ya? Ga bisa yah aku besok ada acara disekolah"
Haryo: "acara apaan lagi?"
Bimo: "acara kemah disekolah yah"
Haryo: "berarti kamu ga ikut?"
Bimo: "kayaknya engga deh yah"
Haryo: "yaudah kalo gitu, nanti kamu ke Solonya bareng mommy yoana aja ya"
Bimo: "okee yah"

Selanjutnya mereka pun sampai ke rumah dan sudah ditunggu oleh Santi di meja makan

Santi: "cuci tangan dulu Bim.... abis itu kita makan siang"
Bimo: "okee mah, aku taruh tas ku sebentar"
Santi: "okee mamah tunggu dimeja makan, yah ayo makan...."
Haryo: "sebentar mah ayah ke kamar mandi dulu"
Santi: "okeee mamah tunggu ya."

Bi inem pun telah selesai dari menjemur pakaian dibelakang rumah

Santi: "bi ayo makan dulu...."
Bi inem: "iya Bu sebentar bibi kembalikan hanger baju dulu Bu"
Santi: "biii tunggu sebentar......" *Santi memanggil bi inem*
Bi inem: "iya Bu ada apa manggil inem?"
Santi: "ikut saya bi...."

Lalu Santi mengajak bi inem kembali ke belakang halaman rumahnya untuk berbicara sesuatu disana.

Santi: "bi sebelumnya bibi udah tau siapa saya yang sebenarnya belum?"
Bi inem: "hmmmm maksud ibu....???"
Santi: "masa bibi ga sadar sama diri saya bi?"
Bi inem: "mohon maaf Bu kalo boleh jujur saya sudah diceritakan oleh pak Haryo sebelumnya tentang ibu"
Santi: "lohhh bapak bilang apa tentang saya bi?"
Bi inem: "maaf Bu bukannya saya bermaksud lancang tapi bapak bilang, mohon maaf Bu kalo ibu sebenarnya seorang waria"
Santi: "hmmmmmm....."
Bi inem: "mohon maaf Bu saya hanya dikasih tau bapak tentang itu"
Santi: "menurut BI inem bagaimana jika saya bukan seorang waria atau saya seorang waria?"
Bi inem: "jujur saya tidak tau Bu..."
Santi: "jawab aja bi"
Bi inem: "kalo boleh jawab sebenernya saya tidak percaya jika ibu seorang waria. Karena saya melihatnya ibu ini seperti seorang wanita pada umumnya Bu"
Santi: "kalo memang saya waria bagaimana bi?"
Bi inem: "hmmm iya tidak bagaimana-bagaimana Bu"
Santi: "sejujurnya yang dikatakan oleh bapak tentang saya itu benar adanya bi, saya memang seorang waria"
Bi inem: "hah........" *Kaget*
Santi: "bibi kaget kenapa?"
Bi inem: "jujur saya kaget Bu"
Santi: "iya bi jika saya boleh bercerita, sebelum saya ketemu bapak. Saya adalah seorang waria jalanan yang mangkal di pinggir jalan"
Bi inem: "lalu Bu?"
Santi: "lalu bapak datang ketempat saya dan bertemu saya, disitu bapak minta di "temenin" sama saya bi."
Bi inem: "ditemenin? Ohh......."
Santi: "iya bibi mesti tau lah apa....cuma saya gamau bi kalo saya hanya dianggap pemuas nafsu aja, makanya saya mungkin gatau diri ya minta ke bapak untuk seriusin saya bi"
Santi: "karena jujur cita-cita saya jadi seperti ini, itu ingin menjadi perempuan yang bisa menjadi istri dan ibu dari sebuah keluarga yang aku impikan bi"
Santi: "dan Alhamdulillah bapak ini setuju sama saya bi untuk menjadikan saya sebagai istrinya"
Bi inem: "terus Bu?"
Santi: "terus saya mulai saat itu belajar menjadi istri dan ibu yang baik untuk keluarganya dari bapak, memang ga mudah bi tapi demi cita cita saya, saya akan jalanin itu".
Bi inem: "jujur Bu saya ga bisa komentar apa apa karena yang terpenting bagi saya adalah ibu bisa menjadi pengganti yang lebih baik dari pendamping bapak sebelumnya"
Santi: "aaamiin bi, saya juga udah sangat bersyukur atas apa yang bapak lakukan ke saya bi"
Bi inem: "terus apa ibuk tri tau tentang ibu?"
Santi: (memegang tangan BI inem) "Alhamdulillah Bi sudah, dan itu hal yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya bi, Saya diterima menjadi mantunya ibuk tri dengan baik dan menerima diri saya meskipun saya seorang waria"
Bi inem kaget tak percaya
Santi: "dan insya Allah saya udah gamau main main lagi sama bapak, makanya saya ingin menjadi pasangan hidup bapak sampai kapanpun"
Bi inem: "aaamiin Bu"
Santi: "owh ya bi nanti tanggal 17an anterin Bimo ke solo ya buat Fitting baju sama Persiapan kami menikah"
Bi inem: "baik Bu apa hanya saya berdua atau saya boleh ajak pak Budi Bu?"
Santi: "ajak aja bi semuanya tapi jangan lupa pastiin dulu semuanya dengan baik sebelum ninggalin rumah ini ya"
Bi inem: "baik Bu"
Santi: "yaudah yuk Bu kita makan dulu....."
Bi inem: "sebentar Bu saya taruh ini dulu ke gudang"
Santi: "okee bi saya tunggu di meja makan ya".

Perjalanan Akhir Dari Kehidupan Santi Menjadi Seorang Istri.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang