"Na pokoknya aku ngga mau ya! Anak aku sama adikku!" Jeno dan Jaemin sedang berdebat, karena Jeno tak terima Sion malah datang menemui Yushi.
"Kamu mau apa huh? Aku tanya Jung Jeno yang terhormat?" Jaemin tak mau kalah, walau dulu dirinya juga menentang hubungan Sion dan Yushi karena ia pikir itu tidak baik. Tapi ternyata tidak, anaknya itu akan sangat bahagia apalagi saat ini anaknya itu sedang mengandung. Jadi Jaemin sangat mengerti perasaan anak manisnya, karena ia juga pernah mengandung. Setiap orang yang mengandung akan memerlukan kasih sayang dan kehangatan dari orang yang ia cintai sekaligus ayah dari anak yang dikandung.
"Carikan aja pria yang lain untuk Yushi" Jaemin membuka mulutnya dan melotot di depan Jeno, tak habis pikir apa yang suaminya itu katakan.
Jaemin pun segera mendorong Jeno ke atas kasur dan mencekik leher suaminya itu, perlu diketahuai masalu kelam antara Jeno dan Jaemin yang membuat Jaemin sering kali lebih unggul dalam hal berkelahi, walau begitu Jeno tetaplah pemenang pihak atas.
Jaemin naik ke atas tubuh Jeno dan mencengkram leher suaminya itu.
"Lo ngga usah gila! Lo mau membahayakan anak lo sendiri? Apalagi yuyu lagi hamil Jeno! Lo paham ngga sih? Kalau yuyu ngga bahagia gimana hah? Lo mau liat anak kita nangis terus? lo mau anak lo kena pukul sama suami pilihan acak lo itu? MIKIR JENO MIKIR! lebih baik yuyu sama adik lo! Udah jelas! KALAU LO GA MAU ANTAR YUYU KE PELAMINAN! GUE JUGA GA MAU JADI ISTRI LO LAGI!" Ucap Jaemin yang geram.
Jaemin tidak peduli dengan restu Jeno maupun mertuanya, Jaemin di butakan- Jaemin hanya ingin melihat Yushi bahagia, Jaemin sudah lelah melihat anak manisnya itu murung dan menangis apalagi sampai sakit. Ibu mana yang tega huh?
"Oke" ucap Jeno setelah melepas cengkraman tangan Jaemin, dan membuatnya berpindah posisi tak lagi di atas tubuh Jeno. Jeno pun keluar begitu saja dari kamar meninggal kan Jaemin yang terus memanggilnya itu.
Jeno berjalan menuju taman belakang rumahnya, ia duduk di kursi yang berada di sana. Ia ambil sebatang rokok yang ada di sakunya dan mulai menyalakan rokok itu.
Ia hirup rokok tersebut dengan menggulung kemeja putihnya serta sedikit melepas dasinya.
Sejujurnya Jeno bukan tidak ingin Yushi menikah dengan Sion, ataupun sesuatu yang ia katakan sebelumnya. Hanya saja Jeno benar benar tak ingin melepaskan anaknya, ia masih menginginkan Yushi menjadi anaknya yang kecil anaknya yang manis dan menggemaskan.
Jika ingat perkataan Jeno tentang menikah dengan laki laki lain selain Sion. Itu hanya karena Jeno masih kersal dengan adiknya yang telah merenggut putra manisnya.
Jeno menyemburkan asap rokok dari hidung dan mulutnya itu.
Setelah lelah menanggapi klien ia malah berantem dengan istrinya itu.
Jisung yang baru saja pulang dari rumah sakit pun heran melihat sesorang yang ia pikir adalah setan, ternyata ayahnya.
Jisung pun mendekat dan duduk di samping Jeno.
"Udah tua yah.... ga baik ngerokok" ucap Jisung dengan mendudukkan dirinya. Lalu ia juga mengambil rokok dan merokok bersama ayahnya itu.
"Kapan kamu ngerokok?" Tanya Jeno kepada anak sulungnya itu.
"Ini barusan"
Plak
Jeno pun menoyor anak sulungnya itu, apa apaan jawaban anak sulungnya itu?
"Berantem ya yah sama buna?" Jeno hanya diam melihat tumbuhan disana sesekali melihat langit malam.
"Yah.... Jisung yakin ayah sayang banget sama yuyu kan? Sampai ngga mau ngelepas yuyu buat siapapun itu... tapi kalau ayah sayang yuyu.... ayah bakal biarin yuyu bahagia sama orang yang yuyu cinta yah. Ayah jangan egois, semuanya udah menjadi bubur.... mungkin umur yuyu belum cocok, tapi yuyu udah terlanjur mengandung" Jisung pun menyesap rokoknya kembali, Jeno tak berkata apapun ia hanya terdiam saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
OM SION?
Fanfiction"om.... emang gapapa ya? yuyu takut dimarahin buna sama ayah"-yushi. "udah ini enak ko.. percaya sama om"-sion "Om gila? Kenapa banyak banget foto aku setelah kita berhubungan?"-yushi "Biar om selalu inget kalau kamu se sexy itu" - sion "Om beneran...