13- Manusia Galau.

12 2 0
                                        

Masih bertahan? Makasih banyak❤️
Semoga bab ini lebih jelas dari sebelumnya. Aku usahain.

****

" Setiap tawa ada luka, setiap luka ada tawa. Jika tawamu lepas maka tangismu deras, jika tangismu deras, maka tawamu lepas. "

– Elegi –

****

Elegi berjalan pelan dan lesu di jalan pintas yang ia lewati kemarin. Tempat ia di hadang oleh Joko dan dua temannya. Helaan napas berat berkali kali terdengar, tubuhnya sangat lelah, dan wajahnya pucat. Napasnya mulai berat kala pasokan oksigen susah masuk kedalam paru parunya. Asmanya kambuh.

Elegi mendesah lelah, dia duduk dan bersandar pada sebuah batang pohon yang tidak terlalu besar. Dia mengeluarkan inhaler dari dalam tasnya. Elegi menggunkan inhaler tersebut sehingga obat masuk kedalam rongga mulutnya.

Setelah 5 menit, napas Elegi kembali normal, dia memasukan kembali inhalernya kedalam tas. Lantas ia beranjak berdiri dan hendak berlalu pergi, tapi sayangnya ia di hadang oleh Joko dan Darjo.

" Mau lewat, bayar! " kata Darjo dengan dagu terangkat angkuh.

" Nggak ada. " balas Elegi malas dan hendak berlalu pergi melewati mereka berdua tapi Joko langsung mencengkeram kerah bajunya.

" GUE BILANG BAYAR! LO BUDEG ?! LO MAU KABUR LAGI?! DASAR BOCAH SONGONG. GUE BISA PATAHIN TANGAN LO KARENA UDAH BERANI NGEBEKAP GUE PAKAI KAUS KAKI LO YANG BAU ITU!! " bentak Darjo tepat di wajah Elegi membuat Elegi memejamkan mata dan menahan napas.

" Iya iya bang, nggak usah teriak teriak, mulut Lo bau! Lo abis makan apa sih? " jawab Elegi.

" Lo! " geram Darjo melayangkan pukulannya tapi dapat di tahan oleh Elegi. Dia memelintir tangan pria itu hingga berteriak kesakitan, lantas menendang perutnya.

Meihat Darjo di perlakukan seperti itu, Joko juga menyerang Elegi, tapi dengan lihai Elegi menghindar. Dia mengambil ancang ancang dan berlari ke arah Joko lalu menendang dagu pria itu sampai terjungkal kebelakang.

" Sialan! " Umpat Darjo saat melihatnya. Dia melayangkan tendangan ke arah ulu hati Elegi. Lagi lagi, dia bisa menghindar, Elegi membalas tendangan Darjo dengan kuat tepat di perut hingga Darjo berlutut sembari memegangi perutnya.

" Bang, kalau mau ngajak gelut, gue jagonya gelut kok, cuma males aja. Jadi orang di kasih nikmat sehat itu usaha, bukannya meminta yang bukan haknya. " kata Elegi membuat Joko menggeram kesal. Pria itu bangkit berdiri sembari memegangi dagunya.

" Bocah sialan, tahu apa Lo hah?! Nggak usah sok nasehatin gue, ini gue juga udah usaha! " bentak Joko menatap garang kepada Elegi.

Elegi tertawa kecil lalu berkata. " Usaha, emang hidup lo berubah bang, sampai lo bilang lo udah usaha? Usaha itu harus ada perubahan dan perpindahan. Dimana W, usaha, sama dengan F, gaya, di kali S, jarak. Dimana ada jarak di situ ada perpindahan. Kalau hidup lo stay di situ situ aja, namanya lo belum usaha, Makanya, kecilin gaya, perbesar perpindahan, baru Lo bisa di sebut usaha! "

Mendengar perkataan Elegi, Joko dan Darjo termenung.

Elegi melangkah mendekat kepada Darjo, dia meraih tangan pria itu dan meletakan selembar uang bernilai 10 ribu rupiah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 16 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ELEGI |•| Bintang yang kehilangan cahayanya.Where stories live. Discover now