31 : Kalah telak

3K 267 42
                                    

Happy Reading

***

Brugh!

Tama mendesis sakit saat Sagara berhasil membantingnya ke lantai. Kini mereka berdua sedang latihan bela diri di ruang tamu apartemen milik mereka.

Sebenarnya Sagara awalnya tidak mengizinkan Tama, dan lelaki itu juga tidak tega jika tak sengaja melukai Tama. Namun, Tama sangat keras kepala, Ia ingin berlatih di hari itu juga.

"You okay?" tanya Sagara

Tama mengangguk.

Sagara pun mengulurkan tangannya dan menarik tangan Tama agar lelaki itu bangkit.

Sagara menoleh menatap jam dinding. Jam telah menunjukkan pukul 7 malam, sudah saatnya mereka berdua makan malam.

"Kita lanjut besok ya? Kita makan sekarang" ucap Sagara

"....."

Sagara pun membalikkan badannya ingin menuju kamar untuk mengambil ponsel. "Hari ini kita pesan di luar aja"

Namun hal tersebut langsung dimanfaatkan oleh Tama. Lelaki itu langsung menyerang Sagara dan menjatuhkannya ke lantai.

Brugh!

Sagara meringis saat kepalanya sedikit terbentur di lantai. "The hell?"

Tama tersenyum miring. "Satu sama"

"Curang"

"Engga, lo yang kurang waspada"

Sagara terkekeh. "Oh ya?"

"Lo harus lebih waspada kedepannya."

"Kan ada lo yang selalu waspada" ucap Sagara

"Gue udah pernah bilang, gue gak bakal bisa di samping lo terus"

Sagara tiba tiba bangkit dan kini posisi Tama di pangku oleh Sagara. "Kenapa?"

"Suatu saat kita pasti ada di jalan yang berbeda"

"Kenapa?" tanya Sagara lagi

Tama menghela nafasnya. "Lo bakal punya keluarga, pasangan lo, anak lo"

"....."

"Gue juga" ucap Tama

"Gue mau terus tinggal sama lo"

"Gak bisa"

"Memang lo mau nikah?" tanya Sagara

Tama mengalihkan pandangannya. "Sekarang, belum"

Setelah mereka berdua melakukan 'hal' itu, memangnya Tama bisa menikah dengan seorang gadis?

"Ada seseorang yang lo suka?" tanya Sagara menatap Tama berharap lelaki itu mengatakan tidak.

Tama diam selama beberapa saat. "Kalau ada memang kenapa?"

"Siapa?"

Partner in Crime [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang