BAB 2

84 4 1
                                    

MOS = Make Oppression to my Sister

Well, hari ini belum ada marah – marahannya. Tapi, yang namanya Mas Abel belum puas kalau nggak melihat adik mungilnya ini tersiksa. Kayaknya dari 350 peserta mos yang ada, hanya aku dan Jono saja yang menjadi incaran kakak kelas. Apalagi Kak Andre, sahabat Mas Abel dari SMP yang mejabat menjadi ketua satu ikut – ikutan iseng. Baru hari pertama, Mas Abel sudah mulai mengibarkan bendera perang. Awas! Liat aja di rumah! Habislah kau keong berbisa!

Dan saat pulang, sepertinya yang dekil dan pegal – pegal hanya aku dan Jono. Yang lainnya masih bersih, dan senyum mereka pun masih lebar – lebar. Mereka sadar tidak sih? Hari kedua biasanya yang bikin emosi!

Aku dan Jono langsung pergi ke supermarket untuk mencari logistik yang harus dibawa besok. Dengan menahan rasa malu karena berdandan seperti badut, kami menyisir supermarket dengan seksama. Teka-teki yang diberikan aneh bin ajaib. Ada yang nyambung, ada yang tidak. Dan tidak jauh pasti itu bikinan Mas Abel. Untungnya barang – barang itu ada semua di supermarket. Setelah lengkap logistik kami untuk besok, kami langsung pulang ke rumah. Masak kita mau nongkrong pakai kostum beginian? Ke supermarket aja sudah menahan malu habis – habisan.

"Dadah Maya! Besok kita datang 30 menit sebelum waktu ngumpul deh! Kalau bisa satu jam sebelumnya juga nggak apa - apa. Mau ga, May?"

Wajah Jono sudah kusut sekusut benang kusut. Ketara dari wajahnya dia capek berat. Padahal biasanya stok tenaganya tidak pernah habis. Waktu MOS SMP, masih sempet – sempetnya dia mengajak aku bermain basket. Padahal kami habis outbond dari jam delapan pagi sampai jam empat sore!

Ya, bener juga sih apa kata Jono. Sepertinya datang satu jam sebelum waktu ngumpul lebih baik. Tidak mungkin kan Mas Abel mau menghukum kami karena kami datang kepagian?

"Gue ambil yang sejam sebelum ngumpul, Jon! Kita ikutin permainan Mas Abel! Di sekolah, dia bisa berkuasa. Tapi di rumah, cepil!" Ujarku sambil menyentilkan jari.

"Oke deh! Besok jam lima ya May! Dah!" Jono masuk kedalam rumahnya dengan lunglai. Sekarang saatnya aku membalas dendamku hari ini ke Mas Abel!

Saat aku masuk kedalam, ternyata Mas Abel sudah nongkrong di depan televisi nonton Spongebob.

"Eh, Maya, my lovely little sister sudah pulang! Bagaimana MOS hari pertamanya? Menyenangkan bukan? Coba Mas Abel lihat wajahmu. Owh, owh, owh! Berseri –seri sekali! Jadi terlihat tambah manis deh kamu!"

Aku menepis tangan Mas Abel. Dasar kakak dzalim! Tidak tahu diri! Datang – datang malah dibikin tambah kesal! Awas kalau nanti mama dan ayah pulang! Habislah kau kakak jahanam!

"Lo sengaja ya tadi? BT tau gak!"

"Tapi aku kan udah ngelindungin kamu dari si Cindy. Kalau nggak aku lindungin, kamu habis ditelan dia, loh!" Dengan nada yang sok imut, Mas Abel mengibas – ngibaskan jari telunjuknya. Bibirnya juga sok – sok dimaju – majukan lagi! Membuat tambah emosi!

"Tau ah! Liat aja ntar! Abis lo sama mama ayah!" sambil emosi aku langsung naik ke atas. Mas Abel masih tertawa – tawa. Ih! BT! Aku langsung mengambil handuk, kubuka keran shower, lalu aku berteriak:

"DASAR MAS ABEL! BERISIK! NYEBELIN TAU GAK!?"

3 Hari = 3 Abad Lamanya

Sudah tiga hari aku menjalani MOS ini. Capek banget! Sampai – sampai Bi Anah harus membuat air rendaman kaki dan sari kacang kedelai untukku setiap sore. Itu semua gara – gara kerjaan Mas Abel! Tapi, herannya Mama dan Ayah bisa dibohongi sama dia. Jadinya, dia tidak dihukum, malah aku yang dinasehati.

BlogiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang