Rencana dan Pengakuan

208 12 18
                                    

(LANJUTAN)

(Malam harinya)

Mereka semua menikmati nikmatnya kebersamaan dengan menyantap makan malam di meja makan, Dengan saling bercerita dan bersenda gurau.

Ibu tri: "ayo dimakan dulu mas......dikenyangin"
Randy: "iya Bu hatur nuhun"
Ibu tri: "eh iya sampean ndurung rabi ta mas? (Dirimu apa belum menikah mas)?
Randy: "maksudnya ibu?"
Haryo: "maksudnya ibu itu kamu apa belum menikah mas?"
Randy: "ealah belum buk, saya masih fokus mencari uang dulu buk"
Ibu tri: "mau sampe kapan, masa kamu kalah sama adik mu mas?"
Randy: "iya kalo saya jadi cewek mungkin cepet nikahnya Bu"
Santi: "maksud mu apa mas udah tau ada anak kecil disini (Bimo)?!"
Haryo: "sabar mahh"
Randy: "dih tuhkan marah-marah"
Ibu tri: "weist ga boleh begitu mas"
Randy: "hahahahhahahha maaf buk, Randy cuma bercanda"
Ibu tri: "masa adiknya di bully Mulu"
Santi: "tau tuh Bu omelin aja"
Randy: "hehehhehe udah biasa dari kecil Bu, selalu aku bully"
Ibu tri: "kalian berdua dulu Deket banget yaa?"
Randy: "wahhhh bukan Deket lagi Bu, soalnya dari sekolah sampe lulus SMP Santi selalu sama aku terus Bu. Soalnya sekolahnya juga satu jalan sama SMA aku"
Ibu tri: "jadi sejak kalian sekolah itu sering bareng?"
Randy: "betul Bu, iya gimana soalnya kan orang tua kami juga sudah tiada Bu, makanya aku sebagai kakak menjaga adikku banget"
Santi: "dihhh menjaga apa, kakak selalu aja jahilin aku"
Randy: "iya kan iseng doanggg San"
Santi: "ibu tau ga dulu"
Ibu tri: "apa tuh?"
Santi: "masa sepatu ku selalu disangkutin diatas atap sekolah"
Ibu tri menggelengkan kepalanya
Santi: "terus masa tas ku jugaa Suka di sangkutin keatas pohon"
Randy: "hahahahhaha masih inget aja kamuu"
Santi: "yang paling aku males itu pas lagi main bola kakak nendang bola kena muka aku"
Bimo: "dulu mamah main bola?"
Santi: "hmmmm iyaaa sayang, waktu mamah..... Kamu tau kan maksud mamah?"
Bimo: "iya mahh"
Ibu tri: "namanya juga adik kakak mesti berantem teruss, dulu Haryo sama Hardi juga kalo soal mainan gamau ngalahh"
Haryo: "dih mas Hardi lah yang ngalah dia kan Abang"
Ibu tri: "tuhkan"
Santi: "hahahahhahaha kita sama ya yah, dulu selalu aja di recokin kakak sendiri"
Haryo: "nasib jadi adik kita mah"
Ibu tri: "ibu sampe pusing dengernya mereka berantem terus"
Randy: "itulah yang aku cari Bu, suka banget aku buatin Santi nangis dulu ahhahahah"
Santi: "dih jahat"
Ibu tri: "tapi yang kayak gitu bisa dibuat kenangan juga kan akhirnya"
Santi: "hummm iya sih Bu, aku terkadang inget momen momen itu"
Haryo: "inget jadi laki laki lagi mah, maksudnya?"
Santi: "ish engga ayahhhhhhhhhh"
Haryo: "tadi katanya inget momen itu"
Santi: "maksud mamah itu inget dulu main main pas masih kecil"
Bimo: "Bimo juga dulu begitu mahhh sama temen temennya Bimo"
Santi: "iya kah sayang?"
Bimo: "iyaaa mah, soalnya kan Bimo dari dulu ga punya adik mah bagaimana mau main sama adik"
Santi: "ehhh sayangg, aduh maafin mamah ya sayang"
Bimo: "maaf kenapa mah?"
Ibu tri: "Bimo kan tau mamah mu seperti apa?"
Santi: "heem"
Bimo: "engga apa apa kok mamah, toh lagipula Bimo juga ga butuh adik, nanti kasih sayang mamah sama ayah jadinya kepecah dong buat adik Bimo nanti"
Santi: "ish ya engga dong sayangg mamah tetap sayang kamu"
Bimo: "mending ga usah ya mah"
Santi: "iyaa dehh"
Ibu tri: "kan nanti ada anaknya Tante harum Bim, kamu bisa main sama dia"
Bimo: "emang anaknya Tante harum itu udah gede nek?"
Ibu tri: "iya palingan tahun depan udah masuk TK Bim"
Bimo: "ah itu mah masih kecil"
Santi: "iya nanti mamah bikinin adik ya sayang"
Haryo: "hah? Yang bener mah?"
Santi: "udah ayah diem dulu"
Ibu tri: "nduk???"
Bimo: "bener ya mah? Bener yaaa...."
Santi: "iya sayangg bener, udah dihabisin dulu makanan mu"
Bimo: "asyikkkkkkkk makasih mahh
Santi: "iya sayanggg" (mengelus rambut Bimo)
(Setelah itu mereka melanjutkan makannya)
.
.
.
Lalu ketika selesai makan, Haryo dan Santi di cegah ibunya untuk pergi. Karena ibu tri ingin membahas masalah pernikahan dengan mereka semua dan Bimo pun sudah kembali ke dalam kamarnya)
Ibu tri: "eh kalian mau kemana?"
Santi: "mau ke kamar Bu"
Ibu tri: "kok ke kamar toh, kalian serius ga nikahnya?. Kalo iya ayo sama sama dibahas mumpung lagi kumpul semua"
Santi: "maaf buu"
Haryo: "Bim kamu ke kamar duluan ya"
Bimo: "baik ayah" (Bimo pun pergi meninggalkan mereka)
Ibu tri: "mas Randy"
Randy: "iya Bu bagaimana?"
Ibu tri: "kita bahas untuk pernikahan Haryo dengan Santi sekarang ya, apa mas Randy ada saran???"
Randy: "sejujurnya saya ikut dan mendukung apa saja keputusan ibu"
Ibu tri: "Loh jangan begitu mas, kan kita sama sama keluarga untuk berembuk masalah tanggal, dan segala macamnya keperluan untuk nikahan"
Randy: "baik, coba Bu kita tanyakan kepada calon mempelai nya Bu"
Ibu tri: "iya har, bagaimana kalian berdua ada ide atau semacamnya?"
Haryo: "iya sebenernya kami ingin pernikahan kami di gelar di tanggal 24 Desember Bu"
Ibu tri: "loh kenapa?"
Santi: "soalnya tanggal segitu tanggal cantik Bu, tanggal 24 bulan 12 dan tahun 2024 bu"
Ibu tri: "owh jadi tanggal 24-12-24?"
Santi: "nah iya bener Bu"
Ibu tri: "bagus, untuk mas Randy apa ada saran?"
Randy: "tidak Bu,saya juga setuju saja untuk melangsungkan ditanggal segitu"
Ibu tri: "baik, kalo kamu setuju saya juga setuju. Dan untuk tempatnya mau dimana? Dan pakai adat apa?"
Randy: "jika saya boleh saran Bu, karena mempertimbangkan kami sudah tidak punya keluarga lagi di kampung kami, maka saya menyarankan jika pernikahan nya dilangsungkan di solo saja Bu"
Ibu tri: "kamu tidak keberatan nduk?"
Randy: "tidak Bu, dikarenakan memang tidak ada tempat dan kondisinya lebih memungkinkan disini"
Ibu tri: "baiklah, bagaimana dengan kalian?"
Haryo: "mah?"
Santi: "kalo menurut Santi juga seperti itu Bu, mohon maaf sebelumnya"
Ibu tri: "okeee berarti untuk pernikahan kalian ditempatkan disini ya"
Haryo dan Santi: "iya buk"
Ibu tri: "untuk baju bagaimana?"
Santi: "owh ya yah, daripada kita harus nyewa, apa ga sebaiknya kita pake baju dari tempat mu aja?"
Haryo: "lah iya ayah baru inget, iya mah ayah nanti coba di cari dulu di tempat ayah"
Ibu tri: "emang kalian awalnya mau sewa dimana?"
Santi: "anu buk, awalnya kami mau sewa di tempat salon mbak puji"
Ibu tri: "loh siapa mbak puji?"
Santi: "iya dia sama kayak Santi itu"
Ibu tri: "owh terusss???"
Santi: "iya berhubung Santi mikir, tidak usah keluar duit banyak banyak mending pake punya sendiri aja"
Ibu tri: "loh emang kenapa? Kan ini hari pernikahan mu nduk?'
Santi: "mohon maaf sebelumnya buk, Santi sebenernya hanya ingin menikah secara sederhana, kalo bisa kita di KUA saja biar tidak terlalu bermewah-mewahan dan pulang tinggal tasyukuran saja"
Ibu tri: "subhanallah nduk, ibu tak pernah melihat seorang wanita mau untuk dengan kesederhanaan"
Santi: "yang terpenting aku bisa menjadi seorang istri dan ibu saja sudah sangat-sangat berarti buat aku Bu"
Ibu tri: "ibu ikut bahagia mendengarnya nduk, semoga kamu bisa menjadi mantu ibu yang berbakti buat suami mu"
Santi: "aaaamiinnn"
Ibu tri: "untuk baju nya mau adat apa mas Randy?"
Randy: "seperti nya kebaya adat Jawa juga tidak apa apa Bu"
Ibu tri: "yakin??? Ga harus pake adat Sunda?"
Randy: "Ndak usah repot-repot Bu itu saja"
Ibu tri: "baiklah kalo begitu menurutnya sampean mas Randy"
Randy: "iya buk"
Haryo: "owh ya mas, sampean bawa surat permohonannya kan?"
Randy: "bawa har, ada dikamar"
Haryo: "nanti minta tolong sampean bawa kesini ya"
Randy: "siaapp"
Ibu tri: "buat apa har?"
Haryo: "buat surat pengajuan pernikahan Bu di KUA"
Ibu tri: "ealah, begitu ibu belum sempet bikin lagi...."
Haryo: "iya santai aja Bu, aku juga belum ke RT RW juga buat surat permohonan dan abis itu kelurahan"
Santi: "kapan ayah mau bikin?"
Haryo: "besok aja gimana? Mumpung ayah ga ada kerjaan, sekalian nanti pulangnya mampir ke rumah ibunya Rossa"
Santi: "boleh mas, aku ikut ya"
Haryo: "gass"
Ibu tri: "ibu titip salam ya ke ibunya Rossa"
Haryo: "baik buu"
Santi: "ibu, boleh ga kalo mommy ku ikut kesini"
Ibu tri: "ibu yoana? Bolehhh ajak aja kesini, masa sama bessan ibu ga boleh sih"
Randy: "kenapa harus dia sih?"
Santi: "emang kenapa kak? Salah kah? Ngajak mommy ku?"
Randy: "hmmmm"
Santi: "ketika semuanya membenci aku karena perubahan ku, hanya mommy saja yang menerima aku dan mau mendidik aku seperti sekarang. Dia udah aku anggap sebagai ibu kandungku asal kakak tau!"
Ibu tri: "iya nduk udah udah jangan marah, kamu boleh ajak mommy mu ya. Tapi ibu cuma berpesan kalo bisa mommy mu jangan berpenampilan terbuka ya soalnya nanti kalo misalnya seperti itu orang-orang tau kalo ibu mu waria"
Santi: "ibu tidak bisa menerima mommy aku?"
Ibu tri: "bukan seperti itu nduk, tapi nanti kalo orang orang tua otomatis kamu bakal dicurigai nduk dan mereka bakal mempermasalahkan kamu nantinya. Ini juga demi kebaikan bersama nduk"
Santi: "hmmmm nanti aku coba bilang mommy ku"
Haryo: "mah jangan nada tinggi ke ibuku ku ya"
Santi: "ehhh maaf ibuu Santi tadi terbawa suasana saja"
Ibu tri: "iya gpp nduk, ibu paham"
Randy: "terus nanti aku sama mommy yoana gitu satu kursi?"
Santi: "iyalah kak, anggap aja ibu sama anak"
Randy: "dih ogah aku punya ibu waria"
Santi: "ibuuuuuuuuu"
Ibu tri: "mass jangannn ngeledek adiknya terus"
Randy: "hummmmmmm"
Ibu tri: "le, nanti ibu minta tolong temen ibu ya buat catering"
Haryo: "temen ibu ada yang punya usaha itu?"
Ibu tri: "iya le, sekalian bantu usaha temen ibu"
Haryo: "boleh nanti bilang Haryo aja untuk biayanya, biar Haryo yang transfer"
Ibu tri: "sippp le"
Santi: "ayah untuk mua biar mbak puji aja ya"
Haryo: "iya gpp mah, soalnya kasian kita udah bilangin ke mbak puji tapi malah ga jadi"
Santi: "makasih ayah"
Haryo: "iya mah"
Ibu tri: "oke apa ada tambahan lagi untuk masalah ini????"
Santi Haryo: "sepertinya Ndak ada Bu"
Randy: "tidak ada bu"
Ibu tri: "yaudah kalo begitu berhubung sudah malam ibu akhiri perbincangan ini, semoga acara kalian nanti lancar yaaa"
Haryo Santi: "aaaamiinnn buk"
Ibu tri: "ibu tinggal ke kamar dulu"
Santi: "Monggo bu"
Randy: "kenapa sih aku harus sama yoana itu lagi?"
Santi: "udah ya kak aku mau tidur gausah dibahas aku males berantem"
Randy: "dih"
Santi: "ayo yah kita ke kamar"

Perjalanan Akhir Dari Kehidupan Santi Menjadi Seorang Istri.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang