Bab III ~ Stay

1.1K 52 1
                                    

             Sudah berhari-hari kami berjalan, matahari masih terasa menyengat dan kami tidak bisamerasakannya lagi. Persediaan makanan dan minuman kami mulai menipis dan kamiakan kelaparan. Lilianne berjalan kesana kemari membuatku pusing akantingkahnya. Aku tidak tahu apa yang dilakukannya tapi kemudian aku tahu saatlampu berubah menjadi merah dia bernyanyi sambil shake tangannya yangberisi tutup botol ke atas dan kebawah. Aku tidak akan berpangku tangan meskililianne telah berulang kali melarangku tapi aku akan tetap membantunya mencariuang dengan mengelap kaca mobil karena tidak mungkin aku ikut mengamenbisa-bisa kami tidak akan mendapat uang hanya karena suaraku yang kurang enakdidengar. Tak jarang ada copet atau preman setempat yang mengambil uang kami.Kami mengakali mereka dengan menaruh beberapa di sepatu kami. Uang yang takseberapa itu kami belikan beberapa roti . Untuk menghemat persediaan kami tidakboleh makan lebih dari tiga buah roti dalam sehar untuk perorangan tapiterkadang lilianne merelakan beberapa buah untukku makan. Saat lilianne sudahterlelap karena kelelahan aku menangis,aku berpikir lebih dalam lagi.Seandainya waktu dapat kembali kemasa yang telah lalu kehidupan mana yang lebihbaik buat kami? Kehidupan penuh dengan berbagai macam siksaan atau kehidupankelaparan dan terlunta? Aku sendiri tidak tahu tapi ini tidak akan terjadi jikaorang tua kami memperlakukan kami dengan layak seperti anak-anak pada umumnya.             

                 Malam itu kamibermalam di depan sebuah gereja yang cukup besar dan mewah dengan alas koranyang sama dan selimut dari baju kami. Gereja terlihat sepi namun terlihatsangat indah karena kilau lampunya. Udara bertiup lebih kencang dan menjadisemakin dingin kurapatkan lagi 'selimut'ku hingga kemudian kegelapan menelanku.Aku tertidur. Aku bangun karena suara terdengar riuh di sekelilingku hingga akutak bisa menangkap apa yang mereka bicarakan. Mataku belum sepenuhnya terbuka saataku melihat seorang remaja laki-laki mendekati kami. Mmm.. Mungkin lebihtepatnya memandang lilianne lekat-lekat yang sepertinya masih tidur. Berulangkali tangannya ingin menyentuh kulit lilianne tapi selalu tidak jadi,dia hanyamerapikan helai-helai rambut yang menghalangi wajahnya. Kemudian remajalaki-laki itu pergi setelah meletakan beberapa bungkus roti di dekatkami.Keesokan harinya Lilianne mulai mengamen dijalanan kali ini membawa botolair mineral berisikan kerikil-kerikil kemudian menshakenya. Keesokan harinyamenjelang dia kembali dengan membawa beberapa lembar uang dan beberapa bungkusroti yang sama dengan yang diberikan remaja itu. Mungkinkah mereka orang yangsama? Entahlah akupun tidak tahu.

               Siang hariberikutnya ada seorang wanita mendatangi kami,dia cantik tapi sedikit kurus.

"Hai.. AkuCherry Avent maukah kalian tinggal bersamaku?" Kami tidak mengatakanapa-apa,aku bersembunyi di balik punggung Lilianne.

"Aku samasekali tidak ada niat jahat,aku salah satu jamaat disini kau bisa menanyakankepada pengurus gereja beberapa dari mereka mengenalku."

" Kau baik?"tanyaku yang masih bersembunyi di balik punggung lilianne.

" Yah.. Akubaik,siapa nama kalian cantik."

" SayaLilianne dan ini adik saya emma."

" Nama yangcantik sesuai dengan wajah kalian. Tinggallah bersamaku,aku sedang kesepiankarena harus tinggal sendirian."

 Aku kemudian melihat lilianne mengangguk dankami mulai membereskan baju kami dan mengikutinya menuju sebuah mobil yangterlihat mengkilat. Mobil berhenti di sebuah rumah sederhana yang terbuat darikayu. Aku sangat menyukainya,rumah ini berkesan hangat.

"Masuklah,kuharap kalian menyukai rumah ini."

" Kalian maucokelat panas?" aku dan lilianne mengangguk.

" Kamar kalianada diatas urutan ke dua setelah tangga"

Liliannemembawaku menuju atas,aku benar-benar menyukai rumah ini lantai dan semuaperabotan yang ada di dalamnya. Saat aku memasuki kamar aku semakin menyukainyakarena suasana yang tercipta sedikit berbeda lebih anak perempuan dengan tempattidur susun,meja belajar,lemari buku dan lemari baju. Lilianne diam danmembereskan pakaian kami.

"Kalian suka?"aku dan lilianne kaget akan kedatangannya.

"Ya, terimakasih."

"Sebenarnyaini semua untuk anakku tapi dia tidak bisa bertahan di kandunganku. Jika diahidup akan seusiamu Lilianne. Anggaplah ini sebagai rumahmu,kalian dapatmemanggilku mom tapi jika kalian tidak nyaman Cherry sudah cukup. Makanan sudahsiap dibawah setelah kalian selesai beres-beres dan mandi.

Sehari duahari berlalu semuanya terasa canggung dan kaku. Kemudian hari bergantiminggu,Lilianne dan aku mulai terbiasa bahkan kami mulai bersekolah lagi.Lilianne sudah berani berbicara dan membantu cherry di dapur,sedangkan akumembantu membersihkan rumah dan masih belum berani untuk berbicara. Tapiseiring berjalannya waktu aku mulai percaya bahwa sosok Cherry adalah sosokyang baik hati dan tulus.

Cherry Aventseorang janda tanpa anak yang telah disia-siakan oleh sang suami. Bekerjasebagai salah satu perawat di rumah sakit di bagian anak-anak penderita kanker.Cherry sering mengajak kami kesana untuk menghibur anak-anak malang itu.Sebelum bertemu dengan mereka aku merasa akulah orang paling menderita seduniatapi setelah aku mengenal mereka aku jauh lebih bersyukur karena Tuhan masihmemberi kesehatan. Bermain bersama itu yang biasa kami lakukan dan Lilianneselalu menghibur mereka dengan suara emasnya itu membuat mereka bahagia. Danmau tidak mau senyuman itu menular kepada kami. Dalam kunjungan kami secaratidak langsung Cherry mengajarkan rasa peduli juga dibutuhkan dalam hidupmanusia karena membuat orang bahagia kita juga ikut bahagia.

Aku danLilianne selalu bersekolah yang sama hanya berbeda tingkatan. Lilianne beradadi tingkat atas dan aku di tingkat bawahnya,penampilan kami juga berbeda Liliannemasih tetap girlly sedangkan aku berubah menjadi manly. Lilianne protes,itutentu saja. Tapi perubahan ini sudah kupikirkan sejak percobaan pemerkosaan ituterjadi. Selain itu aku juga mengikuti ekstra bela diri dan itu tidak hanyasatu. Semakin berjalannya waktu aku membuktikan akulah yang terbaik karenatelah menerima berbagai macam penghargaan dalam ilmu bela diri. Tidak ada yangberani mengganggu kami atau mencoba menyakiti kami. Tidak... Sebelum laki-lakibernama James hadir di dunia Lilianne. Kakakku.

The Cherrys~Book of EmmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang