Bab 14

51 3 1
                                    

Ulang Tahun Yusuf

Aku sedang menuangkan soup cream ke dalam mangkuk Andini, anak sanggar paling kecil. Dia sedang manja denganku sejak seminggu yang lalu.

Hari ini ulang tahun Yusuf. Mamanya Mitchel mengundang aku dan menyuruh aku membawa teman-teman untuk diajak kesanggar. Maka, aku mengajak Alena, Balqis, Jaka, Jali, dan Daffa kesini.

Heran mengapa Jono dan Mas Abel tidak aku ajak? Mereka diundang oleh Mikayla dan Erica. Seriusan, Mikayla dan Erica datang. Mereka berdua aja, rombongannya nggak ikut. Tadinya Mas Abel ngajak Kak Andre juga. Sayang, kak Andrenya lagi demam.

Setelah tiup lilin dan makan-makan, sekarang anak-anak sanggar dan ibu-ibu sanggar sedang menikmati sore.

Jono, Mas Abel dan Jaka sedang sibuk memasang ring basket di tembok dekat sanggar sambil dilihatin oleh anak-anak yang tidak sabar main basket, Mikayla dan Erica. Ring bekas sih, tapi masih bagus. Jali sih sibuk ngelawak di depan ibu-ibu dan mamanya Mitchel.

Beberapa anak perempuan sedang asik memilih-milih baju bekas yang masih sangat bagus pemberian Alena, Balqis, aku, dan sirkus barbienya Mikayla. Keliatan banget perbedaan baju kami dan mereka. Ah, sudah lah.

Mitchel sendiri, sedang asyik bermain gitar dengan Yusuf. Aku? Melayani beberapa anak balita yang manja-manja bersama aku, termasuk Andini. Aku melihat kearah pintu. Daffa belum juga datang. Dia janji mau bawain ice cream buat anak-anak sanggar.

"Mau dibantuin?" Bulu kudukku seketika.

"Gausah Mitch, ini mereka emang lagi manja aja sama gue." Anji, yang masih berumur 4 tahun merengek-rengek minta digendong sama aku.

"Habisnya, kak Maya baru dateng hari ini. Kalau gaada kak Maya, sanggar sepi, kakak Bule murung terus." Yusuf langsung disenggol oleh Mitchel. Tiba-tiba, ada suara ribut-ribut dari luar. Dan, sebuah kepala nonggol dari balik pintu.

"Delivery ice cream buat ibu Maya Shilla Dharmabuana dari bapak Daffa Reinaldo Dirgawijaya."

Makan Ice Cream

"Makasih ya Daf, udah dateng bawain ice cream." Aku mengantarkan Daffa kembali ke mobilnya. Daffa memang tidak lama disitu, cuman 20-30 menit saja soalnya dia harus menjemput ibunya dari arisan.

"Ah, nggak masalah. Asik main disitu. Aku juga seneng ketemu chef Kirana." Mobil Daffa sudah terlihat. Sebel banget deh, kenapa sih mobilnya harus sedekat itu.

"Besok, pulang sekolah sama Jono?"

"Yah, seperti biasa lah..." duh, Daf! Ngajakin pulang pake basa-basi sih! Udah tahu aku dan Jono anak bebek kembar dempet.

"Kalau, pulangnya, sama aku, gimana?" WADUH! DIA PAKAI KATA AKU!

"Hem... Boleh. Emangnya mau ngajakin makan baso lagi?"

Daffa tertawa. Senyumannya bikin aku meleleh. Suaranya juga enak. Duh jadi malu.

"Yaudah. Aku pulang dulu, ya!" Mobil Daffa perlahan-lahan menjauh. Ada perasaan aneh di dadaku. Entah apa. Aku pasti sudah gila karena senyum-senyum sendiri.

Saat aku akan kembali kesanggar, ternyata Mitchel sudah ada di ujung gang seperti preman. Duh, bocah ini selalu saja ngerusak mood dengan pandangannya yang dingin itu. Sudahlah, aku lewatin aja, males, lagi senang-senang dikasih wajah jutek.

Mitchel dan Makanan Manis

Mitchel masih mengaduk-aduk kopinya. Kami makan dulu di Istana Cupcakes. Aku tidak tahu kenapa dia bete berat dari tadi. Saat yang lain mau makan malam di restoran mamanya Si Kembar, dia malah mau pulang dengan wajah bete. Dan entah mengapa, aku ikut dengannya ke parkiran dan malah ikut mobilnya.

Waktu aku tanya "Lo laper?" Dia tidak menjawab. Tapi perutnya yang menjawab. Dan waktu aku tanya "Mau makan dimana?", dia cuman jawab terserah. Dan sampailah kami disini.

"Lo laper kan? Makan gih!" Dia hanya menjawabku dengan matanya yang ketus. Aku balas lagi saja lebih ketus. PMS apa ya dia?

Dia berdiri dan memesan beberapa kue. Nggak salah tuh? Beberapa sih beberapa, tapi nggak 5 slice kue juga. Tidak lama, seorang pelayan mengantarkan milkshake float coklat dengan double ice cream.

"Mas, tapi kita nggak mesen..."

"Punya saya." Mitchel menarik milkshake yang ditaruh didepanku. Dia? Beli makanan manis? Dia pasti lagi PMS!

Aksi Diam III

Aku hanya memandang Mitchel makan. Habis semuanya. Aku takut dia diabetes habis makan ini semua.

"Mitch, lo kenapa sih?" Diam. Dia malah mengangkat tangannya meminta bill. Ku beranikan diri untuk menyentuh tangannya. "Mitch!" Coelku. Tiba-tiba dia menarik tanganku menuju parkiran. Kami pulang dalam diam. Sesampainya dirumahku, tanpa babibu, dia langsung tancap gas dan pulang.

Dia tuh kenapa sih?

Introgasi Part Sekian

Kali ini aku yang mendatangi Mitchel. Dia pindah duduknya di pojok depan dekat pintu sama Beta. Istirahat langsung ngeloyor, pulangnya juga. Aku cari-cari dia kemana-mana tidak ada. Aku ke ruang ekskul Serenade. Katanya Baim, dia tidak latihan hari ini. Di ruang musik juga tidak ada. Tapi motornya masih ada. Pasti anaknya masih ada.

Saat aku melewati ruang Pak Samad dan bersih-bersih squad sekolah, aku mendengar petikan-petikan gitar yang ku kenal. Tanpa ketuk-ketuk, aku langsung menggerebek Mitchel. Pak Samad dan Pak Ashdi kaget karena waktu ngopi sore mereka yang disuguhi live music oleh Mitchel digerebek gadis berbadan kecil. Iya, aku memang kecil, aku sudah cerita, kan?

"Neng Maya! Dikira ada satpol PP ngegerebek. Kita nggak narkobaan kok neng!"

Aku hanya meringis, lalu menarik tangan Mitchel. Sempet ditahan sama dia, tapi waktu aku melototin dia dan bilang "Buruan gak! Ikut gue!", dia ngikut aja.

Sekarang, kita duduk hadap-hadapan di ruang musik. Kenapa ruang musik, soalnya ada peredam suaranya, yaaa setidaknya kalau Mitchel ngamuk, kita tidak ditonton satu sekolahan dan jadi headline dikoran sekolah.

"Lo, kenapa?" Diam. Dia malah metik-metik gitar. Ku ambil gitarnya dengan paksa.

"Jawab gue, Mitch! Kenapa lo kayak gini?" Aku menatap matanya tajam. Salah, aku malah jadi gelagapan melihat matanya yang indah. Eh, iya, eh nggak, eh yaaa matanya memang bagus, kan?

"Lo, marah sama gue?" Suaraku malah melemah. Siaaaal! Kenapa harus ngeliatinmatanya sih!

"Lo jadi peduli, ya, sama gue?" Dia bangkit dan keluar dari ruang musik entah kemana, meninggalkan aku yang masih terhipnotis matanya. Iya juga. Ngapain juga aku peduli dia marah sama aku atau nggak. Damn!

Daffa calling...

"Daf, ayo kita makan ice cream!"

Hallooooooooowwww!!! Maaf yaaa updatenya lama. Ternyataaaa bener yaaa kata orang-orang mahasiswa semester akhir tuh jadi pengavara alias pengangguran banyak acara wehehehehe.

Anywaaaay, bagaimana cover barunya? Pas nyari-nyari buat cover, aku jadi kepingin makeover kamar aku biar ala-ala tumblr gitu, dan bisa lebih vintage. Waktu itu mama ngecat ulang rumah termasuk kamar aku.Warnanya sih udah mendukung, cuman propertinya masih dark age alias item-item, kurang tumblirsh wkwkwk nanti mau aku cat putih lemari dan rak bukunya. Jadi curhat wkwkkw.

Oh iya, makasih yaaa yang udah nunggu. Jangan lupa vommetnyaaa makasih loooh luvluv :*

BlogiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang