Bab 10

33 3 4
                                    

Stand Nomor 10

         Standku banyak dikunjungi anak-anak dan ibu-ibu. Mereka tertarik dengan pernak pernik daur ulang kami. Bahkan ada seorang ibu yang ingin membawa teman-teman anaknya yang masih TK ke sanggar untuk bakti sosial dan belajar membuat pernak-pernik. Barang-barang kami banyak yang terjual. Tapi sayang, tidak ada anak laki-laki lucu yang mendatangi stand kami. Sekalinya ada hanya Ali atau Jaka. Atau Barli dan Hendri teman pecinta alamku, itu juga tebar pesona ke anak-anak perempuan yang belanja sepatu di stand sebelah. Barang-barangnya lumayan terjual banyak, tapi sisanya pun juga masih banyak. Aku mengoleskan lip balm yang memberikan sedikit warna pink pada bibirku. Masih usaha, siapa tau ada anak laki-laki lucu yang mampir hehehe.

        "Ayo ke auditorium yuk! Kami dari ekskul akustik Serenade ada ujian masuk yang mengharuskan anggotanya perform diatas panggung! Yuk yang ingin liat pertunjukan musik gratis bisa masuk keruang auditorium!" Aku melihat ke sumber suara. Ternyata ada Kak Andre yang berjalan membuat pengumuman dengan toa dan 2 orang anggota Serenade yang membagikan kertas.

         "Eh, Maya! Sendirian aja? Nggak nontonin Mitchel?" Kok? Kenapa deh ini Kak Andre tiba-tiba. Dia mengisyaratkan kedua temannya untuk menggantikan dia, lalu duduk di standku.

        "Nggak, gue kalau main ke rumah lo, pasti kata Abel lo lagi pergi sama Mitchel. Lo pacaran sama dia?"

        "IH! ENGGAK KOK KAK! AKU CUMAN SERING KE SANGGAR KELUARGANYA AJA!"

         "Aduh! Gausah teriak-teriak. Ahahahaha bagus deh kalau gitu." Ujar Kak Andre sambil mengusap-usap puncak kepalaku.

        "Ah, maaf ya, Kak. Abisnya, Kak Andre sih..." Kak Andre hanya tertawa-tawa kecil. Lah kok gemas. Eh, Kak Andre sih memang gemas sedari dulu. Hahaha! Jujur sih, waktu SMP aku pernah naksir Kak Andre. Kalau sekarang mungkin dipikir-pikir itu cuman kagum sepertinya.

       "Ini bukan yang dibuat di sanggar?" Kak Andre mengambil paper quilling berbentuk sapi. Kak Andre suka binatang sapi. Aku mengangguk-angguk membenarkan pertanyaan Kak Andre.

       "Gue beli ini sama tas itu, yang bekas plastik sabun cuci piring dong, May! Lumayan buat Bunda belanja nggak usah pakai kantong plastik."  Tapi, aku membungkus belanjaan Kak Andre pakai kantung plastik. Yah... Sama saja. Hahahah

       "May, lo nggak mau nonton Mitchel?"

       "Kalau aku nonton, yang jaga stand siapa Kak? Nggak deh... Nggak apa-apa."

       "Ada gue, tenang aja! Toh udah ada harganya kan? Nonton aja, May." Kak Andre menyerahkan kertas jadwal acara yang tadi Mitchel kasih kepadaku.

        "Gih, sana!" Tanpa babibu, aku langsung menuju lapangan basket. Kulihat Jono sedang membawa dua bola basket. Sepertinya pertandingan sudah selesai.

        "Jon! Jono! Ayo ke auditorium yuk! Liat ujian masuk Serenade!" ujarku sambil menarik-narik kemeja Jono.

       "Apaan sih, May! Ini belum beres masih ada 3 pertandingan lagi elah! Nonton pacar sendiri pake ajak-ajak selingkuhan! Sana-sana!" Ditolak oleh Jono, aku mencari Mas Abel. Tidak sulit menemukan Mas Abel, dia ada di bangku lapangan sambil menulis-nulis sesuatu.

        "Mas Abel!" Baru saja aku menghampirinya, dia langsung mengusirku dengan tangannya.

        "Sana-sana! Gue sibuk!" Ngeselin abis! Awas saja mereka berdua!

BlogiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang