Bab 8

29 5 0
                                    

Tertawa

          Aku mengetuk-ketukkan pulpenku ke meja. Pelajaran matematika ini tidak kunjung selesai juga. Bukan karena matapelajarannya siiih... Tapi memang pikiranku sedang kemna-mana. Sejak Sabtu kemarin aku masih ingat saat Mitchel tertawa. Iya, tertawa. Kamu pasti binggung kan sama anak laki-laki yang tidak pernah tertawa justru tertawa didepanmu.

          Aku masih ingat gerutan wajahnya, bibir merahnya yang tertarik, suaranya yang manly tertawa sambil.....

         "May! Ke kantin yuk! Mas Abel katanya mau traktir nih!" Jono memperlihatkan chat dari Mas Abel tepat di depan mukaku. Ternyata sudah jam istirahat. Ya Tuhan! Huek! Jijik! Aku ingin muntah rasanya mengingat aku membayangkan Mitchel!

         "Lo kenapa? Sakit? Muka lo kok tiba-tiba merah?" aku hanya menggelengkan kepalaku. Duh, thank's Jon! You're really my bestfriend udah menyadarkanku dari kegilaan ini.

          "Lo ngelamun aja! Heh! Lo mikir mesum ya jangan-jangan sampe muka lo merah tadi! Gila kali! Masih pagi woooi pagiiii buset!" Jono melepas rangkulannya dari pundakku dan memandang sok jijik terhadapku. Iyaaaa aku tahu aku memang menjijikan membayangkan Mitchel yang tertawa dan terlihat tampan. EH! BUKAN GITU!

Di Kantin

         Aku memandang batagor didepan mataku. Aduuuuh bodoh banget sih sampai mikirn Mitchel. Trus kenapa juga aku harus kesanggar sama dia! Dijemput setiap Sabtu atau Minggu sore! Kan kamu bisa berangkat sendiri Mayaaaaaa.

        "May, bekel lo dimakan gak? Buat gue boleh gak?" aku menyodorkan tempat bekalku dan piring batagorku. Nafsu makanku hilang. Aku memandang Jono. Dia sudah makan bekal miliknya yang seporsi kuli, satu piring batagornya, sekarang masih mau makan bekalku dan batagorku. Tapi badannya tetap saja kerempeng.

         "May, tiap sore anak bule itu sering banget jemput lo. Lo sekarang pacaran ya!" Aku tersedak minumanku dan Jono tersedak makanannya. Rasakan manusia serakah! Jono menjabat tanganku, menepuknepuk dada kirinya, dan hormat kepadaku.

        "Apaan sih!? Nggak! Jon, lo gausah lebay deh! Kan gue udah cerita sama lo soal sanggarnya keluarga Reders!"

        "Ya, jadian-jadian aja sih malu-malu gitu! Heh! Semua orang mau tau jadi pendamping Mitchel! Ada gossip ya, katanya gengnya Rahma, katanya Mitchel tuh nggak pernah boncengin orang lain, keluarganya aja nggak pernah. Trus dia juga nggak pernah ngajak orang kerumahnya, atau ke sanggarnya, ATAU KE RESTORAN IBUNYA. Jangankan cewek, orang aja nggak pernah."

          "Ih! Gossip banget lo jadi cowok buset! Gengnya Rahma kan geng ciwiciwi hahaha gitu!" aku mengalihkan pembicaraan. Tak lama, Mitchel datang ke kantin. Duh mukaku kenapa terasa panas sih?

          "Lah, itu orangnya! Mitchel!" teriak Jono sambil melambai-lambaikan tangannya. Sambil membawa jus dan roti, dia menghampiri meja kami.

          "Hai Mitch!" ujar Jono manja. Merasa Jono memanggilnya bukan untuk urusan penting, dia mulai membalikkan badan.

         "Mitch, Sabtu besok keluarga gue sama Jono mau barbequean di belakang rumah kita. Lo mau ikut nggak? Soalnya lo sering banget direpotin sama Maya."

         Aduh! Ingin rasanya menggetok kepala Mas Abel pakai centong kuah baso! Ngapain diajak sih! Kan ini acara keluarga! KELUARGA!!!

         Mitchel kembalikkan badannya, menatap Mas Abel dingin. Jangan mau, jangan mau! Tolak aja! Please, please, please...

        "Jam berapa?" Mati aku! Telan aku kedasar bumi!

        "Sorean lah, jam 5an. Makan malem gitu." Mitchel mengangguk kecil angkuh dan berjalan menuju kelas. Aduh! Pengen di smack down banget ini dua laki-laki depan aku!

BlogiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang