Chapter 37 - out of control

6.9K 1.6K 945
                                    

1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1.7K votes + 800 comments lagi.

Let's vote before read ❤︎

•••

Perasaan serta reaksi tubuhnya terhadap Francisco Ruiz selalu menjadi sesuatu yang tak mampu ia kendalikan. Ketika sudah dipenjarakan gairah, ia lupa diri. Lupa segalanya. Seolah-olah, desir yang ditimbulkan oleh sentuhan pria itu lah yang paling penting di dunia ini. Orang lain mungkin berpikir ia perempuan yang tangguh dan kuat hanya karena sering menganggap semua masalah sebagai angin lalu belaka, namun nyatanya ia adalah perempuan yang luar biasa lemah saat sudah berhadapan dengan segala hal tentang sang mantan.

Semua cerita seharusnya sudah usai sejak bercerai. Namun skandal mempertemukan mereka kembali. Lalu menyeretnya sekali lagi pada satu hal yang paling ia takuti di dunia ini.

Dan itu akibat dari kecerobohannya sendiri.

"You've been sleeping all day, Lily Rose. Are you sure you are okay? Are you sick?"

Heaven—si kucing hadiah dari Francisco—langsung melompat dari pelukan Lily dan lari keluar begitu mendengar suara sang ayah di ambang pintu.

"Lily Rose."

Dalam posisi berbaring menghadap ke arah jendela, Lily hanya memandangi dedaunan hijau yang telah menguning oleh perubahan musim. Lalu satu persatu pun jatuh ditiup angin. Betapa rapuhnya daun-daun kering itu. Tetapi tak lebih rapuh dari kondisinya sekarang ini.

"Jangan sampai Papa terpaksa tanya Francisco."

Tidak ada respon.

"Apa kalian bertengkar?" tanya Kiev lagi. Namun tetap tak ada jawaban. "Lily Rose."

Tubuh Lily pun bergerak, tiba-tiba duduk hanya sepersekian detik sebelum ia berdiri untuk mengambil mantel dari gantungan di belakang pintu. Pada saat itulah Kiev melihat seseorang yang seperti bukan putrinya sama sekali. Tidak ada cahaya di bola matanya, tidak ada rona di wajahnya. Dia bagai seseorang yang tidak bernyawa dengan ekspresi datar dan bibir yang pucat pasi.

"Aku mau jalan-jalan ke bukit sebentar dan akan hasbiskan malam disana. Jangan tunggu aku pulang." ucap Lily sambil berlalu keluar dari kamarnya.

"Apa yang terjadi?"

"Sekali lagi Papa tanya, aku akan berkata kasar."

"Baiklah, Papa akan tanya Gabriela saja—"

"Tidak usah hubungi Gabriela, tidak usah hubungi Luís, tidak usah hubungi Francisco, tidak usah hubungi siapa-siapa," sahut Lily sambil menatap ayahnya dengan tatapan tajam. "Papa tahu aku tidak baik-baik saja, kan? Papa lihat sendiri aku tidak baik-baik saja. Apa kurang jelas? Jadi berhenti tanya-tanya seperti orang bodoh. Pertanyaan Papa membuat aku muak. Jangan paksa aku untuk memberitahu alasannya karena aku tidak bisa."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TOUCH OF LIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang